Wawancara Bersama Luigi Pralangga: “Blogger Adalah Elemen Strategis Yang Harus Diperhitungkan Dalam Dialog Pembangunan!”

Sosok blogger satu ini mungkin tak asing bagi kita semua. Luigi Pralangga yang kini bertugas sebagai Procurement Officer, United Nations Assistance Mission for Iraq (UNAMI), Iraq sejak Agustus 2010, merupakan salah satu blogger yang cukup populer di Indonesia dengan sajian tulisannya yang renyah, lucu dan bersahaja tentang pengalaman-pengalaman penugasannya di luar negeri sebagai salah satu bagian dari jajaran“Indonesian Peacekeepers” di United Nations melalui blognya. Kemampuan handalnya mengolah kata-kata membuat blog alumni Teknik Sipil ISTN ini menuai banyak kunjungan dan komentar dari banyak pembaca. Tak heran bila bulan Februari 2010 silam, Luigi pernah diundang dalam acara talkshow populer di Metro TV “Kick Andy” pada episode “Kasih untuk Dunia”.

Saat ini bertugas di Kuwait dan sudah memboyong istri tercinta bersama ketiga buah hatinya kesana, Pria kelahiran Jakarta 29 April 1974 baru saja meluncurkan buku perdananya berjudul “Ondel-Ondel Nekat Keliling Dunia” yang diangkat dari blognya. Disela-sela kesibukannya Kang Luigi, berkesempatan menjawab sejumlah pertanyaan saya via email. Berikut petikannya:

Bisa Kang Luigi menceritakan bagaimana pertama kali ngeblog dan siapa gerangan yg jadi “inspirator”-nya?.

Trend blogging ditanah air memang sudah dimulai pada awal 2003-an, namun cukup lama saya mulai mengadopsinya lantaran kurangnya wawasan teknis perihal web-authoring yang saya fahami waktu itu, dan melalui ‘Friendster’ dan jejaring kerabat yang saya fahami mulai menuliskan ‘daily life stories’ dan menggunakan beberapa platform blogging yang marak ditawarkan oleh Blogger, WordPress, LiveJournal dan lain sebagainya. Diantara sederet platform itu dan setelah melalui beberapa konsultasi dengan Adhitya Mulya dan Ninit Yunita, pasangan penulis yang juga saat itu mulai bertugas di Cote D’Ivoire (Republik Pantai Gading), dan saya waktu itu dalam persiapan bertugas ke Liberia (Negara tetangga Cote D’Ivoire), maka bulatlah tekad saya untuk menjadikan blog dan ngeblog sebagai salah satu medium komunikasi di dunia maya ini.

Dalam banyak kesempatan, keduanya sangat responsive dalam memberikan ‘pemberdayaan’ kepada komunitas penulis amatir yang dengan antusias mendukung dari sisi advokasi dan dukungan moral dalam sosialisasinya pad beberapa milis. Adhitya Mulya, dengan gaya penulisan santainya dan terkenal sekali dengan ciri penyampaian straight forward (ceplas-ceplos) memberikan sebuah sinyalemen kepastian bahwa karakter apa adanya bisa bebas dicurahkan dalam ruang blog, dan karakter seperti itu memang pas dengan gaya penulisan blog saya, sebuah contoh nyata dan tulisan pada blog-nya mendapat response pembaca yang beragam dan mendalam. Itulah yang membuat saya juga yakin bahwa prinsip ‘be yourself’ in blogging helps you create your own-unique online identity as well as readership-base..

Apa pengalaman menarik dan mengesankan yang Kang Luigi dapatkan selama ngeblog ?.

Menulis Blog, atau Blogging dan kini dikenal dengan istilah beken” “Ngeblog” bisa diibaratkan seperti perpaduan seorang pemimpin redaksi sebuah media majalah, juragan sebuah warung sayur, montir kendaraan, duta besar, perawat atau dokter dan juru kampanye” - nah kesemua fungsi tadi bercampur menjadi satu pada layaknya pencitraan seorang blogger. Semua tinggal dikembalikan kepada ‘visi dan misi’ si blogger yang bersangkutan. Nah, berawal dari situ, tulisan pada blog yang awalnya diniati sebagai ‘experience sharing’ kemudian berkembang meluas menjadi ‘knowledge sharing’.

Situasi diatas tadi memberikan banyak kesempatan dan pengalaman interaksi lintas sektoral yang luas dan mendalam. Interaksi disini adalah komunikasi baik melalui medium on-line communications baik via email, dan blog comments, blog-commenting pada sederet kategori group bloggers, dan komunitas online seperti mailing list (Yahoogroups, Googlegroups) dan terus sampai masuk pada jejaring media sosial.

Interaksi lintas sektoral itu mulai menjadi intensif seiring dengan mendalamnya tulisan (Blog posting) yang mengedepankan ‘readers benefit’ yaitu manfaat bagi pembaca, perihal apa yang penting untuk diketahui oleh bloggers dan pembaca blog, maka itulah yang saya kemudian mulai sajikan dengan dikemas secara santai dengan berbagai pengalaman unik dan menarik, serta konyol sebagai bagian dari strategi komunikasi berbasis human-interest dan personal.

Nah, mulai dari situlah berbagai pengalaman unik mulai bermunculan, dimana acapkali saya diminta menjadi ‘career coach’ bagi mereka (pembaca blog) yang mulai serius menjadikan pilihan karirnya berkecimpung pada bidang humanitarian professionals, adalagi beberapa kalangan mahasiswa dengan studi political science dan studi perdamaian yang memintakan pendapat, ulasan dan mentoring dalam upayanya menyusun bahan skripsi dengan dukungan data dari sederet referensi yang bisa diakses melaui online library pada situs web publikasi PBB serta dukungan informasi serupa dimana sebagai staff PBB, yang pernah bertugas di New York cukup faham akan dimana mencari dokumen ini dan itu atau kepada kantor bagian apa di markas besar dan siapa di mission mana atau website misi PBB apa yang bisa menjadikan referensi paten guna mendukung perampungan si skripsi mahasiswa tadi. Satu hal yang saya pikir cukup unik adalah ramai-nya pertanyaan dari pembaca blog yang notabene suami, kakak, atau adiknya dan kerabat familinya akan ditugaskan oleh perusahaan tempatnya bekerja pada daerah konflik dan pada benua afrika yang berkisar tentang perihal keamanan setempat, perilaku sosial, informasi ‘lokalisasi’, hubungan asmara jarak jauh’, Pengalaman ditipu oleh online scam khas Nigeria, bahaya HIV/AIDS dan bagaimana praktek sihir setempat dan sebagainya sampai kepada informasi perihal minta dicarikan ‘obat kuat’ khas negara afrika setempat. Aneh-aneh, bukan?.

Perihal yang mengesankan adalah sebuah kemampuan untuk memberikan pemberdayaan melalui information sharing kepada komunitas dalam skala lebih besar, yaitu pada kesempatan yang diberikan oleh beberapa media cetak dan elektronik tentang aspek ‘kesempatan & tantangan karir pada penugasan pasca-konflik & peranan anak bangsa pada operasi pemulihan perdamaian PBB” serta beberapa kesempatan kopi-darat, bertatap muka dengan pembaca setia blog, komunitas pemerhati peacekeeping dan berbagi secara langsung sekaligus menjalin silaturahim secara aktif. Kesemuanya itu memberikan pengalaman yang luar biasa akan upaya membangun komunitas dan kekerabatan yang kuat dan menjadikan knowledge sharing & empowerment cukup efektif.. dan memberikan kesempatan pada generasi muda akan pemahaman yang lebih baik akan bagaimana mereka bisa ‘well-informed’ dan merencanakan masa depan-nya dalam memilih bidang pilihan karir, terutama pada pilihan karir pada forum multi-lateral seperti PBB dan peacekeeping operations PBB.

Kang Luigi membuat blog pribadi pralangga.blogspot.com dan juga menggagas hadirnya pralangga.org yg mengundang beberapa kontributor artikel, apa perbedaan yang mendasar antara kedua blog ini dan apa yang ingin Kang Luigi capai dengan membuatnya dalam dua blog ?.

Keduanya hanya dibedakan pada segmentasi topik tulisan saja. Blog pribadi, memang diniati sedari tahap awal hanya untuk memberikan khabar kepada sanak famili dan kerabat bahwa anak, keponakan, sepupunya yang satu ini sehat walafiat selama bertugas di daerah konflik sembari bercerita sedikit tentang keseharian selama bertugas. Seiring dengan meluasnya response dari pembaca blog dan mereka pada jejaring relasi, dan pertimbangan bahwa “PBB dan Misi operasi peacekeeping PBB” tidaklah hanya melibatkan personil berseragam/bersenjata saja, melainkan seluruh elemen profesi dan kompetensi, maka bersama dengan rekan perwira penerangan Kontingen Garuda pada misi UNIFIL di Lebanon itulah kemudian digagas situs web bersama ‘Indonesian Peacekeepers” pada alamat http://pralangga.org dan tidaklama setelah itu juga dibuatkan Group Komunitas Indonesian Peacekeepers pada Facebook: https://www.facebook.com/groups/5057875788/ sebagai wadah forum komunikasi informal dan ajang kekerabatan dimana peacekeepers, baik itu mereka dari kalangan TNI, Polri, dan staff sipil PBB serta International NGO dan sanak-famili mereka, serta pemerhati peacekeepers bisa terakomdasi kebutuhan informasi dan lintas komunikasi aktifnya yang selama ini belum tersambungkan secara integral. Saat ini komunitas pada facebook group tersebut sudah mencapai 6,948 Members dan terus bertambah.

Dalam upaya memperluas ragam informasi tulisan, kita selalu mengundang setiap perwira penerangan dari tiap Kontingen Garuda baik dari TNI, dan Polri untuk ikut aktif berbagi informasi melalui siaran pers-nya, serta tulisan/artikel lepas yang mengangkat issue human interest dari sudut pandang pribadi sebagai prajurit garuda Indonesia pada penugasan misi perdamaian dibawah naungan PBB.

Pada awalnya, situs Indonesian Peacekeepers (IP) didukung oleh wed designer kondang, Viking Karwur dan Thomas Arie Setiawan serta Kusaeni, dengan koresponden awal yaitu perwira penerangan dari Satuan Tugas Kontingen Garuda XXIII-A, Letkol. Muhammad Irawadi. Sejak itu, seiring dengan meluasnya readership dan sosialisasi keberadaan situs IP, rekomendasi dan undangan menjadi koresponden situs meluas terutama dari rekans Kontingen Garuda serta staff PBB asal Indonesia yang mulai banyak bergabung dengan misi operasi PBB.

Selain itu kita juga mengundang rekans yang bertugas pada LSM Internasional, serta humanitarian profesional lainnya yang kesemuanya melengkapi ragam dan warna tulisan yang menyuguhkan gambaran selengkap mungkin akan wacana “Inilah tantangan dan kesempatan bertugas untuk perdamaian dan kemanusiaan” dan mengedepankan kefahaman bahwa ‘perdamaian dan nurani kemanusiaan’ dalam diri masing-masing individu harus terus dijaga dan ditumbuh-kembangkan kepada sesama dan kedalam generasi penerus, serta upaya mengedepankan pengertian bahwa menjadi PBB, Operasi Pemulihan Perdamaian PBB, dan menjadi sosok peacekeepers dan humanitarian professional adalah bukan monopoli orang barat dan/atau rekans yang berseragam/bersenjata saja.

Bisa diceritakan awalnya Kang Luigi akhirnya bisa meniti karir dan penugasan luar negeri di UN seperti saat ini?.

Semuanya berawal dari impian. Tidak pernah ada rencana yang sudah dipatok oleh saya waktu itu akan berkarir di PBB, dan hidup bekerja di Amerika Serikat yang akhirnya mendaratkan saya pada kesempatan karir di markas besar PBB di New York. Kota New York sebenernya bukanlah impian terbesar, masih ada yang lebih besar lagi: Kanada. Ya, sejak lepas SMA dan usai menjalani program pertukaran pelajar di Jepang, say abanyak mempelajari dari interaksi dengan para perwakilan pelajar Kanada itu dan sejak itulah saya menjadi ingin sekali pergi ke sana. Entah kenapa. Namun, berhubung belum kesampaian, New York, Amerika, nggak masalah, deh. Itung-itung “mendekatkan diri” secara geografis menuju Kanada. Sebuah program musim panas mendaratkan saya ke New York pada tahun 2000, dan usai program itu, saya diminta mendukung kegiatan pada kantor Penasehat Militer pada Perutusan Tetap RI (PTRI - New York) menjelang pelaksanaan sidang akbar majelis PBB (UN General Assembly) yang menghadirkan para kepala negara anggota PBB itu, hingga akhirnya berujung pada tawaran kerja secara tetap yang dengan sigap saya terima. Setahun berlalu, dan semenjak itulah saya banyak berkecimpung dalam urusan dukungan administrati kantor yang mengurus perihal pengiriman baik wakil pengamat militer (Military Observer) dan kontingen Garuda Indonesia pada misi peacekeeping PBB. Hal inilah yang kemudian menjadikan minat untuk mengetahui lebih baik, perihal substantif peacekeeping PBB (pemeliharaan perdamaian) dan peranan Indonesia disana, termasuk relasi dan jejaring yang kemudian terbangun dengan rekans yang bekerja di Markas Besar. Pada pertengahan tahun 2001, secara resmi saya bergabung pada kantor divisi pengadaan/pembelanjaan & kontrak PBB, dikenal sebagai United Nations Procurement Division (UNPD) yang sibuknya bukan main dalam urusan dukungan pembelanjaan dan logistik kebutuhan barang dan jasa tidak hanya untuk lingkup operasional PBB di Markas Besar New York, namun juga misi pemulihan perdamaian di berbagai daerah konflik.

