Pelajaran dari tanah 3000m di Jatiasih Bekasi…

Hari ini saya melihat tanah di daerah Jatisari Jatiasih Bekasi. Luas tanah 3000m berbentuk tanah kebun. Lokasi jalan dari jalan utama sekitar 100m. Harga 350.000/m2 dan masih bisa dinegosiasi. Alasan dijual oleh pemiliknya karena dia ingin buka warung kelontong dan kos-kosan. Selain itu dia juga ingin membeli mobil baru.

Selain kondisi diatas, lokasi tanah ini juga masih AJB antara pemilik asli dengan pihak kelurahan jadi artinya kecil kemungkinan kalau ada sertifikat ganda karena memang sertifikatnya belum pernah ada.

Melihat segala kondisi yang disebutkan diatas, menurut perhitungan kasar tanah tersebut layak untuk dibeli dan dijadikan lokasi perumahan seperti rencana yang telah saya susun bersama kawan-kawan.

Continue reading Pelajaran dari tanah 3000m di Jatiasih Bekasi…

P3KB DESAK BUPATI KELUARKAN REKOMENDASI

Panitia Persiapan Pemekaran Kab. Bekasi mendesak Bupati Sadudin untuk mengeluarkan rekomendasi. Berikut surat lengkapnya :

Kepada Yth.
Bapak Bupati Kab. Bekasi
H. Drs. Sa’dudin MM
di
Tempat,-

Assalamu’alaikum wr.wb.
Salam sejahtera kami sampaikan semoga Bapak Bupati selalu dalam lindungan hidayah Allah swt. Kami berdoa semoga Bapak selalu sehat wal afiat dalam menjalankan tugas hingga berakhirnya masa jabatan Bapak. Dengan ini kami sampaikan dukungan dan doa sepenuh hati terhadap kepemimpinan Bapak Sa’dudin sebagai Bupati Bekasi hingga selesai masa pengabdiannya.

Menyambut SK DPRD Kab. Bekasi No. 17/KEP/172.2-DPRD/2009 tentang persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bekasi terhadap pembentukan Daerah otonom Baru Pemekaran Wilayah Kabupaten Bekasi, maka Kami selaku masyarakat Bekasi Utara yang tergabung dalam Panitia Persiapan Pembentukan Daerah otonom Baru kabupaten Bekasi Utara menghimbau Bapak Bupati Bekasi untuk segera mengeluarkan rekomendasi persetujuan dan membentuk kelompok Kerja (Pokja) untuk kajian teknis dan fisik.

Kami yakin Bapak Bupati setuju untuk merealisasikan cita-cita bersama dalam konteks peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan kepada masyarakat, percepatan pertumbuhan, percepatan pertumbuhan perekonomian, percepatan peningkatan pengelolaan potensi daerah serta peningkatan partisipasi publik di bidang poltiik dan demokratisasi.

Demikianlah permohonan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan realisasinya, kami ucapkan terimakasih.

Billahifisabililhaq
Assalamualaikum wr.wb.

Bekasi, 06 Agustus 2009
PANITIA PERSIAPAN PEMBENTUKAN
DAERAH OTONOM BARU
KAB. BEKASI UTARA

Komarudin Ibnu Mikam Sanusi Nasihun
Sekretaris Ketua

Tembusan disampaikan kepada yth:
1. Bapak Gubernur Provinsi Jawa Barat
2. Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat
3. Ketua DPRD Kab. Bekasi
4. Kapolres Metro Kabupaten Bekasi

