Home » Wisata » Bersepeda dan Car Free Day di Bandung

Bersepeda dan Car Free Day di Bandung

Ini pengalaman saya pada suatu hari Minggu beberapa waktu yang lalu, sewaktu saya sekeluarga berkunjung ke rumah ibu di Bandung.

Kebetulan di rumah kami di Bandung ada sepeda menganggur, sehingga pada saat kakak saya mengajak bersepeda pagi ke Jl. Ir. H. Juanda, atau yang lebih dikenal dengan nama Jalan Dago, saya langsung bersedia. Katanya, di sana pada setiap hari Minggu pagi orang-orang se-Bandung berkumpul, jalan-jalan, berolah raga dan melakukan aktivitas pagi hari lainnya. Karena Jalan Dago, sebagian ruas, pada hari itu dari jam 6 hingga jam 10 pagi ditutup bagi masuknya kendaraan bermotor, para pesepeda dan pejalan kaki bebas melakukan kegiatan di sana.

Menyusuri jalanan Kota Kembang pada Minggu pagi

Dari rumah yang berada di bilangan perumahan Turangga, saya berdua dengan kakak saya menggowes sepeda menuju Dago, melalui jalan-jalan Martanegara-Lodaya-Burangrang-Gatsu-Sunda, lalu belok kiri ke Jalan Jawa untuk selanjutnya masuk Jalan Merdeka. Kami menggowes dengan santai, sambil menikmati udara Bandung di pagi hari yang terasa masih segar, meskipun jalanan sudah dilintasi beberapa kendaraan bermotor. Di sepanjang perjalanan, kami berjumpa dengan beberapa kelompok pesepeda lain yang kelihatannya menuju ke arah atas juga (Daerah Dago berada di bagian kota Bandung yang biasa di sebut “Atas”). Yang membuat saya kagum dan juga heran, ada sekelompok pesepeda yang termasuk golongan lansia. Hebat!…Mereka masih bersemangat untuk bersepeda. Terlebih-lebih ada beberapa di antara mereka yang perempuan. Benar-benar luar biasa!

Melewati kawasan Prapatan Lima (Hehehe…prapatan kok lima! Salah kaprah yang sudah kadung melekat di benak dan lidah orang Bandung, tapi ini uniknya), makin banyak pesepeda yang terlihat. Di saat itu kami yang bersepeda merasa istimewa…karena banyaknya pesepeda di jalan raya, kendaraan-kendaraan bermotor harus sedikit mengalah, memberi jalan untuk kami. Bandung terasa agak ramah bagi pengendara sepeda!

Memasuki Jalan Merdeka di sebelah mapolwiltabes, kami disambut plang penutup jalan, yang menandakan bahwa jalan tersebut dilarang dimasuki oleh kendaraan bermotor. Sudah beberapa minggu Jalan Merdeka ini dinyatakan sebagai bagian dari program Car Free Day yang diberlakukan oleh pemerintah kota Bandung, setelah hampir setahun program itu di-launching dan selama itu penutupan jalan di Minggu pagi hanya berlaku terhadap sebagian ruas Jalan Dago.

Berbeda dengan di ibukota, yang lebih dahulu memberlakukan program serupa, Car Free Day di kota Bandung berlangsung setiap minggu. Setelah ruas Jalan Dago dinilai berhasil, program tersebut diperluas ke Jalan Merdeka.

Jalan tertutup bagi kendaraan bermotor

Di pinggiran badan Jalan Merdeka, telah disediakan pula jalur khusus pengendara sepeda yang bisa digunakan sehari-hari di luar waktu Car Free Day (CFD). Mantaabs…jempol ke atas buat pemkot Bandung yang telah menunjukkan keberpihakan kepada warganya, yang tidak turut membuat udara makin kotor, dengan memfasilitasi para pesepeda berupa jalur khusus ini, meskipun baru sebatas di Jalan Merdeka ini, belum tersambung ke jalan-jalan lain. Namun ini merupakan terobosan yang luar biasa, mengingat Jalan Merdeka adalah jalan protokol yang di hari-hari biasa cukup padat dengan kendaraan bermotor.