Tidak sedikit kolega sekantor yang datang dan pergi dari penugasan misi yang bertugas sebagai pejabat pengadaan, itulah yang kemudian membuahkan kesempatan untuk terjun ke lapangan langsung, mengingat sejak akhir tahun 2002, saya mulai menangani pembelanjaan dan urusan logistik misi pemeriksaan senjata PBB ke Iraq. Mendarat di Baghdad, Irak kisaran February 2003 membuat mata ini terbuka luas akan apa yang selama ini saya kerjakan dibelakang meja komputer dengan setumpuk berkas tender dan koordinasi telepon dengan supplier dan kolega dilapangan, sejak itu gambaran dua dunia (headquarters & field missions) menyatu dalam benak ini akan bagaimana pesat dinamika dan sisi ekspose multi-dimensional serta peranan signifikan elemen pembelanjaan dan Supply Chain Management (SCM) bagi operasional misi PBB. Penugasan pertama ke Irak dibawah UNMOVIC merupakan wahana luncur saya untuk kemudian meniti dan melaksanakan manuver karir dibidang peacekeeping ini, hingga berbalas dengan permintaan tugas ke Liberia dibawah UNMIL selama 6,5 tahun dan kini di Kuwait dibawah naungan misi politik PBB untuk Irak (UNAMI).

Setelah sharing pengalaman di blog tentang pengalaman selama menjalankan tugas sebagai Procurement Staf UN di berbagai negara, apa saja manfaat yang Kang Luigi sudah peroleh dan kendala apa yang pernah dialami?.

Manfaat yang pertama adalah pemberdayaan kapabilitas, sebuah proses pembelajaran dan pembangunan kompetensi profesional dibidang Supply chain management pada sebuah organisasi besar/internasional dengan wilayah operasional global dimana lingkungan kolega yang sangat beragam dari kewarganegaraan, kultur dan latarbelakang. Tentunya sebuah adaptasi dan penggemblengan tersendiri dalam upaya mencapai hingga saat ini. Dari sisi SCM, tentunya banyak memahami pentingnya dukungan integral guna memastikan kelancara operasional, ditambah lagi kemampuan memimpin serta kerja team yang terpadu dimana membawahi kolega yang sangat beragam dari sisi latarbelakang kultur, kebangsaan, tabiat/karakter dan nilai kearifan/kepekaan atas norma lokal yang serta-merta harus masuk dalam elemen kepemimpinan tadi. Dengan ekspose terhadap berbagai situasi sulit dan darurat, kapabilitas dan keandalan kompetensi psikis individu juga teruji, dimana bekerja didaerah konflik, pasca-konflik, pasca-bencana dan lain sebagainya adalah sama sekali bukan “Business as usual”. Dalam setiap humanitarian professional, apakah itu civilian atau uniformed staffs, sederet prasyarat harus mampu dipenuhi agar sukses dalam mengemban mandat bertugas pada sebuah peacekeeping mission, selain kompetisi teknis, profesionalisme, integritas, sensitivitas terhadap kearifan/budaya setempat dan peka terhadap perihal kesetaraan gender, seorang humanitarian professional juga penting untuk memerankan peranannya sebagai duta besar perdamaian dalam setiap tindak-tanduk, tutur-kata khususnya selama berada di daerah penugasan mission agar apapun yang kita jalani dalam keseharian bertugas tidak bertolak belakang dan membahayakan kolega sesama, serta secara keseluruhan menciptakan dampak negatif terhadap mandat misi PBB atau organisasi/institusi yang menaunginya.

Bicara soal kendala, sudah pasti banyak dan menjulang. Mengapa begitu?. Pertama karena lokasi geografis penugasan adalah daerah yang baru saja usai atau masih dilanda konflik, sehingga stabilitas keamanan dan situasi politik negara setempat (host country) sangat rentan. faktor keamanan dan pengamanan menjadi pertimbangan besar yang mempengaruhi pendekatan operasional. Kondisi higenitas dan kesehatan umum serta fasilitasnya yang hancur porak-poranda akibat konflik atau peperangan, menjadikan daerah penugasan dilanda epidemi dari berbagai wabah penyakit, sehingga hanya mereka dengan kesehatan yang prima (sehat jasmani & rohani) saja yang diperbolehkan bertugas di daerah seperti ini. Isolasi dari kehidupan normal dan separasi dengan keluarga atau hubungan sosial, hambatan terhadap kemudahan akses komunikasi dan kesempatan rekreasi adalah sebagian kecil dari sederet tantangan tugas.

Baru-baru ini diselenggarakan 2 event pertemuan besar Blogger di Indonesia yaitu Kopdar Blogger Nusantara di Sidoarjo & ASEAN Blogger Summit di Bali. Menurut Kang Luigi-dalam kapasitas sebagai seorang blogger — peran apa yang bisa dimainkan Blogger Indonesia dalam konteks Nasional maupun Regional?.

Blogger adalah layaknya seorang jurnalis tidak resmi dimana apa yang disuarakannya cukup efektif dalam menggalang opini, terutama pada daya jelajah dan ranah ‘social capital’nya masing-masing pada komunitas dimana ia berasosiasi, serta seberapa aktif kekerabatan yang telah berhasil ia bangun dalam kapabilitasnya menyebarkan informasi yang dilemparkannya ke forum-forum tersebut. Ibarat lentera yang punya ukuran daya terang, yang skalanya bisa berupa lilin, portable torch (lampu senter), sampai kepada kaliber ‘mercusuar’ seiring dengan posisinya serta statusnya dalam konteks strata + pergaulan sosial.

Mungkin dalam kesempatan ini, ijinkanlah saya mengulas sedikit tentang fungsi “Pemberdayaan Masyarakat” atau Society Empowerment dimana inilah yang akan menjadi daya tarik komunitas untuk turut berpartispasi, baik sebagai blogger dan sebagai pemerhati/pembaca atas topik/bahasan yang ditulisnya. Sudah seyogyanya kedepan ini, terutama pada era digital dimana arus informasi tidak mengenalbatas geografis dan sudah terbukti ampuh untuk menjadi ‘senjata’ perlawanan terhadap banyak issue substantif antara pihak penyelenggara negara dengan rakyatnya. Kita faham benar akan bagaimana ‘The Arab Spring’ diawali dari Tunisia, Mesir, Jordan, Bahrain, Syria, Libya, dan kini kembali ke Syria lagi - itulah daya/kapabilitas kekuatan penggalangan yang dimotori oleh blogger (via media jejaring sosial).

Nah, fahamilah keampuhan ‘senjata’ tadi - dalam hal ini kita ganti saja istilahnya menjadi ‘kapabilitas’ dan kita bisa merancang cetak-biru ‘kapabilitas’ ini agar bisa menjadi alat pemberdayaan komunitas. Sepanjang perjalanan blogging saya mulai tahun 2004, selang waktu 3-4 tahun setelah itu mulai bermunculan blogger-blogger yang baik tulisannya dan social capitalnya mulai meningkat baik mutu dan spektrumnya (Online followers beragam dari pelajar, mahasiswa sampai ke tingkat profesional) dan serta-merta diasah melalui interaksi personal, serta kegiatan bersama, seperti kopdar, gathering.

Dibentuknya komunitas blogger berdasarkan aspek geografis adalah langkah yang positif, sedemikian menjadikan wadah/forum komunikasi pada tingkat yang lebih kompak, dari tingkat kabupaten sampai terus ke propinsi. Mungkin kalau kita kilas balik ke jaman perjuangan kemerdekaan serupa dengan kelopmpok pemuda; Jong Java, Jong Ambonese dan lain sebagainya hanya saja kita saat ini sudah mempunyai kefahaman teknologi kominfo yang jauh lebih maju, tinggal bagaimana mempersatukan-nya secara konsisten dan mengakar terhadap agenda nasional yang ujung-ujungnya akan membeirkan manfaat bagi pembangunan kemakmuran kelas menengah yang mapan, yaitu kelas dimana banyak bloggerIndonesia kini berada.

Tanpa bermaksud (sama skeali) mengajari atau sok pinter, ijinkan saya sedikit mengulas mengakar terhadap apa?. Mengakar dari segi kefahaman akan 5 pilar pembangunan, yaitu:

Achieving Macroeconomic Stability

Creating A Better Business Environment

Establishing Good Governance And Strong Institution

Instituting Social Reforms to Improve Equity

Managing the Environment

Saya tidak akan mengulas saat ini akan ke-lima pilar diatas, namun kalau kita mau memahainya secara sekilas saja, masing-masing pilar pembangunan tadi bisa diaplikasikan, dan diambil peranan pemberdayaannya oleh komunitasblogger melalui program bersama terutama dari sisi ‘professional & capacity building programs’.

Dari banyak kegiatan yang selama ini dilakukan oleh komunitas blogger sudah merefleksikan idealisme dan tepat sasaran dalam upaya pemberdayaan masyarakat, namun demikian perbaikan program dan kolaborasi dengan badan-badan pemerintah serta pembahasan issue substantive pembangunan perlu banyak ditingkatkan. Pemberdayaan dalam hal krusial seperti: Defence, Diplomacy and Development (3D) - masih dirasa kurang, baik dari sisi program, expose, sinergi bersama partner organization, dan kerangka pengembangannya.

Pada saat komunitas kita mulai diperkenalkan dengan issue 3 D tadi, maka paradigma dan mutu produksi para bloggers dan sikap/pandangan/opini masing-masing individu komunitas akan berada pada level awareness dan critical yang lebih baik, sehingga bisa menjalankan fungsi kontrol sosial alternative terhadap issue nasional atau perihal yang menjadi perhatian/concern masyarakat luas bilamana ‘mainstream media’ tidak cukup baik dalam mengangkatnya serta’bloggers kelak dianggap sebagai elemen/kelompok strategis yang HARUS diperhitungkan dan dilibatkan dalam dialog pembangunan’

Forum diskusi, dialog dan workshop apapun itu bentuknya oleh bloggers, dari Boggers dan untuk bloggers akan memberikan pengetahuan /wawasan perihal pendidikan perahanan, ketahanan, kesatuan dan pemeriharaan perdamaian khusus untuk anggota komunitas bloggers sehingga paradigma masing-masing bisa bergeser dari yang awam menjadi faham, dari yang ignorant bisa menjadi aware, dan seterusnya kelak bisa memainkan pada tingkat yang lebih baik peranan diplomasi P-to-P (Person to person Diplomacy). Ketahuilah bahwa masing-masing dari kita, apalagi seorang bloggers adalah “An ambassador of one, as well as an army of one”

Fahamilah bahwa kita semua - terutama Bloggers Indonesia adalah ‘Stake Holder’ yang mereka semua itu (institusi pemerintahan, organisasi internasional dan badan negara lainnya) memerlukan kita sebagai mitra dalam menjalankan program mereka. Kita mempunyai kepentingan yang sama besar jadi disinilah fakta yang perlu difahami bahwa dalam menjalin kerjasama dan koordinasi, tiadalah pihak yang jauh lebih penting melebihi satu sama lain.

Bloggers Indonesia - kita semua punya tanggungjawab bersama (a shared responsibility) untuk mendidik anak bangsa agar tidak menjadi rapuh/rentan dan mempunyai daya juang yang tinggi, faham akan tanggungjwab dan kewajibannya, fasih dalam kompetensinya, kuat dalam persatuan hingga mampu menjawab tantangan global kedepan, piawai memainkan peranan strategis-nya pada lingkup regional, dan internasional sehingga dihormati, disegani, juga dicintai oleh bangsa lainnya.

ASEAN Blogger Summit di Bali menghasilkan sejumlah poin deklarasi . Bagaimana pendapat Kang Luigi menanggapi isi deklarasi ini dan ditingkat global bagaimana strategi serta peran yang bisa dimainkan ASEAN Blogger dalam mewujudkan visinya?.

Satu kata kunci dalam menyiasati dan memastikan kontribusi positif Blogger Indonesia sebagai anggota komunitas Blogger ASEAN, yaitu “pemberdayaan” atau empowerment. Pemberdayaan yang sifatnya universal, terhadap diri, komunitas dan segenap anak bangsa. Pemberdayaan apa sajakah yang kita perlukan? dalam berbagai hal dan multi-dimensional sehingga upaya pemberdayaan ini mampu secara efektif meningkatkan kompetensi Indonesia, tidak hanya untuk kalangan blogger semata namun seluruh anak bangsa agar ia mampu bersaing dan berdiri sejajar dengan sesama warga ASEAN lainnya.