ARSITEKTUR PEMBANGUNAN KABUPATEN BEKASI UTARA (2): CHARACTER BUILDING

ARSITEKTUR PEMBANGUNAN KABUPATEN BEKASI UTARA (2):
CHARACTER BUILDING

Character building. Pembangunan karakter. Yakni konstruksi psikologis satu masyarakat yang dimiliki sebagai bagian melekat yang memengaruhi segala aspek kehidupan. Karakter ini yang menentukan sikap, visi dan kinerja masyarakat. Karakter ini bisa jadi tercipta dengan sendirinya. Tapi, bisa juga karakter ini dibangun secara sengaja, terarah dan terintegrasi dengan hal yang lain.
Pembangunan karakter akan menjadi pelengkap dari pembangunan fisik dan ruang. Fisik dan ruang selama ini cukup diperhatikan. Sayangnya, untuk pembangunan karakter belum tersentuh sama sekali. Di Pemda sudah ada Dinas Tata Ruang. Sudah ada RUTR (Rencana Umum Tata Ruang). Untuk karakter belum ada RUTK (Rancangan Umum Tata Karakter).
Sejatinya, konstruksi karakter menjiwai setiap ciri pembangunan fisik satu wiayah. Sehingga ketika seseorang masuk ke Bekasi, orang langsung ‘menyelam nyaman di ruang Bekasi’. Ini kan tidak. Masuk ke Bekasi tidak ada bedanya dengan masuk Jakarta. Sulit membedakan. Mana Jakarta mana Bekasi. Wajar kemudian kalau kita pergi ke Luar Negeri. Kalau ditanya, Anda darimana? Kita langsung menjawab spontan dari Jakarta. Jakartanya mana? Kita langsung jawab Jakarta sebelah Timur. Sonoan dikiiit…padahal mah tinggalnya di Babelan….(he..he..he..ini mah pengalaman penulis)
Salah satu contoh wilayah yang pas mengedepankan pembangunan karakter adalah Bali. Dengan semangat Hinduismenya, Bali bisa tampil dengan komersialisasi budaya yang semakin memperkuat kehadiran karakter Bekasi. Bahkan, mereka bersatu mati-matian untuk menolak UU Pornografi. Saya yakin kalau mereka ke luar negeri dan ditanya draimana asalnya, dengan gagah perkasa pasti dia jawab, “Saya dari Bali….”
Contoh lain barangkali Yogyakarta. Walau, beberapa masa terakhir ini banyak yang mengritik pembangunan yang ada menghapus memori orang Yogya, namun tetap saja dibandingkan pembangunan di Bekasi.
Sebagai pemerhati dan berusaha mendalami karakter orang BEkasi, saya tarik dengan dua hal yang memengaruhi hitam putihnya Bekasi. Tiga hal tersebut adalah Kaum Pesantren (santri) dan Jagoan (jawara). Karakter santri dan jawara ini melekat kuat dalam diri orang Bekasi.
SANTRI
Sifat varian dari santri intelektual dan santun. Intelektual bermakna pula orang Bekasi itu memiliki tradisi ilmu yang kuat. Hobi dengan ilmu. Senang menimba ilmu. Senang berwacana dan berdiskusi. Tak alergi dengan kritik, masukan dan perbedaan. Ruang-ruang public diisi dengan forum-forum terbuka untuk berbicara bebas. Apa saja.
Tak mustahil kemudian ada figure semacam KH Noer Alie. Seorang pecinta ilmu dan pendiri Pesantren Attaqwa, Ujung Harapan. Ada lagi KH Muhajirin yang intelektualitasnya menyangkut ilmu falaq mendapat apresiasi yang tinggi di dunia ilmu perfalakan. Selain itu ada juga KH Muchtar Tabrani di Kaliabang Nangka dan KH di CIkarang.