Di hari Minggu jalan ini menjadi area khusus pejalan kaki dan pesepeda….asyiik punya! Sementara di sebelah kiri terlihat jalur khusus sepeda.

Jalan yang sedang bebas kendaraan bermotor ini bukan saja dipenuhi oleh orang-orang yang sedang berolahraga dan bersepeda ini, namun ternyata juga diwarnai oleh pertunjukan musik yang diselenggarakan di depan pusat perbelanjaan terkenal di Bandung, Bandung Indah Plaza atau yang lebih kesohor dengan nama BIP.

Panggung musik untuk menghibur masyarakat yang sedang berolahraga pagi

Terasa sekali warga kota Bandung menikmati hari liburnya, mereka berolahraga atau sekedar jalan-jalan, dan banyak yang sambil membawa segenap anggota keluarga.

Suasana di halaman sebuah bank di Jalan Merdeka

Di ujung Jalan Merdeka, adalah perempatan yang merupakan pertemuan Jalan Dago dan Jalan RE Martadinata (lebih dikenal dengan Jalan Riau). Selepas Jalan Merdeka ini, kami mulai memasuki ruas Jalan Dago yang masih boleh dimasuki kendaraan bermotor hingga bertemu dengan Jalan Cikapayang. Nah, mulai dari perempatan Cikapayang kembali jalan ditutup bagi kendaraan bermotor, dan dari titik sini suasana CFD khas kota Bandung benar-benar terasa. Berbagai macam komunitas, kelompok di masyarakat tumpah ruah di kawasan ini. Mulai dari yang berjalan kaki, yang membawa sepeda dari rumah, hingga yang ke sananya menggunakan kendaraan bermotor namun diparkir di suatu tempat. Benar-benar ramai, seru dan terasa itu merupakan sebuah pesta rakyat.

Menurut penilaian saya, Car Free Day di Bandung meskipun idenya meniru program serupa di Ibukota, memiliki kekhasan dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kota-kota lain. Benar-benar keren, unik dan seru! Membuat kita benar-benar “excited”!

Kalau dipikir-pikir, penyebabnya adalah…warga kota Bandung yang sangat kreatif dan “nyeni”, didukung oleh kondisi masyarakat yang multikultur serta adanya anak-anak muda dengan berbagai latar belakang budaya dan tradisi dari seluruh pelosok Indonesia, yang sedang menimba ilmu di kota ini.

Sebagai kota seni dan budaya, kota pelajar, kota wisata, kota mode, dan kota pusat belanja serta tentunya kota kuliner, Bandung menjadi habitat yang amat kondusif bagi tumbuhnya industri kreatif. Lihat saja, usaha distro-distro/factory outlet, berbagai rumah makan dengan hidangan yang enak-enak dan unik-unik, butik hotel yang menarik dan sangat khas, serta usaha-usaha lain yang berhubungan dengan kreativitas, bisa dengan mudah kita temukan. Bukti lain adalah banyaknya kelompok musik dan seni yang lahir di kota Bandung, bahkan hingga pelawak/komedian pun banyak yang berasal dari kota di dataran tinggi Parahyangan ini.
Tidak salah kalau Bandung memiliki motto “Bandung Emerging Creative City“ karena kreativitas warganya. Dan kesemuanya ini menjadi magnet yang kuat bagi pengunjung dari kota-kota lain untuk datang.

Di sepanjang jalan Dago yang merupakan area CFD ini, kita bisa menemukan dan menyaksikan berbagai macam stand dan kelompok musik yang menghibur pengunjung dan memeriahkan suasana, termasuk radio-radio swasta yang mengadakan siaran langsung dari kawasan ini dengan “studio mobil”-nya mereka. Juga ada pertunjukan teater dan seni lain yang membuat kita terhibur dan bertambah wawasan.
Dengan didukung udara pagi Bandung yang sejuk dan nyaman untuk para pendatang (Orang yang biasa tinggal di kawasan Jabodetabek akan sangat merasakan. Yakin deh!), kita akan merasakan kesegaran suasana dan kegembiraan hati di sini. Cocok bagi kita yang sehari-hari sibuk dan stress di tempat pekerjaan atau sekolah/kampus kita.