Dengan pemberdayaan tersebut, yang juga berarti pembangunan kompetensi Blogger Indonesia, dan segenap anak bangsa sehingga mengantarkan pada situasi dan kondisi dimana anak-bangsa ini dapat dan mampu produktif dalam karya-karya dibidangnya masing-masing, kreatif dalam inovasi substantifnya, aktif dalam menggelorakan perubahan positif yang berguna, bermanfaat bagi khalayak umum, sukses melaksanakan good governance, baik dalam kepemerintahannya serta organisasi korporatnya.

Kesemuanya diatas akan secara otomatis menjadikan Indonesia sebagai anggota ASEAN yang memberi nilai tambah dan menjadi referensi solusi, teladan (role model) bagi anggota dan warga ASEAN lainnya. Dari situslah posisi tawar Indonesia dan peranannya baik dalamlingkup ASEAN, dan regional ASIA PACIFIC dan Internasional akan benar-benar diperhitungkan, didengar himbauannya, disegani keberadaannya dalam forum apapun.

Bagaimana Kang Luigi melihat peran sosial media ini dalam mendukung aktifitas blogging?.

Saya melihat postensi jejaring sosial (Social Media) sebagai ‘conduit’ atau penyalur atau ruang penyebaran informasi dan wahana kolaborasi yang cukup efektif dengan catatan bahwa para blogger Indonesia faham untuk bagaimana terbaik memanfaatkannya secara benar dan menjadikannya (Jejaring Sosial) ini sebagai perangkat dalam strategi komunikasi individualnya.

Terlepas dari itu, sudah selayaknya aktivitas blogging/ngeblog ini juga didasari oleh karya-karya nyata pada lingkup dunia nyata dimana karya-karya tersebut kemudian layak untuk diangkat dalam sebuah blog dan disebarkan kisahnya kedalam ranah social media. Tanpa dibarengi dengan produksi karya nyata yang membawa manfaat bagi kepentingan umum, blog dan ngeblog bisa dikatakan hanya sibuk dan ramai dengan ‘pepesan kosong’.

Selain dari mutu tulisan, si konten tadi - seorang blogger dalam aktivitas PR (Personal Relations)nya hendaknya faham akan potensi dan resiko yang dimiliki oleh jejaring sosial, dan pertimbangan serta prinsip dasar Public Information Strategy selayaknya menjadi referensi dalam beraktivitas pada medium ini, hingga manfaat dan efektivitas kegitan kolaborasi menjadi positif, efisien dan efektif dan bukan sebaliknya.

Penting sekali agar blogger Indonesia bisa senantiasa memberdayakan anggota komunitasnya secara reguler sehingga produktivitas (termasuk menulis blog/ngeblog) dan pencitraan blogger Indonesia, dan Indonesia secara keseluruhan baik terhadap komunitas Blogger ASEAN dan lingkup yang lebih luas lagi senantiasa positif dan membawa manfaat.

Kang Luigi akan meluncurkan buku perdana yang diangkat dari kisah-kisah di Blog. Bisa diceritakan latar belakang penulisan buku ini?.

Seperti diulas pada jawaban pertanyaan sebelumnya, juga atas dorongan semangat para sahabat yang mengatakan bahwa kisah pengalaman ini sangat layak untuk dikemas dalam sebuah buku guna memberdayakan khalayak yang lebih luas. Dari pertimbangan itulah kemudian rangkuman kisah dari blog posting ini dikemas ulang sehingga menjadi pas untuk sebuah buku. Bagi saya pribadi, meluncurkan sebuah buku bukanlah tujuan utama namun lebih kepada ‘dampak manfaat’ apa saja bila kelak ringkasan kisah ini dikemas dalam format buku. Dengan berbagai masukan yang diterima dan didiskusikan, kemudian saya melangkah lebih lanjut dengan penyusunan materi hingga menjadi sebuah buku.

Disela-sela kesibukan bekerja bagaimana strategi Kang Luigi mengatur waktu ngeblog dan menulis?.

Menulis itu, bagi saya tidak bisa dipaksakan. Karena memang tulisan saya selama ini adalah bukan tulisan berita namun lebih kepada kisah, opini dan wacana meski berdasarkan pengalaman pribadi, saya memerlukan cukup waktu untuk mengkaji ulang dari sisi ketersediaan ide, elemen pendukung dan pertimbangan apakah topik tulisan ini memang pantas. Worth shared?. Seiring dengan bertambahnya umur dan meluasnya interaksi dengan berbagai kalangan lintas sektoral dan banyak pembelajaran yang saya terima, produksi penulisan blog posting menjadi fluktuatif dimana skala prioritas kehidupan dan berkeluarga juga berjuang untuk mendapatkan perhatian dan tindaklanjut dalam 24 jam rentang waktu yang saya miliki.

Sesekali saya menuliskannya dalam draft yang kemudian, esok, minggu depan, bulan depan saat longgar dan saat ‘mood’ ini memang sedang dalam kekuatan penuh, meneruskan draft yang sebelumnya ditinggal. Mengkaji ulang meski acapkali gaya penulisan ala sontoloyo masih mewarnai kental aroma penulisan, yang tidak dipungkir juga membuat saya heran - telah menjadi hiburan tersendiri bagi kalangan pembaca.

Saat ini, selain menulis blog, saya juga cukup disibukkan dengan berbagai kolaborasi via email dimana peran tambahan yang awalnya dilakoni sebagai blogger dan terus bertambah menjadi: Juragan sebuah warung sayur, montir kendaraan, duta besar, perawat atau dokter dan juru kampanye tadi. Peranan tambahan tadi adalah dalam artian, implementasi dukungan moril dan korespondensi aktif dengan beragam kalangan pembaca dalam bentuk one-on-one communications, interaksi tatap wajah saat memungkinkan dan lain sebaginya yang kesemuanya kembali dipindahkan ke dunia nyata sedemikian rupa bahwa bloggers adalah juga manusia yang bisa dan berkenan diajak turun dari dunia maya untuk membantu sesama, meski itu mungkin hanya sebatas konsultasi, pemberian saran/pandangan dan tepukan dipundak atau jabat erat kedua tangan ini.

Blogger turun langit (dari dunia maya) nampaknya kedepan akan menjadi sebuah prasyarat penting bilamana sang blogger yang bersangkutan ingin dan serius dalam membangun komunitasnya menjadi komunitas yang kuat, erat, solid dan terbedayakan.

Apa saran-saran Kang Luigi untuk blogger pemula dan baru pertama kali memasuki dunia blogging?

Cari dan dapatkan visi dan misi-mu sebelum terjun ke dunia blogging dan jadilah komunikator yang ulung dalam menyampaikan ide pada tulisanmu, sebab apa yang ditulis, kemudian naik on-line dan terbaca pihak umum, akan terus tersimpan disana (di dunia maya). Pastikan apapun yang ditulis memang membawa manfaat dan berguna, jika tidak jelas ia akan menjadi bom waktu pada 5, 10 tahun kemudian terhadap jabatan atau perjalanan karir sang blogger yang bersangkutan dan implikasinya pada kehidupan dunia nyata.

Peranan apa yang ingin dimainkan oleh seorang blogger dalam mindsetnya akan mempengaruhi isi, mutu blog posting, konsistensi atau kelangsungan umur blog dan komunitas dan perkembangan jumlah pembaca yang mengikutinya.

Biodata Luigi Pralangga:

Nama : Luigi Pralangga

Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 29 April 1974

Jabatan saat ini : Procurement Officer, United Nations Assistance Mission for Iraq (UNAMI), Iraq mulai Aug 2010 - saat ini

Pendidikan Terakhir : S1 Teknik Sipil, ISTN

Pengalaman Kerja sebelumnya :

Procurement Officer, United Nations Mission in Liberia (UNMIL), Liberia - West Africa mulai 2004 - Aug 2010

Procurement Liaison, United Nations Monitoring Verification Inspection Commission (UNMOVIC), Baghdad, Iraq mulai Nov 2002 - May 2003

Procurement Assistant, United Nations Procurement Division (UNPD), New York mulai 2001 - 2004

Alamat Blog : http://pralangga.blogspot.com & http://pralangga.org

Karya buku yang sudah dihasilkan : “Ondel-ondel Nekat..” 2011

Tempat Domisili : Kuwait City, State of Kuwait

Twitter: @pralangga

Foto-foto boleh ditengok di http://flickr.com/photos/pralangga dan dari Facebook

Wawancara Bersama Mubarika Darmayanti (Idblognetwork): “Setiap Tantangan Menjadi ‘Milestone’ Kami Dalam Berkiprah”

Kehadiran IDBlognetwork (selanjutnya saya singkat menjadi IBN) di jagad blog Indonesia, sungguh fenomenal. Gebrakannya yang tampil menjadi “jembatan” antara blogger dan publisher dengan beragam fitur yang unik serta tawaran kompensasi yang menggiurkan membuat kehadiran IBN bagaikan oase yang menyegarkan dalam hiruk pikuk dunia blog Indonesia yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun (data terakhir menyebutkan sudah mencapai lebih dari 5 juta blog).

Sebagai sebuah start-up lokal yang baru merintis bisnis publikasi online dengan mengandalkan jaringan blogger Indonesia, langkah IDBlognetwork setelah setahun lebih kelahirannya sangat spektakuler. Dengan cerdik IBN memasuki “ceruk pasar” yang potensial tapi nyaris tak terlirik yakni memberdayakan blog-blog Indonesia sebagai media publikasi. Para pengiklan besar pada umumnya memang lebih memilih portal atau media online untuk beriklan. IBN merangkul blogger Indonesia sebagai mitra strategis mereka memasarkan iklan produk klien mereka lewat blog dengan kompensasi yang “lumayan”. Melalui kemampuan kolegial serta referal para blogger pesan advertorial yang disampaikan mampu menjangkau sasaran target yang diharapkan sang pemasang iklan.

Tidak hanya sudah merangkum 5201 blog (data terakhir saat posting ini dibuat) dalam komunitasnya namun perusahaan ini sudah mampu menjalin kerjasama dengan klien-klien besar dan potensil yang mempercayakan iklan produk mereka lewat publikasi blogger melalui IDBlognetwork. Tercatat Telkomsel, XL. Kemenbudpar (Promosi Pariwisata), Nokia, Berniaga, Mazda, Indosat, OSK188 dan Unilever Indonesia masuk dalam jejaring klien IBN. Berkat IBN, saya bahkan mendapatkan kesempatan emas jalan-jalan ke Hongkong Disneyland sebagai salah satu dari 6 Blogger Indonesia yang terpilih berwisata ke Taman Disney kedua di Asia itu. Pada Rabu 21 September 2011, Idblognetwork mengumumkan mendapatkan partner dalam pendanaan dari investor terkemuka yang senantiasa memberikan perhatian pada Start Up Indonesia yang potensil yakni, East Ventures. Ini sebuah momentum besar bagi IBN untuk mempercepat akselerasi mereka untuk bertumbuh.

Ada sejumlah kanal layanan yang disediakan oleh IBN yakni PpC (Pay Per Click) adalah advertising berdasarkan jumlah klik yang didapat, advertiser membayar jumlah klik yang didapat, PpA (Pay-Per-Action) adalah Advertiser membayar berdasarkan jumlah ‘Action’ yang didapat oleh advertiser, ‘Action’ itu berupa feedback berupa isian form yang diisi oleh calon customer, jumlah download brochure ataupun sales order serta PpP (Pay-Per-Post) adalah review ulasan mengenai produk/services yang diulas oleh blogger, Advertiser membayar berdasarkan jumlah artikel yang ditulis oleh para blogger. Yang menarik IBN JUGA menyediakan terobosan baru berupa Twitter Campaign dimana melibatkan blogger melakukan kampanye iklan lewat microblogging twitter.

Saya beruntung mendapatkan kesempatan mewawancarai Mubarika Darmayanti, Chief Business Officer IBN salah satu yang merintis kehadiran perusahaan ini (selain Mubarika, juga ada Kukuh TW dan Moch.Farid sebagai co-founder). Perempuan cantik dan energik kelahiran 19 Maret ini memang berada di garda paling depan untuk meyakinkan klien atau pihak publisher untuk mengiklankan produknya melalui jejaring Blogger di IBN yang mengandalkan Jaringan high quality blogs (No SARA + No Adult content) , memiliki traffic tinggi, konten orisinal dan memiliki passion besar dalam dunia blogging. IBN membuka kesempatan yang luas bagi advertiser/brand untuk langsung “menyentuh” target konsumen mereka. Secara ketat IBN melakukan seleksi dan verifikasi pada blog-blog yang sesuai dengan visi dan misi mereka. Saat ini masih ada 6446 blog yang berada dalam proses penilaian untuk masuk ke dalam jejaring IBN.

Melalui email alumni jurusan Komunikasi FISIPOL Universitas Hasanuddin, Makassar dan pernah bekerja sebelumnya di berbagai perusahaan (khususnya dibagian advertising) seperti Admax Network, FeminaGroup, dan KompasGramedia ini menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan.

Berikut petikannya:

Pertama-tama saya ucapkan selamat Ulang Tahun pertama untuk IDBlognetwork pertama yg jatuh pada tanggal 1 Agustus 2011 lalu, bisa mbak Rika menceritakan bagaimana awalnya mendirikan IDBlognetwork?