Maka warna santri Bekasi pun unik. Punya kemandirian sikap. Attaqwa misalnya. Tidak bisa dikatakan mereka itu NU atau Muhammadiyah atau apa pun. Attaqwa BEkasi ya… Attaqwa. Punya karakter sendiri beda dari yang ada.
Kaum santri ini yang mewarnai perjalan sejarah Bekasi. Dengan sebutan ‘guru’. Mereka menjadi pemimpin informal yang mengendalikan masyarakat. Apa pun kata Bupati, harus sesuai dengan apa kata Kiai. Orang BEkasi lebih taat ke Kiai dibanding ke aparat. Ketaatan ini merasuk ke dalam sumsum tulang nurani orang BEkasi sehingga menciptakan mitos tersendiri. Pernah ada kejadian, Kiai Noer Alie melarang warga nyetel TV pas malam Ramadhan saat tarawih. Antara jam 19.00 – 20.30 wib. Ternyata ada yang melanggar, eh, TV-nya langsung meleduk.
Sifat santri ini tidak hanya melekat di kalangan guru, murid, orang yang mondok. Apa pun profesi mereka, sebagai kata benda, sifatnya adalah santri. Pedagang rambutan yang santri. Tukang sadoh yang santri. Guru yang santri. Makelar yang santri. Petani yang santri. Anggota dewan yang santri. Birokrat yang santri.
“Biar kata cuman tukang rambutan, kalo lo hina agama gue, gue belek tenggorokan lo,” gitu kata pedagang rambutan yang santri.
“Saya guru yang santri, makanya saya mencoba professional menjadi pendidik,” kata guru yang santri.
“Gue PNS, gaji kecil cuman kalo urusan korupsi, NO WAY Bus way!” tekad birokrat santri. Atau ada Camat yang manggil lurahnya dan berkata, “Lo jangan kurang ajar jadi Lurah, udah dipilih rkayat tapi gak mikirin rakyat. Masa desa lo gelap kagak ada listrik. Padahal Lippo kan deket dari sini.”
JAWARA
Jawara ini sifat gentleman dan jantan orang Bekasi. Berani membela kebenaran. Berani mengakui yang benar. Berani melawan kedzaliman dan kelaliman. Berani menyatakan TIDAK ketika mayoritas orang mengatakan YA untuk kelaliman.
Sifat jawara ini terrepresentasi dalam kebiasaan orang Bekasi yang selalu membekali anak-anaknya dengan ilmu silat. Maen pukul, isilahnya. Pokoknya banci dah kalo gak belajar maen pukul. Ini hanya soal kebiasaan. Karena memang tidak jaminan untuk selalu menang kalau berkelahi. Paling tidak, punya kebisaan maen silat punya cara untuk kabur kalau-kalau memang kita gak mampu menang. Modal kari lah, istilahnya. Biar kata potongan kecil, tapi nyali kan yang penting. Hercules aza badannya kecil. Tapi bisa jadi preman di Jakarta.
Tradisi kurban setiap lebaran haji merupakan alat didik agama untuk mempersiapkan instrument jawara dalam diri orang Islam sebagai mayoritas agama yang dianut orang Bekasi. Berani lihat darah. Biar gak jadi banci. Berani gorok leher kerbau atau kambing.
Dua sifat ini bila dipadukan akan menjadi kombinasi sempurna. Seorang birokrat yang santri sekaligus jawara. Seorang guru yang santri sekaligus jawara. Kiai Noer Alie begit. Ia guru. Santri. Pas perang, ia terjun sebagai komandan Hizbullah. Memimpin pasukan menggorok leher Belanda.
Ah, alangkah indahnya ada Birokrat yang Jawara dan Santri!
[komar]

