Home » Artikel, Teknologi » Media Cetak vs Internet

Media Cetak vs Internet

Media cetak vs Internet KEPUNAHAN MEDIA CETAK TINGGAL MENUNGGU WAKTU?

Oleh: Bene Waluyo dan Anggi Kusumah

Wacana bakal punahnya media cetak di dunia ini sempat mencuat pada tahun 2005, ketika Ruppert Murdoch, raja media dari Amerika Serikat, mengatakan bahwa suatu saat nanti media cetak akan habis dan digantikan oleh media online. Pemilik 21th Century Fox, Fox Television, dan New York Post ini juga sudah mulai masuk ke wilayah internet untuk menghadapi “ramalannya” sendiri. Namun apa yang terjadi, setahun kemudian justru media cetak tercatat makin berkibar. Menurut Luthfie (2007), pada 2006, sirkulasi koran di seluruh dunia meningkat 2,3%, dan selama lima tahun terakhir naik 9,48%.

Peningkatan terjadi di Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika Selatan. Satu-satunya yang menunjukkan penurunan hanyalah Amerika Utara. Pendapatan iklan koran di seluruh dunia pun meningkat 3,77% atau naik 15,77% dalam lima tahun terakhir. Malahan waktu itu justru media internet yang satu-persatu tumbang karena memang tak banyak yang berminat untuk memasang iklan di sana.

Di Indonesia kita tahu dulu ada astaga.com yang sempat merajai dunia internet, sempat pula mengalami masa kritis, meski akhirnya saat ini bisa tetap eksis. Pemasangan iklan baris gratis di media onlline pun akhirnya menyerah juga dengan kondisi waktu itu, bahkan hingga kini. Era tahun 2005 – 2007 sepertinya orang kembali membaca koran untuk mencari iklan baris, ketimbang membuka web khusus yang isinya iklan baris semua.

Smartphone makin membuat eksis internet Keadaan menggeliatnya kembali media cetak seperti yang ditulis di atas rupanya tidak bertahan lama. Era tahun 2008 hingga saat ini, media cetak kembali menuai ancaman eksistensi. Kehadiran telepon genggam yang semakin canggih teknologi internetnya, mengguncang keberadaan media cetak secara keseluruhan. Setiap provider GSM dan beberapa provider non-GSM menyediakan jasa layanan internet dan blackberry. Terlebih lagi, kini banyak smartphone murah buatan Cina yang dapat terkoneksi dengan internet secara cepat. Harganya yang terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah dan kalangan remaja, menjadi faktor pendukung semakin meluasnya penggunaan internet di Indonesia.

Internet: Konsumsi Teknologi dan Tingkat Kepuasan Di tahun 2007, pengguna internet di Indonesia berkisar 20 jutaan pengguna. Jika penduduk Indonesia sekitar 200jutaan orang, artinya bahwa hanya sekitar 10% penduduk Indonesia yang menggunakan internet. Namun kondisi sosial dan perubahan gaya hidup masyarakat menuju era digital menguatkan internet menjadi konsumsi teknologi yang tidak bisa lepas hingga kini.

Di dunia pendidikan, internet menjadi mata pelajaran sekolah dasar sehingga anak-anak akan menjadi bagian dari pengembangan teknologi infrastruktur di dalamnya. Bidang ekonomi, internet menjadi lahan prospektif untuk memperluas bisnis ke seluruh dunia, sehingga para pebisnis akan melengkapi kebutuhan mereka agar bisnisnya terus berjalan.

Di bidang periklanan, internet bisa berguna sebagai sarana belajar untuk mengenal karakteristik iklan-iklan media di seluruh pelosok dunia sehingga periklanan di Indonesia akan semakin kreatif dan berkembang. Dengan adanya social media seperti facebook, twitter, blogging, game online dan mailing list, menyebabkan internet tidak saja sebagai konsumsi teknologi untuk gaya hidup (lifestyle). Secara psikologis, internet dapat menyebabkan ketergantungan/kecanduan bagi penggunanya. Hal ini terjadi karena si pengguna ingin mencapai motif tertentu serta mendapatkan kepuasan. Dalam teori uses and gratification, tingkat kepuasan seseorang memiliki korelasi dengan tingkat penggunaannya. Teori ini telah diuji sebagai dasar pemikiran oleh Perse dan Dunn pada tahun 1995 yang secara khusus mengamati penggunaan komputer untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui layanan informasi dan internet, atau oleh penulisnya disebut sebagai konektivitas komputer.

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa orang menggunakan komputer sebagai sarana komunikasi elektronik untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut: pembelajaran, hiburan, interaksi sosial, pelarian, melewatkan waktu, dan lepas dari kebiasaan (kuliahkomunikasi.com, 2008). Eksistensi Media Cetak Effendy (1984) menyebutkan bahwa media cetak (pers) merupakan bagian dari Komunikasi Massa. Dalam ensiklopedia internasional, komunikasi massa merupakan proses dari sebuah pesan yang ditransmisi melalui media massa seperti media cetak (koran, majalah, buku), radio dan televisi.

Saat teori ini muncul, internet belum masuk ke dalam ilmu Komunikasi Massa. Keberadaan Media cetak nasional seperti Koran masih tetap eksis. Bahkan Jawa Pos menerima penghargaan Superbrands Award dari Superbrands Organization sebagai koran paling populer dan terpercaya periode 2010-2011. Penilaian ini untuk kali pertama didasarkan pada hasil survei dari The Nielsen Company Indonesia setelah enam kali diadakan sejak 2004 (Jawa Pos, 2010). Di sisi lain, oplah Koran Jawa Pos pada pertengahan tahun 2009, berkisar 300ribuan eksemplar, masih kalah dengan Kompas yang memiliki oplah berkisar 500ribuan eksemplar. Jumlah ini mampu mengangkat Kompas di peringkat satu dan memiliki pendapatan paling besar (Wikan, 2009).

Namun jika dibandingkan tahun 2007, jumlah oplah Kompas peningkatannya cukup lambat, masih di angka 500ribuan eksemplar. Apakah media cetak akan mati? Subroto di dalam berita Kompas (2006) mengungkapkan bahwa Koran cetak akan mati, tetapi sebagai industri informasi akan bertahan dengan distribusi informasi yang ditangkap dalam format digital. Karena itu industri Koran harus berubah menjadi industri knowledge. Armando di dalam Antara (2010) menyatakan bahwa ancaman daring (online) adalah nyata namun belum akan menggantikan media cetak dalam waktu dekat.

Ada tiga hal yang menyebabkan orang masih memilih media cetak ialah: 1. Kenyamanan membaca yang belum bisa dikalahkan media daring (dalam jaringan/online). 2. Kedalaman dan kredibilitas berita yang dihasilkan media cetak lebih unggul dari media daring (online). 3. Masyarakat pun membutuhkan berita yang lengkap dan mendalam. Masyarakat Indonesia masih kurang nyaman membaca berita panjang dan detail melalui smartphone atau pun laptop.

Kesimpulan penulis Internet merupakan media baru dalam komunikasi massa dengan perkembangan teknologi yang sangat luar biasa cepat. Tumbuhnya social media di dalam internet semakin meluasnya penggunaan internet melalui laptop dan smartphones.

Dari segi bisnis, internet menjadi ladang baru bagi semua orang untuk mendapatkan penghasilan besar serta membuka peluang bagi setiap orang untuk kreatif dan bebas berekspresi. Koran Kompas dan Jawa Pos merupakan dua merk media cetak yang berada di urutan teratas dibanding media cetak lainnya. Eksistensi mereka ditunjang oleh inovasi, pembaruan serta turut serta terjun ke dunia internet sebagai media informasi yang lengkap dan gratis.

Bahkan untuk Kompas sendiri, keberadaannya diperkuat dengan: 1. Komunitas Forum Pembaca Kompas, 2. Blog bersama – Kompasiana, 3. Memiliki beberapa macam domain: kompas.com, kompas.co.id, kompas.net Dengan demikian, media cetak pun harus mampu mengikuti perkembangan teknologi informasi (termasuk internet) dan mempersiapkan segala sesuatunya melalui strategi bisnis yang matang. Jika ini dilakukan, maka media cetak tidak akan mati dan akan terus eksis di masa mendatang.

Daftar pustaka: Effendy, Onong Uchjana. 1984. Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek). PT Remaja Rosdakarya Bandung. Bandung. Kompas. 22 Juni 2006. Kematian Media Cetak Sulit dibuktikan. Halaman 12, Kolom 3-5. http://virtual.co.id/blog/virtual-corner/media-cetak-tidak-akan-mati/ http://virtual.co.id/blog/online-advertising/internet-tidak-akan-membunuh-koran/ http://lunjap.wordpress.com/2008/12/09/fenomena-media-online/ http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/01/21/03073044/tv.dan.internet.tak.akan.matikan.koran http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2010/03/100312_mediainternet.shtml http://www.kontan.co.id/index.php/Bisnis/news/4423/Media_Konvensional_Bakalan_Mati_ http://www.woopidoo.com/biography/rupert-murdoch.htm http://kiospaktani.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=98 http://www.ebizzasia.com/0323-2005/column,bob,0323.html http://www.december.com/cmc/info/brief.html http://kuliahkomunikasi.com/2008/11/penerapan-teori-uses-gratification-pada-internet/ http://jawapos.co.id/halaman/index.php?act=detail&nid=117997 http://asmonowikan.wordpress.com/2009/11/04/kompas-vs-jawa-pos/

Print Artikel Ini Print Artikel Ini
Posted by anggikusumah on Jun 1 2010. Filed under Artikel, Teknologi. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

8 Comments for “Media Cetak vs Internet”

  1. Wah ini baru duet maut antara mbak anggie dan mas bene nih!….
    Keren banget tulisannya mbak, kalo boleh dishare dikompasiana.com donk, biar lebih luas pembacanya:-)…

    Saya sangat setuju dengan tulisan ini, blogging media akan semakin populer, dan saya pernah menulis sebuah ide di kompasiana untuk mengembangkan jurnalis blogging media ini, berikut ini saya share kembali

    http://teknologi.kompasiana.com/group/internet/2009/10/22/melahirkan-%E2%80%9Cjurnalis-blogging-media%E2%80%9D-melalui-%E2%80%9Ckampusiana%E2%80%9D/

    Salam
    YULYANTO.com

    [Reply]

  2. Ide tersebut juga sudah di-amini oleh mas Taufk Mihardja selaku direktur Kompas.com melalui komentarnya, tapi sampai sekarang belum terealisasi…

    Kalau ada saya mau daftar soalnya, he…he..:-)

    [Reply]

  3. thanks atas informasinya .main juga yah ke blog ane gan tak tunggu yoooo!!! :)

    [Reply]

  4. Bisnis Internet

    Betul sekali pemakai internet di Indonesia bertambah dengan cepet akhir2 ini, dengan suport dari provider2 internet yang menawarkan internet murah. Nice info bro :)

    [Reply]

  5. cheap mbt shoes

    very good information you write it very clean. I’m very lucky to get

    this info from you.

    [Reply]

  6. Wow .. Keren bro & sis … Ini aja di rs y nulisnya , gimana di rumah !!??

    [Reply]

  7. I found your website on google as I’m really interested on this topic. I must say - good for me, the information you share is quite a gem. Likewise, if you’ve time to spare yourself, can you visit my articles on how to build your own rocking chair? That is if you’re interested in this subject as well.

    [Reply]

  8. Saya rasa buku sampai kapanpun akan tetap ada karena bagaimana pun juga buku mempunyai kelebihan tersendiri

    [Reply]

Leave a Reply

Amprokan Blogger | Temu Blogger Nusantara


Amprokan Blogger

Sponsor

images-1

---

Member Be-Blog

Sudahkah Anda menjadi bagian dari Be-Blog?

Siapa saja yang sudah terdaftar?

Login

Login Anggota
Lost Password?

Shoutbox


Loading

WP Shoutbox
Name
Website
Message
Smile
:mrgreen::neutral::twisted::arrow::shock::smile::???::cool::evil::grin::idea::oops::razz::roll::wink::cry::eek::lol::mad::sad:8-)8-O:-(:-):-?:-D:-P:-o:-x:-|;-)8)8O:(:):?:D:P:o:x:|;):!::?:



Gabung di Milis Blogger Bekasi

Powered by Yahoo Groups

© 2010 Komunitas Blogger Bekasi. All Rights Reserved. Log in

Switch to our mobile site

- Designed by Gabfire Themes