Pertengahan Juni 2010, saya bertemu pertamakalinya dengan KukuhTW. Menurut saya, dia
seorang programmer yang brilian juga “pecandu” IT. Meeting tersebut selesai 6 jam
kemudian, yang akhirnya menghasilkan ‘embrio” blog aggregator. Buat saya, KukuhTW
adalah soulmate dan hanya dia yang bisa menerjemahkan hal tersebut.

Bagaimana latar belakang pendirian IBN? Apakah sebelumnya pernah terinspirasi dari layanan/produk serupa dari luar negeri?

Jujur, waktu itu saya belum banyak tahu mengenai layanan /produk serupa dari luar negeri yang telah ada. Saya justru terinspirasi dari banyaknya tulisan teman-teman blogger yang keren saat melihat di SERP. Saya berpikir, begitu banyak blog di Indonesia yang memiliki konten berkualitas namun belum bisa atau belum dapat memaksimalkan penghasilan dari aktifitas nge-blog.

Bisa diceritakan apa saja “produk” andalan IBN saat ini dan siapa saja yang telah menjadi mitra IBN dalam memasarkan produknya?

Produk andalan IBN saat ini adalah CPA (Aquisition). Campaign ini memungkinkan advertiser untuk mendapatkan KPI yang lebih akurat dan lebih “convert to sales”. Dimana dari data yang masuk, Akuisisi yang terjadi berupa database email/telpon, download materi/lagu, booking produk, dan lain-lain.

Sebagai jembatan antara Blogger dan Publisher apa saja hambatan yang dialami oleh IBN dalam mengelola secara profesional perusahaan dengan jumlah blogger yang bergabung sudah lebih dari 5000 orang dan terus bertambah setiap waktu?

Saya melihatnya sebagai proses belajar. Dalam 1 tahun ini, baik idblognetwork.com, teman-teman blogger sebagai publisher dan advertiser sendiri juga seiring sejalan bersama-sama memberi masukan dan kritikan terhadap kinerja Idblognetwork.com

Bagaimana strategi dan solusi IBN mengantisipasi tantangan-tantangan yang dihadapi?

Setiap tantangan kami hadapi dengan mempercepat roda progress kerja Idblognetwork itu sendiri. Tiap tantangan kami perlakukan sebagai milestones kami sehingga IBN tidak perlu “menengok ke belakang” bila ada tantangan serupa di masa datang.

Bulan Mei-Juni 2011 lalu, IBN menyelenggarakan Roadshow Blogilicious di 7 Kota besar
Seluruh Indonesia, apa target atau sasaran yang ingin dicapai oleh IBN melalui kegiatan tersebut? Dan apakah kegiatan akan rutin dilaksanakan tiap tahun?

Target Blogilicious sangat sederhana. PERTAMA ingin bertemu langsung dengan teman-teman blogger yang sudah dan akan bergabung di IBN; yang KEDUA adalah ajang berbagi pengalaman, ilmu, dan pengetahuan dari teman-teman Blogger Senior yang sudah mumpuni di dunia blogging kepada teman-teman blogger muda lainnya.

Bulan Maret lalu IBN bekerjasama dengan Hongkong Disneyland mengirim 6 orang blogger Indonesia kesana untuk meliput perayaan 5 tahun wahana tersebut disana, apakah ada rencana lanjutan dengan pihak Hongkong Disneyland atau pihak lain di luar negeri untuk kegiatan serupa?

Jujur untuk berbagai kerjasama perjalanan keluar negeri, sebenarnya ada beberapa agenda yang dilewatkan oleh IBN. Kami sedang mempersiapkan platform rekomendasi bagi para advertiser tersebut. Mudah-mudahan tahun depan hal ini sudah berjalan lancar, sehingga liputan blogger keluar negeri bisa terus berjalan.

Apa strategi jangka panjang IBN untuk tetap terus bertahan di tengah gempuran era digitalisasi informasi saat ini?

Strateginya hanya satu yakni fokus terhadap service dan pengembangan produk IBN agar dapat memenuhi ekspektasi publishers dan advertisers.

Ngomong-ngomong pernah gak sih ada blogger IBN yang pernah memperoleh pendapatan hingga 8 digit? Perolehan terbesarnya didapatkan dari layanan mana mbak?

Tiap blogger rata-rata memiliki spesialisasi tersendiri. Paling besar adalah dari CPA dan CPC. (Catatan: Dari Blog Mbak Rika yang saya baca disini ada blogger yang berhasil mendapatkan pendapatan hingga Rp 45 juta dari iklan ini!!)

Apa saran-saran mbak Rika kepada blogger-blogger khususnya bagi yang belum dan sudah bergabung dengan IBN ?

IBN adalah salah satu alternatif teman-teman blogger yang memiliki unique content dan
kombinasi dengan traffic yang baik untuk memonetize blognya. Kami terbuka bagi blogger
mana saja yang ingin bergabung dengan IBN.

IBN menjadi penyokong utama kegiatan Kopdar Blogger Nusantara di Sidoarjo yg dilaksanakan akhir bulan Oktober 2011 nanti. Apa yang menjadi harapan IBN dengan adanya pertemuan tersebut dan apa yang menjadi dasar alasan IBN mendukung kegiatan kopdar Blogger Nusantara?

Kopdar Blogger Nusantara adalah acara dari blogger untuk blogger. Suatu bentuk lintas komunitas dimana siapa saja boleh bergabung. Idblognetwork sangat mensupport kegiatan tersebut. Jikalau nanti Blogger Nusantara memiliki agenda tersendiri diluar IBN yang sesuai visi dan misinya, kami tetap mensupport 100%.

 

Wawancara Bersama Risa Amrikasari: “Menulis Harus Tidak Dengan Paksaan”

“[S]epak terjang” Risa Amrikasari, perempuan kelahiran Bogor 22 Oktober 1969 khususnya dalam dunia blogging dan penulisan yang cukup fenomenal, sangat menarik minat saya untuk mewawancarai serta mengetahui lebih banyak pokok-pokok pikirannya. Pertama kali mengenal sosok Konsultan Hak Kekayaan Intelektual , Intellectual Property Advisory Services (IPAS) Institute ini pada acara Sarasehan Amprokan Blogger 2010 lalu.

Saya sungguh terkesan bagaimana penulis 6 buku — yang ketika itu datang ke acara sarasehan amprokan Blogger 2010 bersama sang sahabat yang juga aktris, Jane Shalimar — ini berbagi dan mengungkapkan sejumlah pengalamannya dalam menulis dan berinteraksi lewat dunia blog. Untuk kedua kalinya, saya berjumpa sebagai sesama pembicara pada acara Blogilicious Jakarta. Dikenal juga dengan nama pena “Rose Heart”, Risa sangat produktif dalam menulis dan menyuarakan perlunya perempuan Indonesia berfikir terbuka dan kritis lewat blognya bertajuk “Perempuan Indonesia Bicara”.

Tidak hanya itu, Magister Hukum Bisnis dan sebelumnya pernah bekerja di Law Offices, Prihartono & Partners ini juga menggagas kehadiran komunitas “Rose Heart Writers” yakni kumpulan blogger yang memiliki komitmen untuk meningkatkan kemampuan menulis mereka. Komunitas ini sudah menghasilkan buku kompilasi “Good Lawyer 1 (2009) dan Good Lawyer 2 (2010).

Berikut petikan wawancara bersama Risa Amrikasari yang baru-baru ini meluncurkan buku terbarunya berjudul “Perempuan, Suarakan Hatimu!”:

Bisa mbak Risa menceritakan bagaimana pertama kali ngeblog dan siapa gerangan yang jadi “inspirator”-nya?

Saya mengenal dunia blog sejak tahun 1998, di mana pada masa itu, dunia blog belum seramai sekarang. Tetapi saat itu saya belum tertarik, saya lebih buka membuat website, daripada blog. Lalu, suatu hari saya terbawa oleh suatu link ke suatu blog yang apik. Dari situlah saya kemudian mulai mencoba membuat blog, meski tidak terlalu aktif. Nama yang saya pakai pun masih dengan nama samaran. Kebanyakan isi blog saya pun hanya curahan hati karena masih terpaku pada istilah ‘diary online’. Suatu ketika, saya diajak oleh sahabat saya ‘Ajeng’ untuk meramaikan komunitas blog yang waktu itu berada di bawah naungan admin indosiar, yang kemudian berganti nama jadi bloggaul.com.

Di komunitas bloggaul inilah saya bertemu dengan banyak blogger yang rata-rata masih berusia muda, dan sejak itu saya mulai aktif menulis di blog hampir setiap hari.

Apa pengalaman menarik dan mengesankan yang mbak Risa dapatkan selama ngeblog ?

Pengalaman yang saya dapatkan selama memiliki blog atau selama menulis blog? Hehe…. Kalau selama saya memiliki blog, tentunya semua pengalaman sangat menarik dan mengesankan. Terutama saat isi tulisan kita tidak terlalu sepaham dengan banyak orang pada umumnya, di situlah kemudian muncul adanya alasan kebebasan berpendapat yang kurang terarah alias tidak paham bahwa kebebasan berpendapat itu milik semua orang, sehingga ketika saya menuliskannya di blog saya pun, itu termasuk bagian dari kebebasan berpendapat. Tetapi tampaknya banyak pihak yang merasa khawatir atau tersinggung dengan posting saya, yang akhirnya malah memaki tak karuan! Hahaha…

Pengalaman mengesankan lainnya ya dengan memiliki blog, saya berhasil mendirikan komunitas penulis yang kemudian juga melahirkan buku-buku yang merupakan hasil kompilasi dari para pemenang lomba cerpen yang saya adakan setiap tahun.

Mbak Risa membuat blog (www.perempuanindonesia.org) dengan tagline “Perempuan Indonesia Bicara”, bisa diceritakan latar belakang lahirnya blog ini dan mengapa tidak menggunakan alamat blog dgn nama mbak Risa saja (misal www.risahart.com) untuk memperkuat “personal branding” ?

Blog “Perempuan Indonesia Bicara” memang saya dedikasikan untuk berbagi pandangan dan semangat bagi para perempuan Indonesia. Kebebasan berbicara bagi kebanyakan perempuan Indonesia masih menjadi sesuatu yang mahal sehingga ketika kita punya kesempatan untuk bicara dan menyampaikan apa yang ada dalam hati dan pikiran, kesempatan itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Meski isi blog saya kebanyakan ditujukan bagi perempuan, beberapa orang bahkan menyebut saya aktifis, sebenarnya justru melalui blog ini saya lebih mengarah pada pemberian motivasi pada perkembangan dan penguatan pribadi para perempuan sendiri, bukan pada tuntutan akan hak perempuan seperti yang disuarakan oleh para aktifis gender.

Saya membuat mask domain untuk blog saya dengan alamat www.amrikasari.com dan saya rasa itu sudah cukup mewakili nama saya.

Mbak Risa menggagas kehadiran “Rose Heart Writers” yg melibatkan banyak blogger dan menghasilkan kolaborasi dashyat dengan menghadirkan buku “Good Lawyer-1″ dan Good Lawyer-2″ bisa diceritakan latar belakang kehadiran komunitas ini dan apa harapan dan program kedepannya?

Komunitas ‘Rose Heart Writers’ adalah kumpulan para penulis yang berasal dari blogger dan memiliki kemampuan menulis yang sudah teruji melalui lomba-lomba menulis yang saya adakan. Mereka adalah blogger yang mau berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan menulis mereka dengan belajar menulis lebih baik melalui karya-karya mereka maupun pada posting blog mereka. Sebagai penggagas dan pendiri komunitas ini, tentu saja saya berharap para penulis yang berasal dari blogger ini tidak hanya akan berhenti menulis hanya karena saya menantang mereka menulis. Menerbitkan buku bukan berarti sudah menjadi penulis terbaik. Penulis yang baik itu jiwanya selalu memanggil untuk melahirkan karya-karya bermutu yang menimbulkan kepuasan batin. Tidak ada program khusus bagi komunitas ini, yang ada adalah bersama saling mendukung untuk meningkatkan kualitas menulis masing-masing, dan banyak project-project yang bisa dikembangkan dari komunitas ini, mengingat latarbelakang para penulisnya yang juga berbagai macam profesi.

‘Rose Heart Writers’ diikat dengan hati, dan hanya hati yang membuat anggotanya tetap menjadi bagian dari komunitas ini. Menjadi penulis di ‘Rose Heart Writers’ itu berat, karena saya tidak hanya mengajak mereka untuk bisa menuangkan imajinasi atau isi pikiran mereka ke dalam tulisan, tetapi juga memaksa mereka untuk bisa menulis dengan BAIK dan BENAR.

 

Bagaimana Mbak Risa melihat perkembangan dunia blog di Indonesia?

Sangat pesat dan mengesankan. Setiap hari saya melihat banyak orang menuliskan ide dan berbagi informasi melalui blog-blog mereka. Sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing, blog sepertinya sudah menjadi ‘sahabat’ bagi banyak onliners di Indonesia.

Jika di masa lalu orang masih terpaku pada pemahaman bahwa blog adalah ‘diary online’, maka di masa sekarang, kita bisa melihat begitu banyak orang yang berbagi informasi dan pengetahuan sesuai dengan bidangnya masing-masing melalui blog mereka. Komunitas blog pun tumbuh demikian pesat. Itu menandakan bahwa blog dan blogging semakin hari semakin bergairah di Negara kita ini.

