mikrolet hitam merah
Artikel, Bekasi-Ku Friday, February 12th, 2010 838 views
Saya tinggal di Bekasi sejak saya mulai sekolah SD. SD saya di daerah kalimalang, tepatnya di belakang Swalayan Hembo Superindo Duren Sawit. Rumah saya adalah rumah terjauh untuk anak ukuran SD saat itu.
Saya masih inget kalo temen2 SD saya nanya,
Teman : rumah kamu dimana?
Saya : di… *mikir antara ngomong jujur tapi pasti mereka ga tau atau ngarang2 atau ga usah dijawab?!*
Saya : di bekasi…
Teman : dimana tuh?!
Tuh kan?!
Dari kelas 2 SD, saya pulang sekolah menggunakan angkot.
Kenapa ga naik jemputan? Hm.. karena saya sebel!!!! Loh?! Begini maksudnya…
Rumah saya yang terjauh, otomatis saya yang dijemput duluan dan dianter pulang belakangan. Dijemput setengah 6 pagi *dulu tuh jam segitu, gelapnya sama kaya jam 4 pagi* dan pulang satu setengah jam kemudian setelah supir jemputan khatam mengantar temen2 sejemputan! Keburu pingsan kelaperaaannn (.
Itulah latar belakang kenapa saya lebih suka ngangkot dibandingin naik jemputan.
Dari hari pertama saya ngangkot, saya ingat, bokap berulang2 wanti2 supaya ga diculik orang ga nyasar ke antah berantah.
Nanti kalo pulang, naik mikrolet M19 yang tulisannya MERAH atau M26 yang tulisannya HITAM. Jangan naik M29 yang tulisannya merah ya.. mikrolet itu belok di lampiri.
Saat itu, saya cuma angguk2 aja. Patokannya MERAH atau HITAM.
Kalaupun saya lupa antara 19 atau 29, lebih aman naik mikrolet yang tulisannya warna ITEM.
Alhamdulillah saya ga buta warna. Kalo buta warna, trus ga tau nomor mikrolet pula, tamatlah sudah.
Saat itu, tarip pelajar untuk mikrolet dan ongkos seluruh angkot di Jakarta masih Rp. 100,-. Beneran deh, ga boong!
Waktu itu saya dikasih sangu Rp. 1000,-.
Hm… bukan karena saya anak orang kaya, tapi kayanya bokap lebih takut saya ilang karena nyasar trus ga punya ongkos dan kelaparan pula. Jadinya dikasih duit berlebih .
okey, terlepas dari nostalgia lokasi rumah dan jumlah uang jajan, beberapa waktu lalu saya kembali mengingat2 lagi tentang merah & hitam mikrolet2 itu.
Sampai sekarang, mikrolet masih sering saya gunakan, terutama ketika saya pulang ke Bekasi di hari kerja terakhir setiap minggunya & saat jalan2 disekitar jalan kalimalang.
Mikrolet2 yang melintasi daerah Jakarta Timur & Bekasi tersebut ternyata sudah tidak menandai identitas trayek jurusannya dengan MERAH atau HITAM lagi, tapi digantikan dengan menggunakan stiker2 dekoratif yang ditempel di kaca jendela dekat pintu, di kaca belakang, kaca jendela sisi kanan (sisi supir) dan tentunya di kaca depan.
Selain menggunakan stiker2 dekoratif untuk menunjukan identitas trayek, kadang para supir atau pemilik angkot tersebut menambahkan ‘kata2 mutiara’ untuk mencirikan kendaraannya.
Seperti misalnya mikrolet yang di kaca belakangnya berstikerkan THE NEW MICHAEL JORDAN, yang punya kesan tidak begitu baik setiap saat saya menumpang mikrolet itu. Terakhir saya menumpang mikrolet ini sekitar 2 tahun lalu sebelum saya kos di deket kantor. Dulu saat saya masih berangkat kerja PP, tiap pagi pasti saya naik mikrolet dengan identitas ini.
Errrggghhh… supirnya sangat amat menyebalkan!!! macet-ga-macet, ada-ga-ada calon penumpang yang berdiri menunggu di tepi jalan, si supir pasti membunyikan klakson. Berisikkk.. pagi2 gitu loh.. waktunya saya melanjutkan tidur selama perjalanan ke kantor yang sempat terputus .
Terlepas dari kata2 tambahan selain identitas trayek mikrolet2 tersebut, saya masih tetap penasaran kenapa sekarang warna MERAH HITAM udah ga dipake lagi?
Apakah sudah tidak sesuai dengan trend warna tahun yang sedang berjalan? *kaya koleksi warna kosmetik?!*
Atau apakah ada hubungannya dengan buta warna?!
Atau ada opini lain?
PS. Tulisan aslinya ada disini, dibuat dalam rangka mengikuti lomba Aku Cinta Bekasi. Wish me luck ya
Quinie adalah seorang blogger komuter Cikini-Bekasi yang doyan curhat, pinky lover, high heel-er, berisik, cerewet, bawel, tapi tetap baik hati kok :D. Find her closely @ Ratu de Blog

Handcrafted Furniture | Hand Painted Furniture | Hand Made Furniture | Custom Made Furniture
[Reply]