Minggu kemarin, jam 7 pagi saya naik bus menuju Bekasi. Tujuan saya adalah Duren Jaya, menepati janji menemui teman yang sudah direncanakan beberapa hari sebelumnya.
Sampai di terminal bus Bekasi, saya melanjutkan perjalanan dengan menaiki angkot Koasi K12. Mungkin karena masih pagi, hanya sayalah satu-satunya penumpang angkot tersebut sejak dari terminal bus hingga saya turun di komplek masjid Al-Muhajirien, Duren Jaya.
Turun dari angkot saya lalu menelpon sang teman, dari seberang saya mendapat arahan untuk berjalan lurus sekitar 500 meter. Tapi karena di sana ada pertigaan, saya malah bingung jalan mana yang akan saya tempuh, lalu menanyakannya pada dia. Jawaban yang saya terima adalah saya disuruh menunggu, karena akan dijemput.
Berselang hanya beberapa menit, dari jauh saya melihat sang teman datang mengendarai sepeda motor. Saya pun menyongsong kedatangannya, setelah dekat dan sepeda motornya telah memutar berbalik arah menuju tempat yang akan kami tuju, sepeda motor itupun berhenti. Saya mengulurkan tangan, Vavai demikian kami memanggil namanya menyambut uluran tangan saya, kamipun bersalaman. Tanpa banyak omong lagi saya pun segera naik ke boncengan motornya, sejenak kemudian kamipun meninggalkan komplek masjid Al-Muhajirien tersebut, menuju rumah sang teman.
Seperti yang dikatakannya, rumahnya hanya sekitar 500 meter dari dari masjid tempat saya menunggu tadi. Jarak yang termasuk dekat bagi saya yang sering berjalan kaki dari Tomang ke Roxy yang berjarak hampir 2 kilometer.
Kami berhenti di sebuah rumah yang di depannya terdapat merek warnet, sesuai dengan nama sang pemilik rumah, Vavai. Setelah membuka pintu pagar, saya membiarkan dia duluan masuk dengan motornya, saya menyusul di belakang sambil kemudian menutup pintu pagar.
Nama lengkap sebenarnya teman ini sebenarnya adalah Masim Sugianto. Vavai adalah nama panggilan yang diberikan teman-temannya sewaktu masih di SMA. Kini nama tersebut di abadikan menjadi nama anak sulungnya yang laki-laki. Namun kami teman-teman yang tergabung dalam komunitas Blogger Bekasi tetap memanggil bung Masim Sugianto ini dengan Vavai.
Sering terjadi kejadian unik dengan adanya nama panggilan yang sama antara bapak dan anak ini. Bila ada panggilan telpon ke rumah yang yang mencari “Vavai besar” yang kebetulan di jawab oleh “Vavai kecil” alias sang anak, maka sipenelpon akan bingung, karena si penjawab telpon akan menjawab dia adalah Vavai, tapi suaranya kok seperti anak kecil?
Rumah itu terdiri dari dua lantai. Masuk rumah, kami langsung menaiki tangga menuju lantai dua. Sampai di lantai atas di sebelah kanan saya melihat sebuah ruangan terbuka dan dilantainya terbentang karpet yang menutupi seluruh lantai dan sebuah sajadah yang masih terbentang.
Vavai lalu membuka sebuah pintu yang tertutup di sebelah kiri dan kemudian mengajak saya masuk. Begitu saya sampai di dalam ruangan itu, di sebelah kanan pintu saya melihat deretan komputer diatas meja sebagaimana sebuah kelas atau laboratorium komputer. Di sebelah kiri saya melihat sebuah meja setengah biro dengan perlengkapan yang terletak di atasnya.
Itulah homebase PT Excellent, dimana Vavai adalah sang pemiliknya. Ruangan itu adalah ruang training untuk para client Excellent yang tersebar di seluruh pelosok Jabodetabek. Mulai dari perusahaan multinasional kelas dunia, hingga perusahaan nasional yang menjangkau seluruh pelosok negeri, maupun perusahaan menengah atau kecil yang membutuhkan jasa solusi IT dari perusahaan bung Vavai ini.
Bila kondisinya mengharuskan, tak jarang Vavai bersama asistennya harus mengadakan in house training bagi klien yang memakai jasanya. Ini biasanya terjadi pada perusahaan besar dengan system komputerisasi yang komplex dengan puluhan bahkan mungkin ratusan client yang tergabung dalam satu group computer.
Mapan dengan kesuksesan yang telah dicapai dan dengan masa depan bisnis yang cerah, rupanya tidak membuat Vavai merasa nyaman. Rasa keinginan untuk berbagi mulai mengusik sanubarinya, apalagi melihat situasi lingkungan tempat tinggal orang tuanya di desa Sumber Jaya, Bekasi. Anak-anak yang tak punya kegiatan setelah pulang sekolah, sangat menggangu dirinya. Hingga kemudian timbullah sebuah keinginan untuk berbuat sesuatu di desa yang telah membesarkan, hingga mengantarkannya menuju gerbang kesuksesan.
