Blogger, Terlahir atau Dilahirkan ?
Pendidikan Tuesday, May 3rd, 2011 106 views Print Artikel IniDi sebuah blog yang saya lupa alamatnya, terpampang sebuah tagline gagah “born to be a writer (terlahir sebagai seorang penulis)”. Kesan pertama saya ketika membaca tagline tersebut adalah sikap kagum terhadap si pemilik blog alias blogger (sebut saja namanya Anto) yang sejak dini sudah mengetahui bahwa dirinya ditakdirkan sebagai seorang penulis.
Namun, tagline “born to be a writer” yang dipajang pada blog Anto tersebut sepertinya cuma sekedar omong kosong dan gagah-gagahan saja. Kenapa? karena blog tersebut ternyata sudah setahun kosong melompong dan tidak ada tulisan baru yang ditampilkan. Ibarat sebuah rumah, blog tersebut merupakan rumah yang tidak lagi berpenghuni, berdebu dan disana-sini terlihat sarang laba-laba.
Saya tidak tahu persis kenapa blog si Anto tidak pernah lagi diperbarui. Mungkin si Anto sudah menjadi penulis sungguhan dan terkenal sehingga tidak perlu lagi menggunakan blog sebagai medium untuk memajang tulisan-tulisannya. Mungkin pula si Anto tidak lagi menulis di blog karena dilarang pacarnya yang khawatir si Anto dilirik banyak cewek-cewek seperti Raditya Dhika, blogger yang menulis buku “kambing jantan”. Atau jangan-jangan si Anto telah menjadi anggota DPR dan sedang sibuk studi banding ke manca negara. Atau jangan-jangan pula, si Anto telah kehilangan passion ngeblog dan lebih senang menengok gambar-gambar seronok di ipad seperti anggota DPR yang tertangkap kamera wartawan.
Terlepas dari alasan si Anto behenti menulis di blognya, satu pertanyaan yang menarik adalah apakah benar seorang penulis itu terlahir begitu saja karena bakatnya yang besar? Ataukah penulis itu sesungguhnya bisa dilahirkan, misalnya dengan proses belajar yang terus menerus? Suatu pertanyaan generik yang bisa dilekatkan pada profesi-profesi lainnya, sebut saja atlet, pedagang, atau politisi.
Bakat saja tidak cukup untuk menjadikan seseorang besar di bidangnya, tanpa diikuti dengan proses pembelajaran dan latihan yang terus menerus akan mustahil seseorang akan terus tumbuh dan berkembang, begitu keterangan yang saya dengar dari seorang pakar pendidikan. Seseorang yang mengaku terlahir sebagai penulis misalnya, ia tidak akan pernah menjadi penulis hebat jika yang bersangkutan tidak pernah menulis dan mengasah kemampuannya. Seorang atlit tinju seperti Mike Tyson yang konon terlahir sebagai petinju, karena sosok tubuhnya yang besar kokoh dan kuat, tidak akan pernah menjadi juara dunia jika tidak berlatih terus menerus dan teratur. Tyson bisa menjadi juara dunia ketika dilatih dengan benar dan terjatuh ketika mulai malas-malasan berlatih.
Jadi penulis tidak terlahir dengan sendirinya donk? Ya tentu saja. Penulis itu dilahirkan oleh berbagai peristiwa dan kejadian yang terekam dalam pengalaman. Menjadi penulis bukan tidak dengan keterampilan. Ia butuh kemampuan untuk mengupas suatu hal yang didapatkan dari proses belajar yang terus-menerus tanpa kenal lelah dan putus asa. Kerja keras adalah kunci dari segala-galanya. Ada yang mengatakan “Jika ingin berenang, maka ceburkan diri ke dalam kolam renang. Jika ingin menulis, maka menulislah. Apa saja yang dapat ditulis …”
Untuk menjadi penulis sepertinya gampang-gampang susah. Gampangnya, ide penulisan bisa diambil dimana saja dan gratis. Kita tinggal metik saja ide-ide dari langit yang biru, dari lingkungan kita, dari tempat kerja atau sekolah dan lain sebagainya. Susahnya, tidak semua orang bisa langsung memulai untuk menulis. Ada yang langsung menulis seperti orang yang sedang bercerita, ada yang perlu waktu sejenak untuk mengendapkan ide-ide sebelum dijadikan sebuah tulisan atau menulis karena dikejar tenggat waktu (biasanya ini dilakukan wartawan yang dikejar waktu cetak), dan ada yang ingin menulis tapi tidak memulai menulis …. akhirnya enggak pernah jadi dech tulisannya . Nach kalau anda sendiri bagaimana ?
Print Artikel Ini
Artikel yang menggugah dan “mencubit” mas menyangkut komitmen kita berbagi lewat blog dan aktifitas menulis.
Saya sendiri? Hmm…Blogging is my Passion
[Reply]
Ini seperti menyindir saya yang seakan-akan melupakan blog saya sendiri
Terlahir atau dilahirkan sebagai apa, itu terbukti dari semua yang telah dihasilkan, bukan sesuatu yang masih ada di dalam pikiran.
[Reply]
Waduh! Kok si Anto dikaitkan dengan anggota DPR, Pak?
Mari kita tanya ke [email protected] !
#eaaaaaa
—-
inspiratif dan menggugah !
Salam
[Reply]
hehehe, terima kasih mas, kayaknya saya kenal tulisan ini
“born to be a writer (terlahir sebagai seorang penulis)”
salam
omjay
[Reply]
saya cenderung percaya setiap orang bisa menulis tanpa dikawal bakat menulis sama sekalipun. Dengan usaha keras, setiap orang bisa kok jadi penulis. Alah bisa karena biasa, saya kira pepatah ini sudah sangat jelas, dan dalam bidang apapun, oleh siapapun pasti bisa, jika ada kemauan untuk menekuninya.
saya, mungkin tidak terlahir sebagai penulis, tapi saya ingin bisa menulis seperti mas Ahu, Om Jay, mas Amril juga seleblog lainnya, makanya saya berusaha untuk konsisten belajar menulis. Menulis tentang apa saja, asal kepekaan saya menulis dapat terasah.
Andaipun satu hari nanti saya tidak juga menjadi penulis handal, saya masih akan bersyukur, karena setidaknya saya sudah meninggalkan jejak sejarah tentang kehidupan saya dan orang2 yang di sekitar saya,
[Reply]