Bunga dan Sumpah Pemuda

Katakan cinta dengan bunga. Begitulah orang selalu mengatakan. Bunga melambangkan kasih dan sayang. Ada cinta di dalamnya dan ada sebongkah harapan besar yang saling melengkapi. Bunga memang tak pernah bersuara, kecuali bunga citra lestari, penyanyi cantik yang bersuara merdu.

Bila anda menghadiri acara pernikahan, pasti ada bunga di sana. BIla anda menghadiri acara sidang terbuka doktor atau pengukuhan guru besar ada juga bunga di sana. Bunga menjadi perlambang kebahagiaan. Namun bunga juga perlambang kesedihan, ketika ada saudara kita yang dipanggil olehNya. Banyak bunga terlihat di mana-mana sebagai simbol turut berduka cita dan berbela sungkawa.

Lain halnya dengan 81 tahun yang lalu, ketika para pemuda dan pemudi kita berbunga-bunga menyatakan Sumpah pemuda. Pada tanggal 28 Oktober 1928, mereka berani mengatakan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa kita, Indonesia. Mereka menyebarkan bunga dimana-mana. Menyebarkan keharuman akan lahirnya bangsa besar yang akan merdeka. Bangsa besar yang akan terukir emas dalam sejarah dunia.

Bunga dan sumpah pemuda adalah sesuatu yang menyatu dalam zaman itu. Para pemuda telah berhasil mengharumkan Indonesia yang satu. Bagaikan bunga yang harum semerbak mewangi ketika tercium baunya. Semua orang bersuka cita, semua orang terperanjat dengan gerakan para pemuda itu dan Indonesia bangga dengan kiprah anak bangsa yang sangat heroik itu.

Kini 81 tahun telah terlewati. Sejarah telah mencatat perjalanan bangsa ini. Satu persatu para pemuda itu kini telah dipanggil olehNya. Tetapi nama mereka tetap harum bagaikan bunga yang baru mekar. Jasad mereka boleh habis ditelan bumi, tapi nama mereka tetap harum dan abadi sepanjang masa.

Sumpah pemuda telah mengajarkan kepada bangsa ini arti sebuah persatuan. Persatuan dalam bingkai kasih sayang yang telah berikrar untuk bertanah air yang satu, tanah air Indonesia, Berbangsa satu, bangsa Indonesia, dan berbahasa satu bahasa Indonesia. Ikrar mereka menggema ke seantero dunia. Ikrar mereka membangunkan para penjajah untuk mengatur startegi ulang agar bisa menguasai Indonesia yang kaya akan rempah-rempah dengan sesuka hati. Mereka berpikir, dengan strategi “devide et impera”, pecah belah lalu jajahlah, bangsa Indonesia bisa mereka kuasai dengan mudah. Dengan strategi itu bangsa Belanda telah berhasil menjajah Indonesia 350 tahun lamanya. Sungguh sebuah masa yang panjang dan membuat generasi penerus bangsa ini harus termenung, sudahkah kita benar-benar merdeka? Merdeka dari kekuasaan asing, dan terbebas dari pengaruh kebudayaan mereka?

Bunga dan sumpah pemuda memberikan pelajaran yang berharga pada kita. Bunga disukai dan banyak digunakan oleh berbagai bangsa di dunia ini untuk mengungkapkan rasa cinta. Begitupun dengan lahirnya sumpah pemuda. banyak orang menyukainya, dan banyak orang berdecak kagum dengan keberanian mereka. Mereka yang berani mati untuk membela yang benar dengan slogan mereka, merdeka atau mati. Mereka tak mau bangsa ini hanya sebagai pengekor bangsa asing. Kita adalah bangsa yang besar, dan sudah terkenal dari jaman Majapahit sampai Sriwijaya.

Kini, generasi penerus bangsa ini berusaha keras agar keharuman bangsa Indonesia tetap terjaga. Mereka yang masih memiliki semangat nasionalis dan tidak egois selalu berpikir dan berbuat untuk kemakmuran bangsa ini. Hidup adalah perbuatan. ketika mereka mampu memberikan pelayanan yang terasakan manfaatnya, maka mereka akan terkenang dan harum namanya tersebar kemana-mana.

Indonesia telah melahirkan tokoh-tokoh pejuang dan pahlawan kemerdekaan yang telah mengharumkan nama bangsa ini. Akankah kita hanya berdiam durja tak mengikuti langkah mereka?