 

Esensi Blog mbak Risa kebanyakan membahas tentang dunia perempuan dan romantika yang menyertainya. Kenapa mengambil tema ini dan apa yang sesungguhnya melatarbelakangi mbak Risa mengangkat tema-tema soal perempuan di blog?

Dalam hidup, kita selalu harus memiliki tujuan. Jika kita ditanya “untuk apa kita hidup?” maka pertanyaan itu tak akan butuh jawaban lama ketika kita sudah tahu betul apa tujuan hidup kita. Blog saya adalah media bagi intelektualita dan rasa saya untuk mencapai tujuan hidup saya. Tujuan hidup saya adalah berbagi ilmu pengetahuan bagi banyak orang. Saya tak ingin bermuluk rasa dengan target. Sebagai perempuan, saya melihat bahwa para perempuan di Negara ini belum semuanya memiliki kesempatan untuk berpikir terbuka. Pengalaman hidup dan pengetahuan yang saya miliki, akan sangat bermanfaat bagi para perempuan yang mau maju. Yang bisa saya lakukan hingga saat ini hanyalah berbagi pengetahuan sambil mengajak mereka untuk menyadari bahwa dalam dan pada diri mereka sendiri itu sangatlah indah dan berharga.

Perempuan adalah ibu dari para generasi muda di Negara ini. Dari para ibu yang berkualitas, akan lahir pula generasi baru yang lebih baik. Jika perempuan Indonesia sudah mulai bisa meningkatkan kualitas diri mereka, maka ke depannya masa depan generasi muda kita semakin baik.

Selain itu, diskriminasi terhadap perempuan masih sangat tinggi. Jika para perempuan mulai menyadari bahwa diri mereka adalah indah dan berharga, sehingga mereka tidak akan rela dirinya mengalami tindakan yang mendiskriminasikan mereka, maka kualitas kepribadian dan kecerdasan para perempuan pun akan meningkat. Perempuan harus diberi pendidikan yang layak, supaya mereka bisa mendidik anak-anak yang mereka lahirkan dengan lebih baik.

Kata-kata RA Kartini yang selalu menjadi pegangan saya dalam mewujudkan cita-cita saya memajukan pemikiran kaum perempuan di Indonesia.

“Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.” – RA Kartini, 4 Oktober 1902

Dalam acara Blogilicious Jakarta bulan Juni lalu, mbak Risa mengajak para Blogger yang hadir dalam sesi materi tentang “Etika Blogging”merumuskan butir-butir kesepakatan tentang Ngeblog Beretika , bagaimana mbak Risa melihat etika dalam dunia blog di Indonesia saat ini? Apakah sudah cukup kondusif?

Jika kita melihat blog-blog yang isinya berkualitas dan penuh muatan informasi pada berbagai bidang ilmu pengetahuan, kita bisa melihat bahwa mereka menuliskan FAKTA, bukan cuma asumsi apalagi tuduhan tanpa bukti yang hanya dirujuk dari berita-berita media online. Tetapi beberapa komunitas memang senang mengkritisi pihak-pihak yang ingin dikritiknya melalui blog. Jika itu dilakukan dengan fakta dan bukti, serta bahasa yang sopan, maka itu tidak melanggar etika. Sebenarnya orang-orang yang tidak peduli pada etika nge-blog sekarang sudah mulai banyak ditinggalkan oleh pengunjungnya.

Kalau kebetulan blogger tersebut berada dalam suatu komunitas, saya lihat memang ada yang masih sedikit ‘di luar batas’, karena mereka bersaing untuk bisa tampil menjadi headline. Kadang-kadang ini juga membuat blogger lupa bahwa pesan dan kesan yang terbawa ingatan orang setelah membaca sebuah tulisan, adalah lebih penting daripada sekedar mencari sensasi agar blognya dikunjungi orang. Masih banyak yang saya temui yang seperti ini. Tetapi di luar itu, blog-blog profesi adalah blog-blog yang rata-rata telah mengedepankan etika blogging dengan baik.

Sebagai praktisi dan konsultan di bidang HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) bagaimana tanggapan mbak Risa tentang perkembangan sosialisasi kesadaran masyarakat di bidang HAKI di Indonesia dan peran strategis apa yang bisa dimainkan oleh Blogger untuk menyokong upaya sosialisasi ini ?

Wah…. Kalau bicara soal kesadaran masyarakat di bidang HAKI di Indonesia sih masih jauh banget dari sadar! Hahaha! Ini terbukti dengan masih maraknya pembajakan di mana-mana. Nggak usah jauh-jauh, selama masih mendownload mp3 lagu-lagu secara illegal di internet, berarti kesadarannya belum ada, bukan lagi kurang!

Sebenarnya blogger adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dahsyat untuk mengkampanyekan soal kesadaran untuk tidak melanggar Hak Kekayaan Intelektual orang lain. Tetapi bloggernya itu sendiri masih banyak yang belum paham soal HAKI. Langkah yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN lalu, yang dilakukan di Yogyakarta, di mana saya kebetulan menjadi pembicara untuk materi HAKI, adalah langkah BESAR dan patut dicontoh oleh instansi-instansi pemerintah yang lain terkait perlindungan Hak Kekayaan Intelektual. Saya benar-benar salut dengan ASEAN Blogger Community yang mengedepankan materi-materi yang sangat bermanfaat dan benar-benar menambah pengetahuan para blogger.

Mbak Risa saat ini saya lihat juga aktif di ranah sosial media seperti Twitter & Facebook, bagaimana mbak Risa melihat peran sosial media ini dalam mendukung aktifitas blogging?

Jika biasanya seseorang bergantung pada komunitasnya agar tulisannya bisa dibaca orang lain sesegera mungkin usai dia memposting, maka pada media social seperti Twitter dan Facebook adalah menghilangkan ketergantungan itu. Dengan membagi link posting kita pada Twitter dan Facebook, seketika itu pula orang-orang yang berada di dalam lingkaran pertemanan kita akan dengan cepat mengakses blog bahkan menyebarkannya lagi seluas-luasnya.

Ada pendapat yang berkembang bahwa kehadiran social media seperti twitter dan facebook justru membuat para blogger yang dulunya aktif mengisi blognya menjadi malas dan justru rajin mengisi status di media ocial yg diikutinya. Bagaimana pendapat mbak Risa menanggapi soal ini?

Ya kalau melihatnya seperti itu, Blogging ini mau dianggap sebagai apa? Sebagai profesi, hobby, atau media untuk menyampaikan pemikirannya? Seseorang yang paham bahwa blog adalah media baginya untuk berbagi informasi, akan tetap menulis blognya jika ingin menyampaikan informasi penting yang ingin dibagi. Cukup memberi judul posting menarik, untuk kemudian membagi link-nya melalui media sosial.

Soal malas menulis blog sepertinya tidak bisa disimplifikasi dengan alasan karena sekarang ada twitter atau facebook. Malas menulis kan bisa juga karena sedang tidak ada sesuatu yang ingin dibagi. Menulis harus tidak dengan keterpaksaan. Butuh passion untuk menulis, oleh karenanya harus enjoy. Blogger sejati tahu kapan harus menulis di Twitter, kapan harus menulis di blognya.

Di sela-sela kesibukan bekerja dan mendidik anak, bagaimana strategi mbak Risa mengatur waktu ngeblog dan menulis?

Saya tidak pakai strategi apa-apa. Saya menulis di mana saja dan kapan saja saya mau. Kebanyakan saya menulis tidak di depan computer. Saya menulis menggunakan notepad Blackberry saya ketika datang suatu ide di waktu luang di mana saja saya berada. Setelah tulisan selesai, saya kirim melalui email dan saya download di computer.

Apa saran-saran mbak Risa untuk blogger pemula dan baru pertama kali memasuki dunia blogging?

Salah satu ciri utama kebebasan berpikir adalah tidak ragu untuk bertentangan dengan “mainstream” opini publik sepanjang yakin dan punya argumentasi logis. Jadilah penulis yang pada waktu yang tepat berani mewujudkan kebebasan berpikir melalui tulisan tanpa melanggar hak-hak orang lain.

Biodata Singkat

Nama : Risa Amrikasari

Tempat/Tgl Lahir : Bogor, 22 Oktober 1969

Jabatan saat ini : Konsultan Hak Kekayaan Intelektual , Intellectual Property Advisory Services (IPAS) Institute

Pendidikan Terakhir : Magister Hukum Bisnis

Pengalaman Kerja sebelumnya : Law Offices, Prihartono & Partners

Alamat Blog : www.perempuanindonesia.org / www.amrikasari.com

Karya (buku) yg sudah dihasilkan :

    1. Heart in the Sand, 2007

 

    1. Devotion, 2008

 

    1. Good Lawyer 1, 2009

 

    1. Especially for You, 2009

 

    1. Good Lawyer 2, 2010

 

    1. Perempuan Suarakan Hatimu!, 2011

 

 

Sumber foto dari Halaman Facebook Risa Amrikasari dan Perempuan Indonesia

Wawancara Bersama Hazairin Pohan:”Ruang Gerak Bagi Kemajuan Blogging di Indonesia Masih Besar”

Saya mengenal pertama kali Pak Hazairin Pohan saat bertindak sebagai moderator dalam sosialisasi Komunitas ASEAN 2015 di Makassar bulan Desember 2010 lalu dimana saat itu beliau menjadi salah satu narasumbernya bersama mantan Rektor UNHAS dan Duta Besar Indonesia untuk Iran Prof.DR.Basri Hasanuddin MA.

Percakapan saya dan beliau berlangsung hangat, terlebih saat mengetahui Pak Pohan-demikian saya memanggil beliau-juga adalah seorang blogger dan aktif menulis di Kompasiana, Senang sekali bisa bertukar fikiran dengan Pak Pohan yang cerdas, rendah hati dan ramah ini serta turut aktif berbagi informasi tidak hanya melalui blog juga melalui akun sosial medianya di Twitter (@hazpohan) maupun Facebook.

Perhatian mantan Duta Besar RI untuk Polandia (2006-2011) serta saat ini menjabat sebagai dalam Duta Besar Fungsional, Kementerian Luar Negeri sangat besar terhadap dunia blog, bahkan ikut menjadi salah satu tokoh yang menggagas lahirnya Komunitas Blogger ASEAN chapter Indonesia bulan Mei lalu.

Pada kesempatan Sarasehan dan Pameran Foto ASEAN akhir pekan silam, saya mengajukan permohonan kepada beliau untuk wawancara tertulis seputar soal blog dan perkembangan ASEAN, sama seperti yang pernah saya lakukan pada Om Jay dan Pak Prayitno Ramelan. Alhamdulillah, Pak Pohan menyambut baik dan berkenan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya via email, berikut petikannya.

Sejak kapan Pak Pohan mulai ngeblog?

Sejak Januari 2009, ketika sedang bertugas di Polandia. Saya mempunyai blog “A Fellow Countryman” di blogspot, sebagai warganegara ingin sharing dalam hal-hal yang saya ketahui kepada publik. Baru mulai Februari 2011 saya bergabung di Kompasiana.

Sejauh ini bagaimana peran blog terhadap aktifitas bapak sebagai Diplomat?

Memang di kalangan diplomat saya bisa dipandang sebagai “diplomat of a different sort”. Di kalangan pegawai negeri, kegiatan ngeblog itu bisa menjadi ‘bunuh diri’, kalau tidak hati-hati. Apalagi dalam dunia diplomasi, di mana hubungan antar-negara itu selalu sensitive. It can cost you your job, or carrier…

Saya mencoba mendekatinya dalam perspektif berbeda.

Pertama, memang blogging menjadi aneh apabila diplomasi itu hanya dilihat dari hal-hal formalitas hubungan antar-negara dan diplomat itu ‘tidak boleh menjadi diri sendiri’. Padahal, diplomasi itu juga melibatkan semua stakeholders, termasuk wartawan, seniman, pengusaha, anggota parlemen yang semuanya mempunyai bahasa sendiri-sendiri. Diplomasi itu juga substantif.

Kedua, blogging adalah sarana mengekspresikan diri, ada kalanya Anda setuju dengan pendapat pemerintah, namun tidak sering kita berpandangan berbeda. Ada ruang bagi pegawai negeri itu menjadi warganegara.

Ketiga, saya mempunyai pengalaman sebagai wartawan. Tidak semua bisa ditulis di koran, banyak pertimbangan di sana. Ini bekal juga untuk tahu mana yang bisa ditulis di blog, mana pula ruang untuk berbeda pendapat dengan pemerintah, dan mana pula yang tidak bisa ditawar-tawar, seperti Pancasila, NKRI, dsb.

Saya juga memanfaatkan blog, twitter, facebook sebagai social media untuk menyebarkan informasi yang benar kepada masyarakat, terutama mengenai diplomasi dan politik luar negeri yang acapkali diputarbalikkan dan kurang tampil secara proporsional. Saya menerima feedback, berupa kritik atau pertanyaan dan Insya Allah semuanya saja respon.

Apa saja manfaat yang bisa bapak dapatkan melalui aktifitas ngeblog ?

