Home » Ekonomi-Bisnis » Tolong Tunjukkan dimana Pasar Madinah itu

Tolong Tunjukkan dimana Pasar Madinah itu

Ah, kayaknya aku mending dirumah sajalah, banyak2 tafakur di masjid, toh rizkiku tak akan lari dan pasti datang”. Kawan, kau pasti lupa, manusia yang paling dicinta adalah umat-NYA yang terus berjuang. Rizki tidak jatuh dari langit hanya dengan takdir dan doa, tapi juga ikhtiar yang ulet. Bahkan ampunan utama diberikan bagi orang yang kelelahan karena mencari nafkah dan gigih bekerja. “Allah jadikan rizkiku di bawah kilatan pedang” demikian sabda rasul.

Lalu usaha apa dong, kayaknya semua usaha udah ada dimana-mana, mana bisa laku bersaing”. Tuh kan, memakai kata kayaknya saja berarti kan tidak yakin. Bila tidak yakin berarti tak punya ilmu. Usaha sih ya apa saja, yang penting terus dicari ilmunya hingga tahu usaha apa yang dicinta Allah, yaitu usaha yang sesuai kaidah dan prinsip agama, tidak menzalimi, ada misi syiar, jauh dari riba. Bahkan sekalipun kita tahu, janganlah saling mencela mencela dan merendahkan jalur-jalur usaha apapun yang halal dan tidak melalaikan ibadah.

Tapi misal kalau aku jadi ngelapakin barang yang ditawarkan itu, duh gengsi banget, gimana kalau nanti ketemu teman-teman, tetangga, saudara, kan malu”. Ingat sejarah agama, kita belajar bagaimana para Rasul adalah manusia pilihan dan mulia, apakah lantas mereka duduk di singgasana emas? tidak, mereka tetap hidup sederhana, tekun usaha menjemput rizki dan tetap berdakwah menyebar risalah. Zakaria jadi tukang kayu, Idris jadi penjahit pakaian, Daud jadi pembuat baju perang, Muhammad jadi saudagar sukses. Mereka mandiri, hidup bukan dari transferan upeti, tapi berpeluh keringat menjemput nafkah keluarga dengan berniaga, bertani, ternak dan lainnya.

Betul mereka dicemooh dan dihina tapi oleh para musuh umat. Ikhtiar mereka tidak bertentangan dengan sikap tawakal, tidak dianggap menjatuhkan martabat mereka sebagai khalifah yang mulia, tapi justru mereka bertambahlah kemuliaan mereka. Biar saja orang mencemooh usaha kita hina dan tidak bermartabat, tapi sepanjang kita yakini itu halal dan dijalan yang benar.

Terus tekuni jalani saja dengan sungguh-sungguh penuh suka cita, Lawanlah godaan perasaaan rendah diri. Kejar terus daya tarik diri dalam memberi manfaat bagi orang lain, hasil pekerjaan dan kualitas ibadah kepada Sang Pencipta dan sesama, bisa hidup berkecukupan hingga mudah menuntut ilmu, bersosialisasi dan berdakwah, dan jangan lupa untuk semakin pintar menyembunyikan tangan kanan dari tangan kiri.

Teman-teman kita bisanya cuma pamer gembar gembor sukses buka usaha ini itu, tapi mana ada yang mau bantu kita, modalin gitu atau gimana. males lah aku kumpul-kumpul dengan mereka lagi. Gara-gara krismon nih semuanya jadi aneh”. Hey, itu namanya patah semangat bung! Sibuk menunjuk kekurangan orang lain daripada intropeksi diri sendiri. Mau bantu atau tidak itu urusan ibadah masing-masing orang, berbaik sangka saja karena kepentingan cara pandang setiap orang itu berbeda atau menyangkut tingkat kepercayaan. Mereka mungkin tidak memberi manfaat untuk kita, tapi boleh jadi mereka begitu sangat bermanfaat bagi banyak orang yang tidak kita ketahui.

Sukses diri bukan berada pada orang lain, tapi muncul dari dirimu sendiri dan ridha Allah. Kendala dan hambatan apapun adalah janji realita hidup, harus percaya jika semua ujian itu tak akan melebihi kemampuan kita. Semua hanya dapat diselesaikan dengan tawakal dan ilmu yang terus dicari. Tidak pantang menyerah, sabar, ikhlas, tidak pengecut, pandai mengolah kelemahan menjadi kekuatan. “Tak ada makanan seseorang yang lebih baik dari makanan dari usaha tangannya sendiri’, demikian sabda Rasul.

Keadaan krisis dan lingkungan pula yang disalahkan. Padahal ujian kesempitan adalah bagian roda hidup yang berputar, bergantian dengan keluangan yang sepertinya lebih banyak kita dapat dan harus disyukuri. Kesempitan adalah cambuk agar kita lebih bangkit, lebih semangat berikhtiar, banyak bersilaturahmi mendapat ilmu dan kawan, mencoba aneka usaha yang halal bukan justru menghalalkan segala usaha.