Akhirnya, bunga dan sumpah pemuda telah mengingatkan kepada saya akan pentingnya sebuah nama. Sebuah nama untuk bayi kecil yang lucu. Sebuah nama yang telah diberikan oleh kedua orang tua saya yang kini telah dipanggil olehNya. Waktu itu, 39 tahun lalu di tengah malam sunyi, telah lahir seorang bayi laki-laki. Kelahiran itu diiringi dengan letupan keras mekarnya bunga wijaya Kusuma yang tumbuh di halaman rumah. Hari itu, tanggal 28 Oktober dimana para pemuda melakukan sumpahnya yang terkenal. Sumpah pemuda. Sumpah yang tercatat dalam sejarah perjalanan panjang bangsa ini.

Bunga dan sumpah pemuda telah terukir dan mewarnai sangat mendalam dalam memeriahkan kelahiran Omjay ke dunia yang fana ini. Mohon doanya, agar dapat terus berkarya bagi bangsa dan negara.

Salam Blogger Perasahabatan

Omjay

Kenapa pending akses jalan di ahmad yani

Pembangunan di jalan ahmad yani cukup menggembirakan tetapi kenapa ya pembangunannya berhenti dan tidak dilanjutkan? selain lampu merah di kayuringin juga masih belum fungsional, kok polisi disini semaunya sendiri untuk menilang pengguna motor, padahal akses jalan belum selesai. meski lebar dan tidak macet tapi tetap saja semrawut jika dibiarkan seperti ini. harapan aku sebagai warga bekasi, penegak aparat keamanan jangan seperti preman lah kalu kondisi jalan di ahmad yani masih belum selesai. mohon ditindak lanjuti

Warga Bekasi Peduli Sumatera

BEKASI (29/10). hari ke 27 pasca Gempa sumatera 30 September 2009 lalu, menyisakan kepeduliaan yang terus menerus mengalir dari warga-warga bekasi. Berbagai agenda, kegiatan terus digulir mulai dari anak-anak TK, warga Rw, Mahasiswa dari berbagai kampus di Bekasi, lembaga kemanusiaan yg ada di Bekasi, sampai pada tingkat pemerintahan terus mengumpulkan dan menggalang dana, materi lain untuk disalurkan ke Padang, Sumatera Barat. Itu berarti Warga bekasi Tetap Peduli, Terus Peduli dan Akan Tetap Peduli…

Menggagas Tata Budaya dan Tata Sosial Bekasi

Bagaimana Tata Budaya dan Tata Sosial Bekasi? Ah, kayaknya gak ada tuh.

Ya gak?

Kalau Tata Ruang mungkin ada. Alokasi untuk wilayah fisik tertentu dengan prioritas dan program kerja. Dengan tujuan dan target yang hendak dicapai.

Menurut saya ini penting. Karena menyangkut identitas. Kepercayaan diri dan ujungnya adalah prestasi dan karya. Tak mungkin ada prestasi tanpa kita menemukan kepercayaan diri.

Jadi inget Bandung. Lihat sejumlah kelompok di bidang tertentu bisa muncul dari ibukota Jawa Barat ini. Nah, ini tidak lepas dari Tata Budaya dan Tata Sosial yang ada. Entah itu direncanakan oleh Pemdanya atau muncul dengan sendiri karena berkah sejarah dan masa lalu.

Tapi, memulai darimana saya juga bingung. Harus ada mekanisme untuk menentukan sejumlah hal misalnya identitas. Apa identitas ORBEK (orang bekasi). Perlukah dewan budaya? Kayak di Papua.

Bagaimana orang Kota Bekasi lalu bagaimana karakter orang Kabupaten Bekasi. Atau, bagaimana pula karakter Orang Bekasi Utara. Semua harus ada mekanisme. Mungkin juga perlu adanya perda untuk mengamankan warisan budaya, seni dan modal sosial lainnya…..

Pemda Kota harus melakukan identifikasi secara kuantitatif dan kualitatif tentang Orang Kota Bekasi itu. Begitu juga untuk Orang Kab.Bekasi dan Orang Kab. Bekasi Utara.

Komposisi pendatang dan aselih Bekasi di Kota berbeda dengan yang di kab. Bekasi dan Kab. Bekasi Utara.