Ngeblog itu berkomunikasi, kepada diri sendiri, teman atau keluarga maupun public at large, umum. Di dalam berkomunikasi ada art, perspective, empathy, dan skill. Blogging membantu kita mengasah ke 4 hal tadi. Semakin sering menulis dan belajar maka semakin canggih kemampuan kita berkomunikasi.

Menjadi diplomat juga sangat erat kaitannya dengan kemampuan berkomunikasi. Saya susah membayangkan bila seorang diplomat kita tidak pandai atau tidak suka bergaul, atau bahkan tidak suka pada rakyat yang diwakilinya. Bagaimana mungkin?

Ekstremnya, diplomat itu dilatih untuk bermanis-manis bahkan dengan musuh sekalipun!

Saya bersama Pak Pohan dan Prof.Basri Hasanuddin dalam Seminar Sosialisasi ASEAN Community di Makassar, Desember 2010

Sebagai salah satu penggagas Blogger ASEAN, bagaimana Pak Pohan melihat Komunitas Blogger ASEAN chapter Indonesia dalam mendukung usaha-usaha sosialisasi menuju Komunitas ASEAN 2015?

Bagi kita ‘blogging’ dan ‘ASEAN’ adalah 2 hal yang ‘baru’. Kita belum sepenuhnya paham fungsi dan cara kerja blogging dalam konteks gerakan sosial. Kita masih dalam taraf hobby dan sedikit-dikit mulai faham blogging juga bisa menghasilkan materi. Capacity building bisa dilakukan melalui workshop, seminar, diskusi.

ASEAN, meskipun telah berusia 44 tahun, tetapi organisasi regional ini di masa lalu kegiatannya elitis. ASEAN dipandang sebagai exercise di kalangan diplomat, politisi, anggota parlemen, pejabat pemerintah. Banyak informasi penting tentang ASEAN yang tidak diketahui masyarakat. Maka, bloggers perlu menggali sendiri informasi yang relevan atau diperlukan oleh jaringan maupun komunitasnya menyangkut ASEAN.

Jadi, ASEAN Bloggers itu perlu berupaya menjembatani antara ‘blogging’ dan ‘ASEAN’, bridging lah. Menjembatani antara ASEAN sebagai organisasi dengan masyarakat/komunitas atau jaringannya. Selanjutnya, bloggers memanfaatkan jaringan (network) dan komunitasnya untuk menyebarkan informasi tentang ASEAN, membentuk opini di masyarakat, sekaligus menyampaikan feedback, input, masukan berharga dari jaringannya kepada ASEAN melalui komunitas yang telah dibentuk.

Dalam konteks Komunitas ASEAN 2015, Presiden SBY secara eksplisit membuat pernyataan menyambut baik berdirinya ASEAN Blogger Community. Substansi yang masuk dalam pernyataan Presiden itu adalah policy directive, yang harus didukung semua pihak.

Sumbangan ASEAN Blogger Community (ABC) Chapter Indonesia mungkin masih kecil, tetapi kita optimis dengan potensi serta pertumbuhan cepat media social maka pada waktunya kita akan semakin berperan mendukung terbentuknya Komunitas ASEAN 2015.

Bagaimana bapak melihat prospek pertumbuhan dan interaksi Blogger Indonesia dibanding blogger-blogger negara lainnya, khususnya di kawasan ASEAN?

Sebagai gerakan jaringan, kekuatan politis blogger Indonesia telah terkompartementalisasi: ada yang suka seni, gossip, gaya hidup, dan sayangnya belum menjadi suatu gerakan sadar untuk perubahan. Menurut saya ini banyak terkait dengan tingkat pendidikan dan pertumbuhan middle-class. Kelas menengah ini menjadi syarat mutlak untuk suatu perubahan, karena mereka independen secara ekonomi dari pemerintah, berpendidikan, dan sadar secara politis.

Dari faktor kesadaran politik karena faktor pendidikan, mungkin Malaysia, Filipina, Singapura atau Thailand lebih menonjol. Tetapi di negara-negara ini media social tidak berjalan lebih bebas dan terbuka, masih kuat kontrol dari penguasa.

Indonesia massif dari segi pengguna sosial media yang terbesar nomor 3 atau 4 di dunia! It’s something, tetapi pada saat bersamaan sejujurnya ruang gerak untuk kemajuan bagi blogging di Indonesia masih besar. Artinya, tantangan bagi kita masih berat ke depan, dan lebih banyak sifatnya internal, dari diri sendiri.

Apa saran bapak khususnya bagi Komunitas blogger ASEAN chapter Indonesia untuk mengaktualisasi perannya mendukung integrasi ASEAN berbasis kerakyatan?

Pertama, kita perlu mengajak orang-orang terkenal, berpengaruh, atau memiliki pembaca/followers yang banyak agar mereka mau menjadi duta ASEAN, dan membantu menyebarkan info tentang ASEAN. Ini sarana halo-halo yang efektif untuk diseminasi informasi. Dari kenal timbul pemahaman, dan kecintaan. Kalau sudah ada rasa cinta, maka akan ada ‘ownership’ atau kepemilikan.

Kedua, agar para blogger membangun jaringannya sendiri, baik dengan sesama blogger di komunitas maupun di luarnya. Tahap selanjutnya, membangun jaringan dengan blogger yang ada di negeri-negeri ASEAN, terutama berkaitan dengan bidang kesukaan/hobby atau minat yang sama.

Ketiga, para bloggers perlu mengintensifkan komunikasi internalnya dengan masyarakat di sekitarnya, baik secara fisik maupun virtual (berbasis minat). Kenapa? Karena media social itu hanya sarana, muatannya (substansi, pesan) harus bisa diisi ke arah pembentukan sense of ownership dan selanjutnya berpartisipasi dalam berbagai program yang ASEAN-driven.

Keempat, karena bahasa Inggeris menjadi medium utama di Asia Tenggara maka para bloggers Indonesia harus membangun kemampun bahasanya agar bisa berkomunikasi dengan teman-teman bloggers se Asia Tenggara.

Bagaimana pendapat bapak tentang etika blogging di Indonesia? Apakah dengan hadirnya UU ITE justru akan “memberangus” kebebasan berekspresi di Internet di Indonesia dan bagaimana kita, sebagai blogger menyikapi ini?

Negara melalui UU ITE bermaksud melindungi warganegaranya dari hal-hal negatif seperti pornografi dan kegiatan hasut-menghasut atau fitnah. Pemerintah tidak boleh menggunakan UU ITE ini justru memberangus kebebasan bereskpresi, atau membiarkan pribadi-pribadi menggunakan UU ITE untuk melindungi kepentingannya dari kritisi masyarakat, seperti kasus Prita itu.

Maka, penggunaan UU ITE itu harus dikembalikan kepada maksud awalnya, yakni melindungi masyarakat dari penggunaan tidak tepat media teknologi informasi.

Seperti saya katakan di depan, blogging ini masih baru bagi kita. Penggunaan media sosial masih pada taraf narsis dalam arti positif, sharing info kepada teman dan keluarga, dagang kecil-kecilan, atau penggalangan empati pada kasus-kasus yang menimpa rakyat kecil. Jadi dari segi jurnalisme masih pada tingkat dasar, pada umumnya.

Para pengguna sosial media kita masih terus belajar tentang art, perspective, empathy, dan skill. Art itu menyangkut kemampuan artikulasi. Perspective itu berarti mengajak masyarakat untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Empathy itu menyangkut solidaritas sosial dan kebersamaan. Sedangkan skill itu kemampuan berekspresi.

Pemerintah harus faham masyarakat kita baru pada tingkat pengguna media social yang mana. Hendaknya tidak pukul rata, sehingga kasus-kasus penghinaan atau pencemaran ditimpakan kepada orang-orang yang tidak tepat.

Di sisi lain, kita yang sudah memiliki kesadaran lebih baik dalam penggunaan media sosial juga perlu membantu membentuk kesadaran masyarakat terhadap dampak positif dan bahaya negatif penggunaan media sosial yang tidak bertanggungjawab.

Jam terbang” Pak Pohan sebagai Diplomat dan Dutabesar sudah cukup tinggi, pengalaman apa saja yg bapak peroleh selama jadi diplomat diluar negeri yg menginspirasi bapak untuk menuangkan ide dan opini lewat blog?

 

Saya dulunya wartawan pada tahun 1975-1976, lalu menjadi diplomat pada tahun 11980 setelah menyelesaikan S-1, di Fakultas Hukum USU. Wartawan itu selalu mencatat, mengulas dan me-warta-kan. Kegiatan professional sebagai diplomat juga sebagian sama dengan wartawan. Hanya, client kita adalah Pemerintah RI, dan semangat kita ingin berkontribusi kepada kepentingan negara.

Selebihnya, saya menjadi diri sendiri. Karena dalam perjalanan karir dan tugas tidak terlepas dari hal-hal human interest yang menurut saya bernilai untuk diwartakan kepada publik maka saya menulis di blog.

Hal-hal berkaitan dengan politik atau kebijakan pemerintah juga saya tulis di blog, tentu setelah mengalami proses ‘internal screening’ dari diri sendiri. Sebagai pegawai negeri, kita harus paham do’s and don’t’s dalam bergaul di media sosial.

Sebagai penulis, tentu saya juga memiliki catatan-catatan khusus mengenai peristiwa diplomasi dan politik internasional yang dengan pertimbangan mendalam tidak dapat saya publikasikan sekarang ini. Suatu ketika mungkin catatan ini dapat menjadi bahan bagi saya untuk menulis buku. Insya Allah.

Melihat kesibukan bapak belakangan ini, bagaimana cara bapak mengelola waktu ngeblog bapak diantara berbagai kesibukan dan kebersamaan dengan keluarga ?

Mencari waktu yang pas ini lah yang sulit. Tetapi pada setiap waktu senggang saya menulis dan menyimpan catatan itu. Pada waktu luang catatan ini saya lengkapi dan lanjutkan sampai tuntas dan matang untuk diterbitkan. Jika belum memadai, catatan ini tetap saya simpan dalam soft file. Ada puluhan tulisan saya yang belum ‘matang’, dan ini selalu saya edit untuk dapat diterbitkan, bila waktu dan mood memungkinkan.

Adakalnya, kedua blog saya tidak di-update sampai sebulan. Biasanya karena pekerjaan di kantor yang intens dan berkelanjutan. Tetapi saya tetap mencatat, atau membuat bahan tulisan. Ini sebabnya mengapa saya memiliki puluhan bakal tulisan, tidak habis-habisnya.

Mengenai keluarga, kebetulan 3 dari 4 anak saya sudah dewasa. Yang paling tua wanita, sarjana hukum UI dan sudah bekerja di sebuah lawfirm. Nomor 2 laki-laki yang hampir menyelesaikan studinya di FISIP UI, dan nomor 3 laki-laki yang tahun depan selesai dari fakultas teknik di ITB. Mereka juga penulis, dan linguist. Kedua bakat ini mengalir dari keluarga Pohan, kakek dan ayah kami (almarhum).

Sandra, anak terbesar sebelum bekerja tetap dan kedua adik laki-lakinya bekerja part-timer sebagai penerjemah ke bahasa Inggeris. Jadi mereka telah memiliki aktifitas sendiri-sendiri.

Beruntung kami masih memiliki Davin, anak laki-laki yang berusia 8 tahun, yang banyak mengisi waktu-waktu luang kami.

Apakah selama ngeblog, bapak mengalami hambatan yg cukup berarti? Bagaimana cara bapak mengatasi masalah itu?

Praktis, hambatan satu-satunya adalah waktu dan mood. Mood menulis berbeda dengan mood membaca, atau bermusik. Saya senang membaca, dan sesekali bermain musik. Di musik saya main gitar, atau bass gitar. Sesekali main drums.

Kalau boleh tahu, siapa blogger atau penulis yang sangat menginspirasi bapak dan apa alasannya?

Saya sudah 58 tahun, jadi idola saya umumnya sudah sangat senior, seperti Mochtar Lubis, Alm Moh Said (guru saya di Waspada Medan), H. Mahbub Djunaidi, Pramoedya Ananta Toer. Saya juga senang membaca karya-karya Ashadi Siregar, Mohammad Sobari, Andrea Hirata, atau karya anak-muda seperti Agustinus Wibowo, Editya Arfah dan banyak lagi.

Usia Pak Pohan sudah tidak muda lagi, bagaimana kiat untuk tetap memelihara spirit berbagi pengetahuan dan pengalaman melalui ngeblog?

Dalam suatu wawancara dengan Antara, saya katakan bila dada saya dibelah maka yang muncrat bukan darah, tetapi tinta, karena saya pada dasarnya penulis, wartawan. ‘Terlempar menjadi diplomat bukan baru bagi para wartawan seperti Adam Malik, Sabam Siagian, Assegaf, Pudjomartono, Djoko Susilo’ maka saya pun menjadi diplomat.

Saya juga suka menyatakan “old diplomats never die, they may only lose their ties for a while”, sama seperti ‘old journalists never die, they may only lose their laptops….”

Saya juga suka bercanda: ‘music is my profession’. Lalu teman bertanya: diplomacy? Saya jawab: hobby.

Jadi semangat itu tetap ada. Insya Allah, fikiran sehat membuat badan sehat, dan menghasilkan hal-hal positif untuk diri sendiri maupun bagi keluarga dan lingkungan.

