Home » Bekasi-Ku » Ma’isyah? Bekasi aja… [Aku Cinta Bekasi #2]

Ma’isyah? Bekasi aja… [Aku Cinta Bekasi #2]

Sudah ku bilang kawan, Bekasi itu salah satu kota industry terbesar di asia tenggara. Ga percaya? Coba tanya om Google dech. Karena berdasarkan informasi yang ku dapatkan dan beberapa analisis ku selama ini. Bekasi memang sumber rizki. Lumbung padi bagi pribuminya itu sendiri maupun pendatang seperti aku ini! Ini buktinya : Saat ini Kota Jababeka merupakan kawasan industri manufaktur terbesar di Asia Tenggara dilengkapi dengan world-class infrastructures antara lain Water Treatment Plant, Waste Water Treatment Plant, Fiber Optic, GE Power Plant dan memiliki satu lapangan golf terbaik di Indonesia yang didukung oleh estate management profesional dengan standar internasional.*

Tuh kan, apa kata ku bilang. JABABEKA! Berarti secara otomatis salah satunya adalah Bekasi. Tak perlu kau ragu untuk mempercayainya karena jika kau sudi untuk berkunjung ke kota yang sedang ku pijaki ini, kau akan temukan kawasan industri di mana-mana. Bukan saja kawasan industi, melainkan sumber rizki (syababiyahnya) yang lainnya seperti instansi-instansi pemerintah, kantor-kantor, universitas-universitas sampai warung padang dan pecel lele pun bertengger di sepanjang jalan. Pokoknya dijamin ga bakalan kelaperan dech, insyaallah… Karena apa? Karena Bekasi adalah kota yang tepat untuk mencari ma’isyah. Tanya saja pada tetangga-tetangga kalian yang di kampung… Bagaimana rasanya tinggal di Bekasi? Sekumuh apapun pada saat di Bekasi, tapi pas di kampung terkesan layaknya orang-orang berada. Lucu memang, namun itulah kenyataan teman, dan kau harus akui itu!

Hanya saja kau perlu ingat bahwa ilmu akan membawa mu ke lumbung padi tersebut, tanpa ilmu kau akan kewalahan teman! Karena Bekasi adalah kota besar! Kau tahu apa artinya? Jika tak punya ilmu, janganlah berharap ke kota kalau-kalau tak mau seperti orang-orang (yang bukan keinginannya) terlunta-lunta di pertigaan, perempatan lampu merah, di angkot, di bis-bis dan luar mall memegangi kecerekan, gitar mungil, botol akua yang diisi pasir, modal suara dan seabrek luar biasa sederhananya mereka. Jelas, itu bukan keinginan mereka. Asstaghfirullah… semoga aku tidak terjebak pada perkataan yang menghujat atau merendahkan harga diri seseorang! Bukan, bukan bermaksud demikian! Namun, hanya ingin mencoba mengambil hikmah atas apa yang terjadi di kota Bekasi ini! Ingat ya, kita sedang membicarakan BEKASI! Dan semua itu adalah realita yang ada.
Aku tak sanggup dan tak sudi jika harus menyenandungkan lagu Edcoustic dengan lirik :

Kata-katamu tak sempat lama kan lampu merah
Cepat kau menepi menghitung kepingan rupiah
Arif tak peduli walau panas hujan menerpa
Untuk sebuah kehidupan

Anak kecil berlarian dibelantara kota
Bernyanyi dengan alat musik sangat sederhana
Arif tak peduli masa kecilnya tlah terampas
Bahkan cita-citamu hampa

Reff :
Sepuluh seratus bahkan seribu
Seratus ribu bahkan sejuta Arif menunggumu
Uluran tanganmu
Demi generasi jauh disana

Pernahkah kau pikir andai kau Arif sebenarnya
Berjuang menepis keangkuhan manusia kota
Arif tak peduli hatinya terbentur prahara
Bahkan cita-citamu hampa

