5 Lima Pilar Bangunan Kehidupan Manusia
Agama Friday, November 19th, 2010 378 views
Oleh. Bang SMS
Beberapa waktu lalu, kita melaksanakan Qurban dengan menyembelih Hewan Qurban (sapi atau kambing). Pada saat itu kita didorong untuk melaksanakannya dengan ikhlas tanpa kepentingan apapun, bahkan pahala yang begitu besar dari peristiwa akbar tersebut, harus benar-benar lenyap dari fikiran kita. Ikhlas sangat mudah diucapkan, namun tidak ringan dijalankan.
Ketika Nabi Ibrahim, seorang ayah yang sangat mencintai anaknya, yang tidak mungkin tega menyembelih anaknya sendiri, dan yang tidak mungkin pula mengingkari perintah Allah Swt. Mau tidak mau, atau suka tidak suka, wajib menjalankan apa yang dikehendaki Allah Swt dengan penuh keikhlasan. Bisikan jiwa yang lahir dari ketaqwaannya, Nabi Ibrahim, lebih mengutamakan kepentingan Allah dari pada kepentingannya sendiri. Lalu, Nabi Ibrahimpun mengasah parangnya dan bersiap-siap menyembelih Ismail.
Namun, sang anak, Ismail, tidak meragukan sedikitpun kehendak orang tuanya, meski nyawa yang harus dikorbankan. Tangis di antara Nabi Ibrahim dan Ismail terus bercucuran. Tanpa pertimbangan apapun mereka berdua melaksanakan penyembelihan ini dengan penuh keikhlasan dan keberserahan kepada Allah Swt. Dan secara tiba-tiba, malaikatpun turun untuk menggantikan Ismail dengan domba. Akhirnya, Ismail tidak jadi disembelih oleh ayahnya, tetapi domba itulah yang beliau sembelih.
Pesan spiritual yang Allah sampaikan kepada seluruh manusia melalui risalah ini, antara lain adalah sebuah keyakinan manusia yang tanpa batas untuk senantiasa Ikhlas dan Amanah menerima perintah Allah Swt; Istiqomah dalam menjalani keputusan yang telah dipilihnya; serta, Imamah dan Jama’ah dalam mengupayakan persamaan-persamaan perspektif dan persepsi tentang perintah Allah Swt tersebut.
Ikhlas, Amanah, Itiqomah, Jama’ah dan Imamah menjadi prinsip sekaligus sebuah manifestasi untuk membangun pilar-pilar kehidupan yang mampu mengkondisikan suatu masyarakat yang Baldatun, toyyibatun warobbun ghofur. Meskipun kata Ikhlas merupakan fondasi dari semua perbuatan Amanah, Istiqomah, Jama’ah dan Imamah, namun perlu kita yakini bahwa fondasi bangunan kehidupan yang penuh keikhlasan selalu memperkokoh bangunan kehidupan yang kita dirikan.
Ibarat sebuah bangunan gedung, IKHLAS (menerima apa adanya) merupakan fondasi; AMANAH (kejujuran) sebagai dindingnya; ISTIQOMAH (teguh pendirian/ terus-menerus) adalah tiang-tiang/pilar-pilar penyangganya; IMAMAH (kepemimpinan) merupakan atapnya; dan JAMA’AH (kebersamaan) sebagai perabot atau isi bangunannya. Dengan kita berpegang kepada lima pilar tersebut, maka kepentingan pribadi akan mudah dikalahkan dengan bisikan jiwa kita. Dan bangunan kehidupan kita secara individual, kelembagaan dan kemasyarakatan, insya Allah terwujud dengan baik dan indah. Wallahu ’Alam Bisshawwab.
Bekasi, 18 Nopember 2010.