Apakah bapak bisa memberikan saran-saran untuk blogger-blogger pemula untuk menuangkan ide dan fikirannya melalui blog?

Belajar dan belajar, dari para senior atau para penulis yang sudah mapan dan hebat. Ibarat dunia lukisan, ada maestro-maestro di sekitar kita. Belajarlah kepada mereka.

Biodata:

Nama : Hazairin Pohan

Tempat/Tgl Lahir : Pematang Siantar, 12 November 1953

Menikah, 4 (empat) anak.

Rumah: Jalan Raden Saleh II No. 7, Cikini, Jakarta 10330

Email: [email protected]

Jabatan saat ini : Duta Besar Fungsional, Kementerian Luar Negeri

Pendidikan Terakhir :

S-1 Sarjana Hukum, USU, Medan, 1980;

S-2, Master of Arts, University of Washington, Seattle (USA), 1985

Pengalaman Diplomatik :

Ketua Delegasi RI dalam kl. 200 kali perundingan bilateral, multilateral,

Duta Besar RI untuk Republik Polandia (2006-2011);

Penerima Tanda Kehormatan Krzyz Komandorski Orderu Zaslugi Rzeczypospolitej Polskiej (Commander’s Cross of the Order of Merit of the Polish Republic (2010)

Alamat Blog : http://hazpohan.blogspot.com/; http://www.kompasiana.com/hazpohan

Twitter: @hazpohan

Facebook: http://www.facebook.com/haz.pohan

Karya (buku) yg sudah dihasilkan:

1. Kontributor Artikel dalam buku “ENERGI POSITIF: Opini 100 Tokoh Indonesia di Era SBY”, Editor Dr. Dino Patti Djalal, 2009;

2. Kontributor, Kumpulan Tulisan Sastrawan Medan “INI MEDAN BUNG”, Editor Izharry Agusjaya Moenzir, 2011

Kegiatan Lain:

1. Dosen tamu di Lemhannas, perguruan tinggi di dalam negeri UI, USU, Unpad, dan luar negeri di University of Jagielonian (Krakow), Warsaw University (Warsaw), University of Adam Mickiewicz (Poznan), University of Nicolae Kopernicus (Torun), University of Lodz (Lodz), Academy of Sciences (Warsaw)

2. Menyampaikan Orasi Ilmiah, dalam rangka Dies Natalis FH USU ke-56, Medan, 16 Januari 2010.

Sumber foto:

Koleksi foto Pak Hazairin Pohan di Facebook dan Eko Eshape

Wawancara Bersama Bapak Blogger Kompasiana, Prayitno Ramelan: “Menulis Adalah Bagian Dari Ibadah Saya”

Saya dan Pak Pray dalam sebuah kesempatan kopdar Kompasiana, 2009

Nama Prayitno Ramelan belakangan ini sangat terkenal menjadi sosok yang identik dengan ikon Pengulas soal-soal intelijen dan terorisme di Indonesia. Beberapa kali lelaki yang sejak 2002 menjadi purnawirawan, dengan jabatan terakhir sebagai Penasihat Menteri Pertahanan Bidang Intelijen (Era Bpk.Matori Abdul Djalil, Alm), serta pangkat terakhir Marsekal Muda TNI Angkatan Udara ini, muncul di layar berbagai stasiun televisi terkemuka nasional sebagai narasumber dibidang tersebut dengan ulasan yang kritis, tajam dan bernas.

Saya sendiri mengenal beliau sejak menjadi blogger di Kompasiana. Setelah beberapa kali “berjumpa” lewat dunia maya dengan mengomentari tulisan beliau, saya akhirnya bisa lebih dekat dengan sosok yang rendah hati, ramah, bijaksana dan humoris ini melalui beberapa kali kesempatan kopdar bersama Kompasiana. Pak Pray–demikian panggilan akrabnya– yang menggagas pertama kali, perlunya Kompasiana dibuka lebih luas ke area publik dan tidak terbatas pada jurnalis Kompas saja pada tahun 2008.

Penganugerahan Bapak Blogger Kompasiana kepada Prayitno Ramelan oleh Direktur Kompas.com Taufik H Mihardja, 22 Oktober 2009

Tak heran jika pada ulang tahun pertama Kompasiana, 22 Oktober 2009, Pak Pray dinobatkan sebagai Bapak Blogger Kompasiana yang diserahkan langsung oleh Direktur Kompas.com, Taufik H Mihardja. Di akhir tahun 2009, Pak Pray meluncurkan kumpulan tulisan-tulisannya di Kompasiana dalam sebuah buku bertajuk “Intelijen Bertawaf : Teroris Malaysia dalam Kupasan” . Saya sudah menuliskan resensi mengenai buku tersebut disini.

Kini, di usianya yang kian beranjak tua selain aktif sebagai pengamat intelijen, menulis blog di Kompasiana, Pak Pray juga mengasuh blog pribadinya di www.ramalanintelijen.net.

“Old Soldier never die, they just fade away,” demikian kutipan Jenderal Douglas Mc Arthur yang dikutip pada pengantar buku “Intelijen Bertawaf”. Terbukti, meski sudah memasuki masa purnawira, Pak Pray tidak “redup” (atau “fade away”) bahkan menghasilkan karya yang bernas dan bermanfaat untuk generasi sesudahnya.

Saya begitu tertarik mewawancarai sosok inspiratif ini, dan Alhamdulillah disela-sela kesibukan beliau, secara tertulis Pak Pray menjawab sejumlah pertanyaan-pertanyaan saya via email.

Berikut petikannya.

Sejak kapan Pak Pray mulai Ngeblog?

Saya mulai ngeblog aktif sejak tahun 2005, dimana saya mempunyai blog pribadi bernama motahu.com(sdh tutup), karena ada kesalahan teknis. Blog tersebut masuk klasifikasi militer dan politik. Kemudian pada September 2008 saya mempunyai blog dengan nama opini.prayitno-ramelan dan saya bergabung di kompasiana.com resminya sejak November 2008 , tetapi saya menulis di kompasiana sejak Oktober 2008.

Apa alasan Pak Pray untuk menuangkan opini dan olah fikir melalui tulisan-tulisan di blog?

Alasan saya karena persoalan ibadah, sebagai muslim saya berpegangan bahwa manusia setelah meninggal,hanya meninggalkan anak yang sholeh, amal ibadah dan ilmu yang bermanfaat. Nah kini yang saya kerjakan adalah bagian ibadah saya yaitu mencoba meninggalkan ilmu yang bermanfaat. Saya mencoba menyampaikan pandangan dengan dasar pemikiran atau analisa intelijen dalam batas tertentu. Walau mungkin kecil artinya, tetapi harapan saya dengan kebersihan hati saya membuat analisa sebersih mungkin, menjauhi kekotoran. Semua karena kecintaan saya kepada bangsa dan negara.

Sejak aktif di dunia blogging, manfaat apa saja yang pak Pray dapatkan?

Ngeblog ternyata besar pengaruhnya bagi saya dan bahkan membuat saya lebih bergairah, dan bersyukur kepada Allah SWT, pertama menulis, kemudian di buat buku oleh kompasiana (Intelijen Bertawaf, bisa baca resensi bukunya disini), dibantu Admin (special thanks kepada Kang Pepih Nugraha dan team Admin Kompasiana), kemudian saya di undang TV One dan Metro TV sbg Narasumber, dan lalu ada beberapa perusahaan yang meminta saya menjadi adviser dan komisaris. Saya juga ditarik ke BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) semua karena pengetahuan saya terus terasah dalam membahas soal intelijen, teroris dan soal-soal keamanan lainnya. Day by day saya browsing…karena tanpa referensi akan canggung dan lemah dasar yang dipunyai penulis. Membaca adalah kunci bagi penulis…tanpa membaca…saya tidak menjamin penulis akan memiliki sense of writer.

Sebagai “Bapak Blogger Kompasiana” bagaimana bapak melihat peran Kompasiana dalam mengembangkan kebebasan berekspresi yang beretika melalui blogging?

Saya melihat Kompasiana maju dengan sangat pesat, karena disitu berkumpul bermacam karakter manusia, juga status dan pendidikannya. Kini kompasiana menjadi blog yang di baca dan dijadikan referensi oleh banyak pihak, tempat berkumpul puluhan ribu penulis dan ratusan ribu pembaca. Saya sangat bersyukur diangkat sebagai bapak Publik Kompasiana, karena pada awalnya hanya menyarankan kepada Admin lewat Kang Pepih untuk membuka ruang publik. Dan ternyata kini sangat spektakuler perkembangannya. Saya hanya berharap kepada para kompasianers untuk menjaga rumah tinggalnya itu, rumah besar dimana masing-masing berdiskusi, belajar terus…ini mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Jagalah kompasiana, jangan menjaditrouble maker, karena hidup bukan hanya masa kini, yang kita tuliskan bisa besar manfaatnya kepada kita tapi bisa berbahaya juga baik di dunia maupun akherat.

Saat ini bapak ngeblog juga di www.ramalanintelijen.net, boleh tahu sejak kapan blog ini diluncurkan serta apa harapan yang ingin bapak capai dengan kehadiran blog ini?

Saya membuat blog ramalan intelijen ini kira-kira dua bulan lalu, dan saya membuat blog tersebut untuk mengumpulkan semua tulisan-tulisan saya (sebagai arsip) serta juga mencoba mengumpiulkan wawancara di TV (Pray on TV). Kemudian saya menulis beberapa topik sebagai sumbang saran, kalau boleh dikatakan upaya memberikan gambaran dan solusi…Menurut saya www.ramalanintelijen.net hanyalah sebuah paviliun kecil dimana rumah saya tetap di Kompasiana.

Sebagai seorang pengamat intelijen dan terorisme di Indonesia, bagaimana suka duka bapak menjalankan peran sebagai pengamat sekaligus sebagai blogger dalam melakukan analisa intelejen khususnya di Indonesia?

Saya tidak menempatkan suka dan duka dalam melakukan pekerjaan sebagai pengamat, karena mungkin pekerjaan tersebut saya lakukan dengan ikhlas, yang merupakan kesimpulan dalam hidup saya, yaitu manusia harus “sabar, fokus baru dia akan ikhlas”…Hanya hambatan mungkin kemampuan mata dan fisik dalam membuat sebuah artikel…mata tua nih Bung Amril…cepat lelah :).

Bagaimana pendapat bapak tentang etika blogging di Indonesia? Apakah dengan hadirnya UU ITE justru akan “memberangus” kebebasan berekspresi di Internet di Indonesia dan bagaimana kita, sebagai blogger menyikapi ini?

Memang saya melihat beberapa blog terlalu bebas mengekspresikan pendapatnya, beberapa saya lihat vulgar…dan kasus Prita memberika sebuah peringatan agar blogger lebih berhati-hati dalam menuliskan sesuatu, berfikir, merenung dan mengukur sebelum kita meng-klik untuk upload sebuah tulisan. UU ITE menurut saya tidak merupakan hambatan blogger, karena dalam masa transisi demokrasi kebebasan masa kini UU dan aturan harus lebih jelas. Kalau komunitas blogger merasa terbelenggu, sebaiknya membuat usulan ke wakil kita di DPR….yang mengetuk palu disana bukan?.

Melihat kesibukan bapak belakangan ini, terutama sejak beberapa kali diundang oleh media televisi sebagai pengamat Intelejen, bagaimana cara bapak mengelola waktu ngeblog bapak diantara berbagai kesibukan dan kebersamaan dengan keluarga ?

Saya mencoba membagi waktu dengan enteng, tidak menjadikan beban bagi diri…karena stress adalah musuh orang tua nih…hehehehe. Yah semua kan bisa dikomunikasikan, yang penting aman, nyaman dan lancar. Kelemahan kita kini adalah soal komunikasi dan kordinasi, mudah diucapkan, sulit dilaksanakan, contoh,,,kasus Ruyati dan Nazaruddin….(maaf).

Apakah selama ngeblog, bapak mengalami hambatan yang cukup berarti? Bagaimana cara bapak mengatasi masalah itu?

Hambatan ngeblog hanya daya tahan mata saya yg tidak sekuat masa-masa lalu, cepat lelah, sedang artikel kan tidak bisa diputus, merupakan sebuah urutan yg konsisten.

Kalau boleh tahu, siapa blogger atau penulis yang sangat menginspirasi bapak dan apa alasannya?

Saya tidak punya blogger yg menginspirasi, hanya saya suka membaca tulisan dari Samuel Hutington, Fareed Zakaria dan Budiarto Shambazy, juga saya suka tulisan Pepih Nugraha (yang ini jujur, bukan KKN hehehehe). Tokoh blogger panutan..rasanya belum ada, hanya saya suka dik Panji Pragiwaksono blogger sukses, sekarang sering jadi presenter, dan Raditya Dika...keduanya cerdas dan cerdik…salam untuk keduanya ya.

Bagaimana bapak melihat prospek dunia blogging di Indonesia saat ini?

Prospeknya hebat menurut saya, lebih cepat dari media arus utama, sebagai wadah mencerdaskan kehidupan bangsa, ini harus disadari oleh pemerintah…Bangsa kita kurang tough karena kurang sekali membaca, jadi tidak confident. Saya suka kini dunia blogging makin maju.