Teringat cerita saat Abdurrahman bin Auf harus meninggalkan seluruh hartanya di Mekkah karena konsekuensi hijrah ke Madinah. Tapi dalam waktu singkat dia kembali menjadi saudagar kaya, dermawan, pandai menyembunyikan amalan, rendah hati, makin sederhana dan zuhud dalam kehidupan. Mengapa? Karena ketika ia mendapatkan tawaran bantuan saat hidupnya penuh keterbatasan dan kesusahan, malah justru berkata “ Tolong tunjukkan dimana pasar Madinah itu”.

t.e.h.l.e.n.i.

Print Artikel Ini Print Artikel Ini
Posted by leni on Mar 24 2010. Filed under Ekonomi-Bisnis. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

8 Comments for “Tolong Tunjukkan dimana Pasar Madinah itu”

  1. pencerahan yang bagus… kondisi saat ini mungkin memang memungkinkan banyak orang berputus asa dari rahmat dan rizky Allah, padahal Allah telah menjanjikan setiap makluknya rizky, dari atas langit, dari bawah bumi…

    [Reply]

  2. @mas david : setuju mas, semua ciptaan allah dilangit dan semut cacing didalam tanah, bershalawat kepada manusia yang berpeluh menjemput rizkinya dijalan yang halal

    @admin : tahu betul deh bagaimana susahnya saya mengoperasikan blog yang paling sederhana pun he he he…saya senang sekali tulisan sederhana ini bisa nongol di beblog, jazakallah

    [Reply]

    Belajar Blog Reply:

    @teh leni, Saya baca artikel ini dan sangat menyentuh hati.. Saya yakin, artikel ini berguna bagi yang lain.. Saya hubungi HP Teteh via SMS tp tdk terkirim :) Sukses selalu, Teh… Tolong tunjukkan dimana Jalan Patuha itu, hehehe….

    [Reply]

    teh leni Reply:

    @Belajar Blog, masak siiiih gak tahu Jalan Patuha itu ha ha ha.
    no HP insyaallah masih tetap kok, mungkin net trouble aja. beberapa hari ini memang teteh harus check in di ruang “isolasi” he he, tetap alhamdulillah.
    amin, sukses ya

    [Reply]

  3. tolong tunjukkan bagaimana menjadi orang yg kaya mbak Leni, hehhehe
    Makasih tulisan, bagus banget euy!

    salam
    Omjay

    [Reply]

  4. whueheheee…bisa aja nih, padahal dibanding saya mah omjay udah duluan khatam soal beginian

    tambah umur tambah tua, terasa betul kalau letak kekayaan itu adanya pada hati, ilmu dan qalbu…diramu ikhtiar dan ikhlas deh, hasilnya ya berasa jadi jutawan terus he he he

    terimakasih omjay, mohon koreksi dan bimbingan

    [Reply]

  5. @omja & @teh leni, sebuah perpaduan yang sangat pas yang bisa saling mengisi. omjay senengnya makan dan teh leni senengnya masak…. koyok tumbu oleh tutup, hehehehehe
    kapan-kapan omjay harus nyobain masakan teh leni

    [Reply]

  6. memang kebahagiaan hidup saya di Bekasi tambah lengkap setelah mengenal sahabat pak Rawi dan pak Rum… terharu kalau mereka berdua ada, insyaallah berkah dan pahala, masakan saya gak pernah ada yang mubazir he he he alhamdulillaah

    berlebihan ah pak Rawi mah, biasa aja lah omjay, standar emak-emak masak sih ya supaya anak-anak tumbuh sehat, berkah diasup gizi olahan peluh emaknya, insyaallah yakin bahan sumber dan caranya halal… setelah yang utama itu terpenuhi, barulah muncul efek-efek ekonomis lainnya he he

    [Reply]

Leave a Reply

Amprokan Blogger | Temu Blogger Nusantara


Amprokan Blogger

Sponsor

images-1

---

Member Be-Blog

Sudahkah Anda menjadi bagian dari Be-Blog?

Siapa saja yang sudah terdaftar?

Login

Login Anggota
Lost Password?

Shoutbox


Loading

WP Shoutbox
Name
Website
Message
Smile
:mrgreen::neutral::twisted::arrow::shock::smile::???::cool::evil::grin::idea::oops::razz::roll::wink::cry::eek::lol::mad::sad:8-)8-O:-(:-):-?:-D:-P:-o:-x:-|;-)8)8O:(:):?:D:P:o:x:|;):!::?:



Gabung di Milis Blogger Bekasi

Powered by Yahoo Groups

© 2010 Komunitas Blogger Bekasi. All Rights Reserved. Log in

Switch to our mobile site

- Designed by Gabfire Themes