“Ibu-ibu, coba hitung lebih banyak mana zakat maal atau zakat mall-nya?” seru Ustad Wijayanto dalam sebuah acara Ramadan di sebuah stasiun TV. “Ini sekedar sindiran bahwa manusia selama ini lebih banyak membawa uang ketika pergi ke mall, ketimbang digunakan untuk membayar zakat maal-nya,” lanjut ustad lulusan S2 dari Pakistan tersebut.
Kata-kata zakat maal dan “zakat” mall itu sungguh terus menempel di hati. Sindiran yang sungguh relevan dengan kehidupan masyarakat perkotaan sekarang ini. Apalagi di bulan suci yang penuh berkah, zakat maal menjadi penting setelah umat Islam memenuhi kewajibannya berzakat fitrah.
Dikutip dari Portalinfaq: kita mengenal zakat sebagai salah satu dari lima rukun Islam yang di dalam Al Qur’an sering kali dikaitkan dengan shalat. Zakat berasal dari bentukan kata zaka yang berarti ‘suci’, ‘baik’, ‘berkah’, ‘tumbuh’, dan ‘berkembang’. Menurut terminologi syariat, zakat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula. Kaitan antara makna secara bahasa dan istilah ini berkaitan erat sekali, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan zakatnya akan menjadi suci, bersih, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang (At-Taubah:103 dan Ar-Rum:39).
Pada dasarnya ada dua macam zakat, yaitu Zakat Maal atau zakat atas harta kekayaan; dan Zakat fitrah yaitu zakat untuk membersihkan diri yang dibayarkan pada bulan Ramadhan menjelang Idul Fitri.
Sedangkan menurut PKPU: zakat maal atau zakat harta, adalah zakat yang wajib dibayarkan setiap muslimin yang memiliki harta yang sudah sampai nishab-nya selama satu tahun kepemilikan. Zakat maal terdiri dari berbagai macam, ada zakat emas- perak, zakat perniagaan, zakat pertanian, zakat binatang ternak, zakat madu dan hasil hewan. Setiap jenis zakat ini memiliki nishab sendiri-sendiri, seperti zakat emas nishabnya 85 gram, dan besar zakatnya adalah 2,5%, dan seterusnya.
Sudah jelas pentingnya kaum muslim untuk mengeluarkan zakat maal-nya, selain untuk kebersihan diri, juga untuk menjaga silaturahim, dan menjaga situasi keadilan sosial agar tidak ada jurang pemisah yang lebar antar berbagai status sosial di dalam masyarakat.
Bagaimana dengan “zakat” mall? Hari-hari sebelum memasuki Ramadhan, apalagi nanti sebelum Lebaran, biasanya mall-mall di mana saja terutama di Jakarta akan semakin meningkat jumlah pengunjungnya, dan akan makin banyak orang-orang yang mulai menzakati mall dan pusat-pusat perbelanjaan.
Memang tak ada salahnya jika kita menuju mall guna mencari keperluan menyambut hari raya, namun seperti apa yang dikatakan ustad Wijayanto di atas, hendaknya kita juga mulai membawa uang lebih banyak untuk zakat maal ketimbang “zakat“ mall, karena selain bermanfaat untuk meningkatkan kualitas spiritualitas diri, juga bisa bermanfaat untuk banyak orang. [bw]
Sebuah kehormatan tersendiri buat saya kembali diundang oleh PT Pembangunan Jaya Ancol untuk berbuka puasa bersama para blogger di Ecopark. Dan demikianlah, Sabtu (27/7), bersama istri dan kedua buah hati, saya berangkat ke Ancol dari Cikarang.
Kami memang sengaja tiba lebih awal untuk menikmati suasana pantai di bagian utara Jakarta tersebut. Rizky dan Alya sangat antusias merasakan desir angin pantai dan pemandangan laut menjelang senja. Setelah sholat Ashar di Masjid Pasar Seni, kamipun menuju lokasi acara Berbuka Puasa di Ocean Ecopark yang letaknya tak jauh dari sana.
Lokasi buka puasa bersama dilaksanakan di lantai 2 Club House Ocean Ecopark. Saat memasuki area yang merupakan bekas Lapangan Golf dan “disulap” menjadi taman kota bernuansa edukasi itu, saya langsung berdecak kagum. Hamparan hijau pepohanan nan teduh terlihat sejauh mata memandang, sarana jogging & bicycle track melengkapi suasana. Semilir angin yang sejuk membuat kami betah berlama-lama duduk di sebuah kursi taman yang disediakan.