***
Sungguh aku tak mampu jikalau harus berulang-ulang hatiku bersenandung demikian ketika melihat alif-alif yang berserakan. Tak ingin lagi! Daki mererka, kumalnya mereka, keringat mereka, bau matahari mereka selalu menikam mata ku hingga berlumuran hujan deras dan membidik hatiku, mengoyak-ngoyaknya hingga hatipun menangis meronta-ronta, ingin berikan yang terbaik namun apalah daya yang kakak mu punya hanya kepingan recehan dan lembaran kumal, dek! Dan tentu saja do’a, do’a agar segera kau terurusi, tak lagi bumi menjadi alas tidur mu, langit sebagai atap tempat tinggal mu dan makanan sisa sebagai asupan gizi mu! Tak tega sungguh aku melihatnya. Huffh…
Solusinya? Hmm… andaikan semua orang sadar tentang hal ini, sepertinya pemerintah perlu mengadakan sebuah pelatihan kesadaran dan kepedulian sosial semacam ini! Program pemerintah yang dikhususkan untuk orang-orang mampu atau menengah ke atas yang diadakan setiap dua minggu sekali, pelatihan-pelatihan upaya pemerintah demi terwujudnya kesadaran pada masyrakat ekonomi lemah, misalnya… Atau tidak, jika saja melirik ke ajaran Islam, kita akan mengenal dengan yang namanya Zakat! Tepat dan cocok sekali sepertinya dengan kondisi saat ini, sempurnalah sudah jika sistem zakat yang dipakai. Ini hanya usulan… silahkan dipertimbangkan…
memang akar permasalahan dari semuanya ini adalah masih banyak rakyat yang miskin.
Maka sangat setuju sekali dengan program pemerintah daerah Bekasi yang dengan baik hatinya membebaskan uang sekolah sampai SMA, meskipun selalu saja ada yang mensabotase akan hal itu. Namun di luar dari itu, two thumbs for Walikota Bekasi.

Kita tinggalkan sejenak nasib malang mereka.
Kini, lihat kemari pada pena yang kan ku ukir. Tentang ma’isyah yang terjadi pada ku di Bekasi ini. Dari tadi ma’isyah-ma’isyah mulu! Sebenarnya apa sih ma’isyah itu? Kata kite orang Betawi ma’isyah itu rezeki, tong! Rizki itu harus dicari betul? Nah, yang ku maksud adalah alangkah lebih tepatnya jika kalian yang membaca tulisan ini sedang menganggur tak ada kerjaan sebaiknya kemarilah maka Bekasi akan bertanya : bawa apa kamu ke sini? Jawablah, bawa cinta dan ilmu! Itu yang paling penting.
Rizki itu terhampar luas di jagad raya ini, betul? Begitu pula dengan Bekasi! Bekasi hanyalah butuh kontribusi, maka bersiaplah rizki akan mengikuti mu. Memang rizki itu telah diatur, namun tentunya kau ingat pasti dengan kata yang tak asing bernama ikhtiar? Ya, hasil (rizki) itu bergantung pada akumulasi ikhtiar yang kita lakukan. Masih ingatkah dengan kalam Rabb ku, Rabb mu, Rabb kita semua bahwa

Sesungguhnya ALLAH tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum mereka merubah keadaan diri mereka sendiri. (QS. Ar-Rad (13) : 11)

So, what are you waiting for? Bergeraklah tuntaskan perubahan untuk menuju lebih baik. Bergerak ku kini, ya di Bekasi ini! Allah telah menyuguhkan jalan di sini, jadi tak kan mungkin kesempatan yang Allah beri itu, ku sia-siakan begitu saja.
Sedikit pengalaman pribadi, ketika satu tahun berada di Bekasi. Kau tentu tahu dengan pizza, humburger, donkin donut, KFC, makanan yang sering disiarkan di Televisi-televisi itu, bukan? Aku pun mengenalnya di TV. Dulu, ketika aku masih SMP, aku berkeinginan untuk menyicipi makanan tersebut, tapi sayang di kampung ku mana ada makanan yang kayak gituan? KFC saja baru muncul tahun 2009 kemaren dan yang lainnya? Belum pada nongol tuh! Dan alhamudillah akhirnya setelah menginjakan kaki di Bekasi, aku bisa menghapuskan segala rasa penasaranku selama ini. Oya, kebab (makanan Arab yang baru ku kenal tahun kemarin saja, pernah ku cicipi… Alhamdulillah…) Bahkan, tahukah? Hussst… Jangan bilang-bilang ya, melihat monas secara langsung, naik taksi pertama kali, naik buss way di Jakarta, menikmati asyiknya Dufan, nonton Laskar Pelangi di XXI Bekasi Square dan adu dance dengan program timezone di MM (waktu itu karena teman perempuanku yang ingin mentraktirku, memaksaku). Aku ditertawakan bukan main… Lucu katanya… Sebuah dosa yang tak bisa terlupakan. Ya, semua itu bisa ku alami semenjak ku di Bekasi… Rabbi… Betapa kampungannya aku ini! Terkesan konyol memang, tapi bagiku itu adalah rizki yang melimpah ruah yang baru ku alami se-umur hidupku, tentu saja di kota ini. Dan tentu kau bisa bayangkan bukan, betapa berbunga-bungannya aku ketika penasaran menghantui keinginan itu akhirnya tercapai juga… Syukurku tapi tobat untuk pengalaman adu jingkrak-jingkrakan di timezone itu!
Begitulah…

Nur’aeni

********************
*http://www.jababeka.com/news/kota-jababeka-membangun-indonesia-movieland-26.html

Print Artikel Ini Print Artikel Ini
Posted by shinefikri on Jan 29 2010. Filed under Bekasi-Ku. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

4 Comments for “Ma’isyah? Bekasi aja… [Aku Cinta Bekasi #2]”

  1. komarudin ibnu mikam

    hm…..saya sama sekali ga bangga dengan kawasan industri.
    Karena kawasan industri di selatan lah, tanah-tanah moyang kami di Bekasi Utara Rusak!

    [Reply]

    shinefikri Reply:

    @komarudin ibnu mikam, duh bang komar… kan setiap orang punya persepsi masing2 tentang kebanggaannya terhadap Bekasi. Bagi aku orang perantau, ya salah satu kebanggaan ku di situ. coz disadari or tidak, teman2 ku banyak yg kerja di pabrik2 bang… otomatis, mereka dapat rezeki dari situ jg kan untuk kehidupan sehari-hari… tapi thanks yak bang dah mengingatkan… ternyata ada persepsi lain tentang ini!

    [Reply]

  2. Bekasi yang kaya raya ibarat gadis cantik nan mempesona, kini telah dirusak tanpa perasaan. Seharusnya gadis cantik bernama Bekasi itu dibangun demi kemajuan..dipercantik, dipersolek, didandanin agar kecantikannya tetap terjaga…berupayalah, salah satunya program Bekasi Hijau. Hidup Bekasi Hijau!

    [Reply]

    shinefikri Reply:

    @Majayus Irone, setuju pa dengan komennya… masalahnya adalah belum ada kesadaran dari warga itu sendiri! kalo emang udah ada kesadaran, gampang untuk merealisasi…
    semoga kita bukan termasuk hanya omdo (omong doank), semoga bisa benar2 merealisasi Bekasi yang Hijau…
    Hiduuup!!!

    [Reply]

Leave a Reply

Amprokan Blogger | Temu Blogger Nusantara


Amprokan Blogger

Sponsor

images-1

---

Member Be-Blog

Sudahkah Anda menjadi bagian dari Be-Blog?

Siapa saja yang sudah terdaftar?

Login

Login Anggota
Lost Password?

Shoutbox


Loading

WP Shoutbox
Name
Website
Message
Smile
:mrgreen::neutral::twisted::arrow::shock::smile::???::cool::evil::grin::idea::oops::razz::roll::wink::cry::eek::lol::mad::sad:8-)8-O:-(:-):-?:-D:-P:-o:-x:-|;-)8)8O:(:):?:D:P:o:x:|;):!::?:



Gabung di Milis Blogger Bekasi

Powered by Yahoo Groups

© 2010 Komunitas Blogger Bekasi. All Rights Reserved. Log in

Switch to our mobile site

- Designed by Gabfire Themes