Di area CFD Dago ini, memang kita akan merasa kurang nyaman untuk menggowes sepeda, saking padatnya orang-orang yang memenuhi badan jalan. Namun dengan banyaknya pemandangan dan hiburan yang ada di sana, kita tetap akan merasa puas. Di beberapa sudut, komunitas-komunitas pesepeda berkumpul dan melakukan rendevouz. Dari lokasi ini, para pesepeda serius bisa melanjutkan ke tempat lain, misalnya menggowes naik ke arah Dago Pakar, di utara kota Bandung.

Yang membuat saya salut, warga dan pemerintah kota Bandung sudah berhasil menciptakan kondisi bersepeda sebagai bagian dari gaya hidup (lifestyle) kota. Seperti tadi saya ceritakan, di seluruh penjuru kota pada hari Minggu banyak sepeda berseliweran dengan pengendaranya dari segala umur dan jenis kelamin. Lalu kalau tidak salah, ada dua hari dalam seminggu di mana Gerakan Bersepeda ke Tempat Kerja digalakkan dan diserukan kepada semua pegawai instansi pemerintah maupun karyawan perusahaan swasta. Di kawasan Dago ini pun, saya melihat sebuah pusat perbelanjaan yang terbilang elit, dengan pede-nya menyediakan tempat parkir sepeda di halaman depannya persis, terlihat dari jalan. Menjadikan sepeda dan pengendaranya naik status sosial. Luar biasa, bukan?

Bahkan sebuah pusat perbelanjaan elit pun sengaja menyediakan fasilitas tempat parkir bagi sepeda.

Kebetulan hari itu juga, berlokasi di salah satu sudut perempatan Cikapayang, sedang ada acara anjangsana dari wakil walikota Bandung “Kang” Ayi dengan masyarakat Bandung. Rupanya, Kang Ayi ini pun seorang biker, yang pada setiap hari Minggu bisa kita temui di jalanan kota Bandung. Pantesan…Bandung begitu serunya dengan sepeda.

Program CFD merupakan bagian dari rangkaian program kerja pemkot Bandung dalam mengurangi polusi udara dan menciptakan ruang publik yang bisa dinikmati masyarakat luas dalam suasana nyaman, aman dan sehat. Lihat saja baliho di belakang panggung nu aya gambar Kang Ayi! Slogan “BANDUNG CLEAN AIR & BLUE SKY” tertulis besar-besar. Wah, …ini harus benar-benar kita dukung!

Anjangsana Wakil Walikota dengan warga Bandung

Pentas musik dan seni di berbagai tempat bisa kita saksikan di sini

Berbagai komunitas sepeda datang ke area Bandung CFD (Teman-teman Ibote pasti ikut yang bawah ya…hehehe…)

Minggu pagi yang menjadi ajang silaturahim dengan teman-teman maupun handai taulan, di tengah jalan pula. Suatu hal yang tidak mungkin dilakukan di hari biasa.

Ajang unjuk diri para mahasiswa jurusan seni

Sebuah bank swasta memanfaatkan event mingguan ini untuk menjaring nasabah baru

Kegiatan sosial di tengah-tengah keramaian

Keramaian di pertigaan Dago-Ganesha

Jika kita dari Jalan Dago berbelok kiri masuk ke Jalan Ganesha ini, kira-kira dalam seratus meter kita bisa melihat sebuah kompleks bangunan megah antik dengan seni arsitektur yang amat tinggi, dengan atap-atap yang berbentuk sangat khas, yang bernama nama Atap Julang Ngapak. Ya…di sanalah terdapat kampus tempat presiden pertama kita Ir. Sukarno menimba ilmu, yaitu kampus ITB. Kita boleh kok sekedar jalan-jalan masuk ke dalamnya dan berfoto-foto di sana!

