Khan di mataku
Film, Head Line, Resensi Wednesday, May 26th, 2010 615 views Print Artikel IniKawanku harus nunggu 6 (enam) jam di mall untuk menyaksikan film My Name is Khan. Sebuah film yang diunggulkan untuk menyabet banyak gelar di berbagai ajang penghargaan insan perfilman.
Inilah film Cinta yang sangat mudah ditebak endingnya tetapi ternyata sangat menguras air mata saat mengikuti perjalanan Cinta Khan (Shahrukh) pada Mandira (Kajol). Di awali dengan plot cerita yang agak terasa lambat dan monoton, cerita terus bergulir dan makin lama makin asyik untuk diikuti.
Adalah Khan, seorang penderita sindrom Asperger yang dididik dengan sangat baik oleh Ibunda tercintanya. Begitu sayang sang ibunda pada Khan kecil, sehingga Zakir, adik Khan, jadi sedikit terabaikan. Kecerdasan yang luar biasa dari Khan membuat ia lebih diperhatikan dibanding adiknya. Untungnya plot cerita tidak membahas hal ini dengan lebih detil, karena bisa jadi cerita akan lari dari fokusnya.
Cerita selanjutnya lebih menitikberatkan pada kisah cinta Khan pada seorang janda beranak satu, Mandira. Penontonpun dibuat tersenyum-senyum melihat cara Khan memikat Mandira dan juga anak kecintaan Mandira, Sameer.
Cerita berubah menjadi menegangkan ketika terjadi peristiwa tanggal 11 September 2001 atau lebh dikenal dengan peristiwa 9/11. Warga muslim India dianggap sama dengan etnis Afghanistan. Kecurigaan masyarakat Amerika terhadap kaum muslim begitu membabi-buta, sehingga kehidupan Khan dan keluarganya ikut terseret dalam suasana yang sangat tidak menguntungkan.
Puncaknya ketika Samer harus menerima perlakuan kejam dari para pembenci kaum muslim. Adegan ini meskipun digarap kurang begitu bagus, namun cukup menimbulkan kesan betapa sakitnya kaum muslim di Amerika pasca 9/11.
Mandira bahkan rela untuk berpisah dengan Khan yang muslim, karena gara-gara kemusliman Khan, maka Samer dianiaya oleh teman-teman Amerikanya. Betapa hancur hati Khan berpisah dengan Mandira, sehingga Khan perlu menanyakan kapan bisa kembali berkumpul dengan Mandira.
Disinilah film mulai makin memikat. Ucapan Mandira yang minta agar Khan pergi menemui presiden untuk menyatakan bahwa mereka -etnis India- bukan teroris, telah membuat Khan punya niat untuk melaksanakan permintaan Mandira itu.
Perjuangan yang sangat tidak mungkin dilakukan oleh seorang rakyat etnis India muslim. Dari sudut pandang manapun rasanya tidak mungkin seorang etnis India muslim bisa bertemu dengan seorang presiden Amerika Serikat.
Ini memamg petualangan yang luar biasa dari seorang yang biasa-biasa saja untuk menemui presiden sebuah negara Adidaya yang sangat sulit untuk ditemui.
Tidak pelak lagi, akting Khan memang sangat memikat. Ia begitu ganteng dan begitu pas memerankan sosok penderita autis. Pasti diperlukan penghayatan yang luar biasa dari seorang Khan yang biasanya berperan sebagai orang yang normal.
Kekuatan Cinta terasa sangat mendominasi cerita ini. Inilah kisah Cinta yang digarap dengan seting yang sangat berbeda dibanding kisah cinta yang pernah ada di film lain.
Akankah film ini sehebat pendahulunya, Slumdog Millionaire? Ataukah justru lebih hebat lagi, kita tunggu saja saat ajang penghargaan pada para insan perfilman dilaksanakan.
Tidak rugi antri berjam-jam untuk nonton film ini. Semua jempol untuk “My Name is Khan”
+++
Dimuat juga di Blog Pribadi
+++Penulis adalah Wakil Ketua BeBlog yang aktif juga di Komunitas Blogger Cikarang, blog pribadinya ada di "Kehangatan Blog Eshape".
Selain itu aktif juga dalam kegiatan Bisnis Kuliner Nasi Goreng maupun Mie Ayam SEHATI
Nick namenya Eko Eshape Print Artikel Ini
aku nonton film ini dua kali mas,di 21 dan dvd di rumah.
filmnya menharu biru meski senyum2 jg liat tingkah khan yg kdg lucu hehe….
Gak rugi mas nonton film ini,… mengajarkan cinta kasih tanpa memandang agama dan ras jg….
[Reply]
eshape Reply:
May 27th, 2010 at 9:04 AM
@irmasenja,
aku mbayangin kalau nonton pilem ini bareng mas Irfan
pasti gantian makai sapu tangan deh
kalau bawa tisu habis dua bungkus ‘kali
salam
[Reply]
Wah sayang saya belom Nonton nih Film…..bukan apa2 kagaknahan ama tari perutnya……….he 3x, ntar aye cari DVDnya dah…………..
Kreatif juga olah gambarnya………………….
[Reply]
eko eshape Reply:
May 27th, 2010 at 1:23 PM
@Bang Mahfud,
gambar diambil dari situs fisbuk resminya film itu mas eh Bang
kayaknya di pilem ini gak ada tari perutnya dan gak ada juga tari-tari model film India yang sering kita lihat
salam
[Reply]
BangMahfuz Reply:
May 27th, 2010 at 1:42 PM
@eko eshape,
orang kate belom nonton…….makanya kagak tau……..(gitu kata si Dul:Asal Goblek)
[Reply]
sayang hanya sebuah film, realitanya mungkin hanya sebagian yg spt itu. crita dari teman, bahwa sebagian dari dialog mensitir sebagian dari alqur’an adalah tidak ada. yg dimaksud adalah Jihad. padahal Jihad adalah benar ada dlm alqur’an…..tp sebaiknya memang hrs nonton
[Reply]
eko eshape Reply:
May 27th, 2010 at 1:24 PM
@febri,
penggambaran kisah Ismail dan Ibrahim sangat bagus di film ini
temanku yang non muslim juga terkesan dengan model penyampaian cerita Ismail dan Ibrahim yang sangat sejuk
mau tahu?
ya memang harus nonton …
[Reply]
aku nonton awal-awalnya saja, karena kurang tertarik g ta’ terusin,hehehe…
[Reply]
eshape Reply:
July 15th, 2010 at 9:28 AM
@nida,
di awal memang ceritanya agak lamban
tapi begitu masuk ke konflik, maka mata sudah tidak bisa lepas dari monitor
coba nonton lagi aja
salam
[Reply]