Bersamaan dengan datangnya ide dan inspirasi, seorang warga desa yang masih ada hubungan kerabat dengan Vavai menawarkan akan menjual tanahnya untuk menutupi kebutuhan yang mendesak. Gayung bersambut, tanpa berfikir panjang lagi Vavai membicarakannya bersama keluarga, kesepakatan didapatkan serta keluarga mendukung. Karena ada saudara yang belum memiliki rumah, maka diambillah tanah tersebut seluas 300 meter yang dalam perjalanannya berkembang jadi 350 meter, dimana sebagian dari tanah ini akan dibangun rumah untuk sang kakak. Vavai sendiri sebenarnya menginginkan 1000 meter persegi, karena ide yang berkembang di kepalanya membutuhkan lokasi yang lebih luas dari yang sudah di dapatkan. Tapi karena kondisi keuangan yang harus mempertimbangkan juga finansial dari bisnis yang sudah jalan, maka impian 1000 meter itu harus di pendam dulu.
Pelan namun pasti di sebagian tanah yang tersisa, mulailah Vavai mewujudkan cita-citanya. Sejalan dengan dibangunnya rumah untuk sang kakak, Vavai juga mulai membangun Sawung dan kolam ikan. Sawung ini dalam rencananya adalah sarana tempat membaca bagi anak-anak desa yang meminjam buku dari perpustakaan yang akan didirikan oleh Vavai. Menunggu perpustakaan yang sesungguhnya di bangun, untuk sementara sebagian dari rumah sang kakak akan di pakai sebagai perpustakaan.
Ke lokasi inilah kami berangkat setelah dua orang teman lagi menyusul kedatangan saya di Duren Jaya, kedua teman yang juga adalah anggota komunitas Blogger Bekasi adalah kang Ipul HR dan Irma Susanti yang juga datang bersama putrinya Tazkia. Dengan berkonvoi dua motor dan satu mobil kami meninggalkan markas Excellent di Duren Jaya menuju lokasi Taman Bacaan Excellent di Sumber Jaya, Tambun, Bekasi.
Sampai di lokasi beberapa teman telah datang lebih dahulu, belum semuanya saya kenali, kecuali saudara Yulef Dian dan beberapa orang lagi yang datang belakangan, seperti Mizwar dan Amril Taufik Gobel yang datang lengkap bersama keluarga. Maka jadilah hari Minggu kemarin itu sebagai acara kopdar komunitas Blogger Bekasi dan kelompok pelajar yang tergabung di Ibote, Bekasi.
Kedepannya dari rencana yang telah disusun, di tanah ini akan dijadikan komplek serbaguna dan multifungsi. Selain sebagai sarana ruang baca perpustakaan umum, sawung ini juga bisa dimanfaatkan untuk pertemuan ataupun rapat warga desa, karang taruna, tempat nonton bareng film-film bertema pendidikan dengan memakai LCD projector, training IT, kelompok belajar, pengajian Al-Qur’an, majlis taklim, tempat kopdar komunitas dan sarana olah raga. Rencana jangka pendek yang saat ini tengah di garap adalah sebagai tempat nonton bareng final piala Eropa 2012.
Ide mulia Vavai tersebut, juga telah mendapat respon positif dari komunitas Blogger Bekasi, serta para alumni Excellent yang pernah mengikuti training IT di homebase Excelent, maupun beberapa perusahaan yang menjadi Client dari Excellent.
Selain bantuan buku-buku dan majalah dari anggota komunitas Blogger Bekasi, sejumlah buku juga sudah datang dari Jambi, dari seseorang yang ikut merasa terpanggil untuk ikut membantu mewujudkan rencana mulia ini.
Acara kopdar yang dimulai pas selesai shalat Zuhur ini dilanjutkan dengan makan siang istimewa, masakan khas Bekasi semur ikan Gabus Pucung, semur ayam, goreng tahu, tempe dan ikan gabus, serta lalapan berikut sambalnya. Beberapa teman juga membawa penganan yang saya tidak begitu hafal namanya. Sebagai penutup disajikan kelapa muda yang baru di petik dari pohon yang berada di pekarangan.
Sekitar jam 3 sore kopdar inipun berakhir, dengan menumpang mobil Irma Susanti dan diantar hingga halte bus Bekasi Barat. Seterusnya dengan bus umum saya melanjutkan perjalanan pulang ke Tomang.
Masim Sugianto alias Vavai
Ruang Training Excellent
Beberapa orang peserta training, berikut seorang tenaga pengajar
Sawung Taman Bacaan Excellent
Kolam ikan yang mulai diisi dengan beberapa jenis ikan
Ngobrol Santai
Jambu-jambu yang menantang untuk dipetik…
Amril Taufik Gobel dan rombongan keluarga serta Yulef Dian
Ikut ngobrol sebelum makan
Yulef Dian (tengah), memimpin doa sebelum makan
Ayoooooo…….. Serbuuuuuuuu…… dan kang Ipul pun memimpin penyerbuan…
Hmmmmmm……….. segerrrrrrrrrr………
Vavai ngobrol dengan dua teman yang datang belakangan…
Ayooo…… narsis dulu sebelum pulang….