Semua harus diidentifikasi. Bila tidak saya khawatir 20 tahun lagi nggak ada bekasi. Yang ada Kota Harapan Indah, KOta Kemang Pratama…….duh….

Bapak [tidak] Jahat Nak….

“Kenapa bapak pulang malam?”, protes LiLo padaku.

“Jalan macet nak, jadi gak bisa cepat pulang”, jawabku sambil mencoba tetap tersenyum, meskipun badan rasanya capek dihajar kemacetan di depan pertamina Cikarang.

“Kenapa tidak naik sepeda saja ke kantor, kan naik sepeda tidak kena macet”, Lilo terus mengejar.

“Wah bapak tidak kuat kalau harus naik sepeda dari Cikarang ke Cawang nak”

“Kawan-kawanku bapaknya naik sepeda ke kantor. Bapak ikut B2W saja biar sehat !”

“Yah…mereka kantornya kan di sekitar Cikarang, jadi bisa cepat pulang, biarpun naik sepeda. Kalau bapak naik sepeda dari Cawang, jam 12 malem baru nyampai di rumah nak…”

Lilo terdiam mendengar semua penjelasanku. Aku lihat dia masih belum mau terima penjelasanku, tapi dia sudah males ngomong, jadi kulihat dia diam dalam kemarahan yang tertahan.

Kupeluk erat Lilo dan kurasakan tidak ada pelukan balasan dari Lilo.

“Ya Allah, jangan jadikan Lilo sebagai anak yang tidak bisa menerima keadaan ini. Mudahkan hati Lilo menerima kenyataan ini. Aku bukan bapak yang jahat dan semoga Lilo mengetahuinya”

Perlahan-lahan kurasakan pelukan balasan dari Lilo. Aku tidak tahu apakah ini balasan doaku atau kesadaran Lilo memang sudah sampai pada taraf memahami perasaan bapaknya yang sangat mencintainya.

“Percayalah nak, bapak selalu ingin cepat pulang dan bermain dengan Lilo”

Alhamdulillah, akhirnya larut malam datang dan membawa angin syukur di keluargaku.

Selamat Hari Blogger Indonesia!

Berkumpulnya para Blogger di Launching Bloggerbekasi.com

Hari ini, Selasa, 27 Oktober adalah hari dimana kita merayakan hari blogger indonesia. Hari dimana para blogger bersuka cita. Hari dimana diresmikannya para blogger untuk lebih kreatif menyebarkan jurnalisme warga dengan penuh rasa tanggungjawab. Waktu itu Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mohammad Nuh tanpa basa-basi mendeklarasikan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Blogger Nasional. Momentumnya dibuat seiring Pesta Blogger 2007. Hal itu dicetuskannya saat memberikan sambutan dalam Pesta Blogger 2007 (PB2007), sebuah acara gathering blogger nasional yang diadakan di Blitz Megaplex, Jakarta, Sabtu (27/10/2007). “Hari ini saya nyatakan sebagai Hari Blogger Nasional!” tukasnya disambut tepuk tangan meriah para penulis blog.

Continue reading Selamat Hari Blogger Indonesia!

8 tahun pisah ranjang akhirnya bisa bersatu lagi

Setelah 8 tahun pisah ranjang akhirnya bisa juga kumpul di satu ranjang dengan istri tercinta. Seperti sebuah mimpi yang terwujud. Cerita mengenai pisah ranjangnya bisa dibaca di artikel ini.

Kisah kumpul satu ranjangnya bermula dari ulang tahun anak saya Galih yang ke 8 pada tanggal 6-oktober. Waktu itu saya bilang, “galih sekarang sudah besar dan sebentar lagi di sunat jadi harus berani tidur sendiri ya…”

“takut yah kalau sendirian di kamar,” kata galih.

Continue reading 8 tahun pisah ranjang akhirnya bisa bersatu lagi