Usia Pak Pray sudah tidak muda lagi, bagaimana kiat pak Pray untuk tetap memelihara spirit berbagi pengetahuan dan pengalaman melalui ngeblog?

Saya memelihara spirit dengan selalu berfikir positif, meyakini menulis adalah bagian ibadah saya…kalau sudah tua kan sebaiknya jangan sampai lupa akherat…begitu?

Apakah bapak bisa memberikan saran-saran untuk blogger-blogger pemula untuk menuangkan ide dan fikirannya melalui blog?

Untuk para blogger muda atau pemula, saya menyarankan berkaryalah dengan positif, banyak-banyaklah membaca…saya pernah menulis ‘Dimulai dari menulis”. Sebelum menulis bersihkan dahulu hati…jangan menulis dalam kondisi marah atau emosi…Usahakan tulisan anda ada manfaatnya bagi orang lain…Saran saya dalam berdoa juga selalu menyebut “Ya Allah, semoga saya meninggal dalam Khusnul Khatimah,dan semoga saya bisa menjalani sisa hidup saya agar bermanfaat bagi orang lain, bangsa dan negara, saya mohon keselamatan hidup di dunia dan akherat, Amin”.

Catatan:

Sumber foto Blog Ramalan Intelijen dan Facebook Pak Pray

 

Wawancara Bersama Om Jay : “Ngeblog Bukanlah Pekerjaan Sia-Sia!”

Saya dan Om Jay (berkopiah) dalam Blogilicious Jakarta, Juni 2011

Saya mengenal sosok Wijayakusumah atau akrab dipanggil Om Jay yang berbodi montok, ramah, bersahaja dan selalu tersenyum ini pada kopdar perdana Kompasiana 2 tahun silam. Rasanya betah ngobrol bersama blogger dan guru TIK SMP Labschool Rawamangun Jakarta tersebut dengan bahan pembicaraan yang tak kunjung habis serta selera humornya yang tinggi. Sosok yang juga pernah menjadi nominasi Blogger Kompasiana teraktif tahun 2010 serta memenangkan banyak penghargaan ini memiliki pembawaan yang supel dan gaul. Tak heran, Om Jay tak hanya dikenal sebagai guru dan blogger namun juga menjadi pembicara serta motivator handal dalam berbagai kesempatan.

Bersama Om Jay, saya lalu “didaulat” menjadi penasehat Komunitas Blogger Bekasi pada tahun 2009. Maka, interaksi saya dan ayah dari dua orang puteri yang cantik-cantik ini, kian intens dalam berkomunikasi mengembangkan komunitas dengan slogan “Menembus Tapal Batas” tersebut. Saya tertarik mewawancarai sosok guru inspiratif ini terutama terkait aktifitasnya dalam dunia blogging. Berikut petikannya:

Sejak kapan Om Jay ngeblog dan apa posting pertamanya?

Om Jay ngeblog sejak tahun 2007. Tepatnya Agustus 2007.

Apa yang mendorong Om Jay untuk ngeblog dan apakah bisa diceritakan pencapaian-pencapaiannya sejauh ini?

Blog membuat saya merasakan betapa nikmatnya berbagi pengalaman dan pengetahuan. karena senang berbagi ituah saya juga menerima lebih banyak. Banyak keajaiban saya peroleh setelah saya konsisten ngeblog, seperti juara pertama lomba blog dan pemenang buku pengayaan tingkat nasional dengan judul Yuk Kita ngeblog untk anak SMP. saya pun banyak diundang sebagai nara sumber atau pembicara dari hasil ngeblog di internet. Saya menjadi dikenal dan terkenal. Ternyata blog merupakan alat efektif untuk mempromosikan diri.

Keuntungan apa saja yang bisa Om Jay peroleh melalui aktifitas ngeblog ?

Banyak sekali keuntungan yang kita peroleh mas. Selain kita mendapatkan banyak teman baru, kita pun menjadi banyak belajar dari blog orang lain. Dengan begitu kita mendapatkan keuntungan ilmu pengatahuan dari orang lain. Selain itu, kitapun diuntungkan karena semakin banyak orang yang mengenal kita, dari tulisan-tulisan kita di blog. Sudah banyak juga artikel yang dibuat di media cetak bermula dari blog ini. Saya bisa menuliskan pokok-pokok pikiran saya, dan mengembangkannya ke ranah ilmiah.

Dengan menjalani profesi sebagai guru di SMP Labschool apa saja kontribusi positif yang bisa diberikan terkait profesi guru dengan aktifitas ngeblog Om Jay?

Saya menularkan virus ngeblog ini kepada teman-teman guru dan juga para peserta didik saya. kebetulan, dalam pelajaran TIK kelas IX SMP ada materi internet. Di dalam materi internet itu saya masukkan blog sebagai tugas pengayaan dari pelajaran internet.

Bagaimana Om Jay mengatur waktu untuk ngeblog dan aktifitas keseharian lainnya?

Karena setiap saat saya berhubungan dengan komputer dan internet, ngeblog bisa saya lakukan kapan saja dan dimana saja. Apaagi dengan adanya internet mobile. Ngeblog bisa saya lakukan sambil jalan-jalan. tapi yang paling sering adalah saya menulis sebelum tidur. Dengan begitu saya membiasakan diri menulis setiap hari.

Siapa saja blogger-blogger yang menginspirasi Om Jay untuk ngeblog dan apa alasannya?

Waktu itu saya diperkenalkan oleh pak Dedi Dwitagama. Seorang kepala sekolah yang hobi ngeblog. dari beliaulah saya menjadi suka ngeblog. Lalu saya bertemu mas Budi Putra di JHCC dan kami diajari bagaimana memasukkan film/video ke dalam blog. saya pun menjadi semakin tertarik dengan blog. Apalagi waktu itu mas Budi mengatakan dia keluar dari wartawan dan eksis dari dunia blogging.

Bagaimana tanggapan orang-orang terdekat Om Jay (istri dan anak-anak) mengenai aktivitas “sampingan” Om Jay sebagai blogger? Apakah sempat mendapatkan kendala berarti sebelumnya dan bagaimana cara Om Jay mengatasinya?

Waktu awal-awal sih mereka menganggap ngeblog itu pekerjaan yng sia-sia dan tak menghasilkan apa-apa. Tertama istri saya. namun ketika saya berhasil juara pertama lomba blog tingkat nasional, dan pemenang pertama buku Pengayaan tingkat nasional dari hasil ngeblog, barulah istri saya mengatahui kedahsyatan blog. Istripun akhirnya sering menemani saya dan membuatkan kopi kalau saya sedang asyik ngeblog.

Apa tanggapan Om Jay menjadi seorang guru yang ngeblog?

Saya merasakan bertambah wawasan berpikir saya, dan mengenal dunia yang begitu luas. saa bisa keluar kotak dan teman-teman saya bukan hanya guru-guru Labschool saja. saya pun menjadi banyak tahu hal-hal yang dulu saya tidak tahu, seperti tempat-tempat keren di jakarta. saya ketahui tempat itu setelah menghadiri kopdar teman-teman blogger.

Apakah Om Jay juga mengajak siswa-siswanya untuk ngeblog? Bagaimana umpan balik mereka terhadap ajakan ini serta apa yang Om Jay lakukan jika ternyata ada yang menanggapi secara kontraproduktif ajakan tersebut?

Saya selalu mengajak peserta didik saya ngeblog, dan bahkan saya jadikan bahan penelitian saya utuk mengikuti lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran. Alhamdulillah, saya masuk final di tingkat nasional pada tahun 2008, dan berkat mengajak anak-anaka ngeblog pula saya lulus S2 tepat 2 tahun.

Selama ini saya belum menemui hal-hal yang kontraproduktif, karena anak-anak sendiri merasa enjoy. saya tak pernah memaksa mereka. Kalau ada yang tidak suka, ya saya biarkan saja mereka tak mengelola blog. Buat saya, mengelola blog itu pilihan, dan bukan paksaan. Jadi saya lebih mengajak mereka untuk sadar sendiri. Buktinya, banyak yg berterima kasih kepada saya setelah mereka lulus, dan hal itu saya baca dalam blog mereka. Kalau ada yg gak suka ada sih satu dua, tapi saya biarkan saja, karena presentasinya kecil, saya lebih fokus kepada presentase yg besar, dan itu yang membuat saya akhirnya eksis dan anak-anak yang suka dgn dunia blog pun akhirnya ikutan pula ngeblog seperti saya. Anda bisa melihatnya di http:/wijayalabs.blogspot.com. Itulah blog kedua saya setelah saya membuatnya dihttp://wijayalabs.wordpress.com. saya juga membuat blog ketiga di http://wijayalabs.multiply.com, ketika ada anak yang memberitahu saya kalau ngebog di multiply enak dan enjoy.

Bagaimana cara Om Jay menjaga spirit dan semangat ngeblog selain dengan “menantang” diri sendiri dengan slogan : “Menulislah Sebelum Tidur”?

Kalau pertanyaan ini ada rahasianya mas. Caranya adalah menjadikan menulis sebagai sebuah kebutuhan sama halnya kita makan. saya belum bisa tidur pulas kalau belum menulis satu postingan, dan biasanya itu saya lakukan sebelum tidur.

Namun, bila saya sudah menulis hari ini, misalnya satu postingan saja, maka saya akan tidur dengan nyenyak.

Saya akan terasa lapar, bila belum menulis, dan menulis sebelum tidur telah menjadi kegiatan alam bawah sadar saya setelah menjadi blogger. Saya lebih banyak menuliskan itu di blog keroyokan kompasiana.com daripada di blog pribadi saya di http://wijayalabs.com. hal itu saya lakukan karena kompasiana sebagai inkubator tulisan-tulisan saya, sehingga yang masuk blog pribasi saya itu sudah terseleksi dengan baik.

Menjaga konsitensi menulis itu didorong oleh sebuah semangat ngeblog seorang Rektor di Jawa Timur yang telah mendapatkan rekor muri. namanya Prof.Imam Suprayogo di blog http://www.imamsuprayogo.com/index.php.

Saya juga pernah menuliskan tentang konsistensi menulis di sini
dan juga di sini

Apa harapan Om Jay ke depan terhadap aktifitas ngeblog di Indonesia terutama soal kebebasan berekspresi di Internet dan kaitannya dengan etika berinteraksi di dunia maya?

Budaya menulis masyarakat kita masih rendah. Begitupun dengan budaya baca. Adanya bog membuat kita menjadi suka menulis dan otomatis menjadi suka membaca. Dengan menulis, kita dapat mengekspresikan apa yang kita pikirkan, dan kita pun bisa menyampaikan pesan yang mungkin agak sulit dituangkan dengan cara-cara lisan. Adanya blog memudahkan kita berteu dengan orang penting negeri ini. Seperti pak Jusuf Kalla (mantan Wakil Presiden), saya temui setelah saya ngeblog, dan begitupun ketua DPR pak Marzuki Ali. Intinya, ngeblog membuat sesuatu yang dulu tidak mengkin menjadi mungkin. seperti mudahnya kita bertermu dan berbicara langsung dengan pejabat yang tanpa melalui proses birokrasi yg rumit. Hal itu tentu akan terjadi bila pejabatnya juga ikutan ngeblog.

Dengan ngeblog, kita pun akan berkenalan dengan para blogger lainnya. Oleh karenanya etika ngblog harus dijaga dan jangan asal posting atau asal tulis. Berpikir sebelum memposting akan membuat kita menjadi blogger yang bijaksana.

Terakhir nih, kok dipanggil Om Jay sih ? :))

Saya menjadi guru mulai tahun 1992, dan entah kenapa saya lebih suka dipanggil Omjay ketimbang pak wijaya. anak-anakpun suka memanggil saya dengan nama itu. akhirnya sampai sekarang banyak orang dan murid-murid saya lebih suka memanggil omjay. Termasuk para alumni yang bertemu kembali dengan saya. mereka lebih kenal omjay ketimbang nama asli saya sendiri. hehehe

Sumber foto : Blog Pribadi Om Jay dan Kompasiana

Biodata pribadi

Nama Lengkap : Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Oktober 1970

Pendidikan Terakhir : S2 teknologi pendidikan pps UNJ

Jabatan/Profesi saat ini : Guru TIK SMP Labschool Jakarta

Alamat blog : http://wijayalabs.com

Alamat Facebook/Twitter : facebook.com/wijayalabs

Alamat Rumah : Jl. Bintan Blok B No 144 Komplek TNI AL Jatibening Indah Bekasi

Prestasi di bidang akademis/profesi :

Finalis Lomba Keberhasilan Guru dalam pembelajaran tingkat nasional 2008

Juara I lomba Karya Tulis Imtak tahun 2005

Prestasi di bidang Ngeblog :

Juara I lomba Blog pusat bahasa tingkat Nasional 2009

Juara pertama Naskah buku pengayaan pusat perbukuan tingkat nasional 2009

Buku yang sudah ditulis:

Yuk Kita ngeblog untuk SMP

Menjadi blogger handal di era global untuk SMA

Buku TIK kelas 7,8, dan 9 SMP

Mengenal PTK untuk mahasiswa dan guru

Rencana Buku yang akan ditulis :

Menulislah setiap hari untuk siswa dan mahasiswa