Kami lalu beranjak menuju lantai 2 Clubhouse Ecopark. Disana, saya disambut oleh mas Argo dan mas Aldita Prayudi Putra, dari Media Relation & Promotion Corporate PT Pembangunan Jaya Ancol. Konsep acara hari ini memang lebih bersifat informal. Sebuah karpet merah digelar untuk lesehan agar diskusi berjalan lebih santai tak berjarak. Saya mengungkapkan permohonan maaf karena sebagai koordinator yang ditunjuk untuk pelaksanaan acara ini tak bisa mendatangkan banyak teman-teman blogger karena kebetulan disaat yang sama ada yang menghadiri acara buka puasa di tempat yang lain dan ada yang berhalangan karena orang terdekatnya sedang sakit. Saat itu, dari rencana 50-an blogger yang diharapkan hadir yang datang hanya kurang lebih seperlima saja. Meskipun demikian, acara tetap dilaksanakan dengan mendengarkan presentasi dari mas Aldhita tentang profil Taman Impian Jaya Ancol, khususnya Ecopark, sebelum buka puasa dilaksanakan.
Dalam penjelasannya, mas Aldhita menguraikan bahwa sarana Ecopark ini dibangun diatas lahan seluas 33,6 hektare dan sebelumnya merupakan padang golf di Ancol. Diharapkan Ecopark ini menjadi “paru-paru” Ancol dengan pohon mencapai 10.000 batang serta merupakan “Nature Sport Edutainment” dimana para pengunjung bisa merasakan kedekatan dengan alam melalui aktifitas-aktifitasnya baik berjalan kaki maupun bersepeda. Di Ecopark juga disiapkan fasilitas Outbound, Paint Ball dan Learning Farm. “Salah satu yang menarik adalah disini kita memiliki Flying Fox yang menantang dengan panjang bentangan mencapai 500 meter. Ini tentu menjadi sesuatu yang luarbiasa, bagi yang ingin menguji adrenalinnya meluncur diatas ketinggian,” ujar mas Aldhita antusias.
Mas Aldhita kemudian menambahkan bahwa pada lokasi Ecopark juga ada dermaga dan danau buatan serta tersedia kapal kecil yang bisa digunakan oleh pengunjung untuk mengelilingi Eco Island serta menikmati sensasi keindahan disana. Kedepan (tahun 2014), lanjut mas Aldhita akan disiapkan pula fasilitas Fauna Farm di Ecopark, yang menyajikan hewan-hewan khas dan unik di Indonesia bekerjasama dengan sebuah lembaga. Di Ecopark juga disiapkan banyak sepeda yang bisa disewakan untuk para pengunjung yang ingin mengeksplorasi hutan kota di Utara Jakarta itu. Pada kesempatan tersebut, mas Aldhita menjelaskan tentang area indoor di Dunia Fantasy yang akan hadir pada akhir tahun ini. Di area indoor ini disediakan beragam arena permainan yang mengasyikkan seperti Ice Age Flume Ride, Sanrio Hello Kitty Attraction, Kontiki Attraction dan Food Court area.
Dikesempatan tersebut, Pak Ari Kurniawan, Corporate Communication Manager PT Pembangunan Jaya Ancol menyampaikan sambutan yang antara lain memberikan apresiasi kepada Blogger yang terus memberikan dukungan bagi sosialisasi dan promosi Taman Impian Jaya Ancol. “Bagi kami, blogger adalah mitra strategis dalam upaya-upaya ini. Melalui tulisan-tulisan mereka di blog, para blogger bisa menyampaikan program-program yang kami adakan secara lebih luas termasuk melalui piranti sosial media yang dimiliki,”ucap Pak Ari yang hari itu tampil dengan dandanan casual. Pada kesempatan tersebut, saya juga memperkenalkan teman-teman blogger yang hadir masing-masing dari komunitas blogger Bekasi, Cikarang dan Asosiasi Blogger Reporter Indonesia.
Alhamdulillah, rangkaian acara berjalan lancar. Saat berbuka puasa tiba, kami menyantap hidangan yang disediakan sekaligus bersilaturrahmi satu sama lain. Ini adalah pengalaman pertama saya dan keluarga datang ke Ecopark dan merupakan sesuatu yang luar biasa dapat menikmati keteduhan yang menyejukkan disana. Terimakasih atas undangannya Taman Impian Jaya Ancol, semoga kami bisa hadir kembali pada kesempatan mendatang.
Di beberapa daerah yang tingkat pendidikannya cukup tinggi, kesadaran untuk membentuk komunitas cukup tinggi. Sebut saja Yogyakarta, komunitas sosialnya cukup tinggi. Dari sekian komunitas yang ada, satu diantaranya dikenal komunitas pecinta buku-buku tua. Komunitas ini memiliki informasi buku-buku tua lengkap dengan harganya. Biasanya komunitas ini menjadi refrensi untuk riset sejarah atau riset literatur klasik.
Itu satu potret komunitas sosial yang tumbuh dan berkembang di daerah lain. Di Bekasi sendiri kesadaran untuk menghimpun diri dalam komunitas sosial ini cukup tinggi. Dalam Amprokan Komunitas Bekasi Sabtu lalu, saya melihat cukup besar perkembangannya.
Ini kabar gembira sekaligus harapan besar untuk pembangunan Kota Bekasi kedepan. