Filosofi SOL SEPATU, Resep Sukses Memimpin Bekasi?
Artikel, Bekasi-Ku Friday, February 12th, 2010 531 views
TERTARIK JADI pemimpin di Bekasi? Silakan saja, tidak ada yang melarang kok. Kan sekarang bukan jamannya jadi pemimpin itu harus “disetting” sesuai keinginan kelompok tertentu saja. Tapi percaya deh, nggak gampang jadi pemimpin yang dicintai rakyat dan disukai semua pihak.
====
KALAU saya sih ingin pemimpin kita, pemimpin di Bekasi yang kita cintai ini, punya ‘Filosofi Sol Sepatu’. Wah, Anda jangan berpikir saya meremehkan pemimpin kita loh. Justru hal-hal remeh seperti inilah yang kita sering luput. Padahal, bisa diterjemahkan dengan makna yang dalam dan serius.
Sebelumnya saya mau bertanya, apakah Anda punya sepatu? Terserah apapun mereknya. Pasti punya dong. Tapi bagaimana rasanya bila sepatu yang murah, mahal, dan sangat mahal yang Anda punya itu sol sepatunya mulai aus, berlubang atau menipis? Masihkah terasa nyaman? Masihkah tetap terasa berharga ratusan ribu atau malah puluhan juta? Saya jamin tidak!
Sol sepatu posisinya memang paling bawah, tidak kelihatan kalau diperlukan. Sol sepatu juga tidak bisa pamer, apakah dibuat dari kulit yang mahal atau murah. Sol sepatu seolah hanya menjadi pelengkap dari satu merek yang mungkin terkenal atau mungkin tidak terkenal sama sekali. Tapi, tanpa sol sepatu, dijamin kaki Anda bisa lecet, jalan terseok-seok, atau kalau pun nekat, sepatu itu tetap terasa ada yang kurang dan tidak nyaman. Jadi, jangan remehkan sol sepatu.
Saya melihat dalam sebuah dimensi kemanusiaan. Apakah Anda bawahan yang paling bawah? Ataukah Anda [justru] seorang atasan yang tidak pernah melihat ke bawah? Jangan pernah menganggap orang bawah bahkan yang paling bawah itu tidak penting. Jangan pernah menganggap orang bawah itu seperti kerikil yang menyelip di sela-sela jari kaki dan buru-buru kudu disingkirkan.
Mereka –para bawahan dan orang yang dibawahkan— justru menjadi pondasi dari satu bangunan yang disebut kemanusiaan. Jika tidak disiapkan dengan kokoh, bangunan itu bisa roboh. Sayangnya, kadang-kadang kita memilih merobohkan bangunan lama dan membangun bangunan baru. Padahal, toh mereka selalu butuh pondasi yang kuat untuk berdiri tegak.
Pernahkah kita memperhatikan, sol sepatu yang biasa kita pakai [mungkin malah setiap hari] menjadi pondasi kita untuk berjalan nyaman, menapak mantap dan tak membuat lecet-lecet. Kalau tidak, mari kita sama-sama mengingatkan, jadilah orang yang selalu merawat sol sepatu itu.
Filosofi yang saya analogikan sebenarnya sederhana saja, jangan pernah meremehkan siapapun yang seolah dan kita anggap berada di bawah kita. Bukannya pemimpin itu merangkul yang bawah, tengah dan atas secara equal? Ibarat keluarga, pemimpin haruslah adil kepada ‘anak’ yang nakal, ‘anak’ yang pendiam atau ‘anak’ yang biasa-biasa saja.
Jadi, menjadi pemimpin, tidak hanya di Bekasi sih, [harusnya] kalau bisa jangan sampai merobohkan bangunan kemanusiaan itu hanya karena selalu menganggap remeh pondasinya. Sol Sepatu bisa bikin sakit juga loh…

wah, konsep sederhananya mas djoko ini cukup inspiring. kadang kita memang suka lupa sama yang namanya sol sepatu eh maksutnya sama orang di bawah kita… keep posting mas djoko .. salam dr jatibening
[Reply]
Mas Cengrenges, ma kasih komentarnya ya…..saya hanya mencoba melihat dari hal2 kecil yang sering kita abaikan. Semoga bisa membawa pencerahan dan kebaikan buat kita dan pemimpin kita. Salam !
[Reply]