Perkumpulan penggemar sepeda onthel berkumpul di sini

Aneka jajanan untuk sarapan atau sekedar penghilang dahaga, bisa kita dapatkan di sini, di halaman sebuah FO yang belum buka.

Para penggemar fotografi akan menemukan surganya di sini

Bandung memang kotanya kembang. Lihat saja banyak sekali kembangnya! Ibu-ibu, perhatikan Bapaknya kalau jalan-jalan di sini. Jangan dilepas jauh-jauh…:)

Mojang-mojang Parahyangan anu gareulis yang bisa membuat Bapak-bapak terasa muda kembali.

Peranan pihak swasta pun dalam progam CFD ini sangat besar, contohnya seperti pom bensin berbendera Malaysia ini. Areanya direlakan untuk ajang pertunjukan ketangkasan bersepeda. (Lagian siapa yang mau beli bahan bakar, kendaraannya masih dilarang masuk!…hehehe)

Pom bensin yang berubah menjadi arena ketangkasan bersepeda

Kampanye untuk Sungai Cikapundung (sungai terbesar yang melalui jantung kota Bandung) yang lebih baik

Pak Guru Umar Bakri pun ikut sepedaan di Dago

Si Cepot ikut menyapa pengunjung area CFD (“Sayah nyapa anda baraya-baraya jalma Jakarta, jangan kamana-mana ya!”)

Begitulah, begitu unik, nyeni dan sangat meriahnya suasana CFD di kota Bandung, dan ini berlangsung setiap minggu! CFD yang menjadi sebuah event sosial, olahraga, seni dan budaya berdaya tarik tinggi bagi para pengunjung kota ini. Tentunya hal ini amat positif bagi pengembangan pariwisata di Kota Lautan Api ini.

Kalau anda sekeluarga jalan-jalan ke Bandung, dan ada kesempatan untuk menginap, coba luangkan waktu pagi-pagi di hari Minggu pergi ke kawasan CFD ini. Olahraga jogging bisa di Sabuga atau sepedaan dari rumah atau tempat anda menginap…lalu lanjutkan dengan sightseeing di kawasan CFD ini. Nggak akan nyesel deh!

Atau kapan-kapan BeBlog kopdar di Bandung?

Salam,
Ceppi

Print Artikel Ini Print Artikel Ini
Posted by ceppi on May 7 2011. Filed under Wisata. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

1 Comment for “Bersepeda dan Car Free Day di Bandung”

  1. bapaoisicinta

    Tambahan Buat anak Ibote Bisa untuk ajang cari jodoh di CFD bandung…
    geulis Pisan…
    Siap bawa tenda untuk memperkenalkan Ibote Creative.
    Salam Manis Ibote Crew

    [Reply]

Leave a Reply

Jumlah Member saat ini : 1020. Dan terus bertambah..
Daftar Disini


Penghargaan: Blog Komunitas berbasis Wilayah Terbaik 2010


Amprokan Blogger

Amprokan Blogger | Temu Blogger Nusantara


Amprokan Blogger

Sponsor

images-1

---

Member Be-Blog

Sudahkah Anda menjadi bagian dari Be-Blog?

Siapa saja yang sudah terdaftar?

Login

Login Anggota
Lost Password?

Shoutbox


Loading

WP Shoutbox
Name
Website
Message
Smile
:mrgreen::neutral::twisted::arrow::shock::smile::???::cool::evil::grin::idea::oops::razz::roll::wink::cry::eek::lol::mad::sad:8-)8-O:-(:-):-?:-D:-P:-o:-x:-|;-)8)8O:(:):?:D:P:o:x:|;):!::?:



Gabung di Milis Blogger Bekasi

Powered by Yahoo Groups

© 2011 Komunitas Blogger Bekasi. All Rights Reserved. Log in

Switch to our mobile site

- Designed by Gabfire Themes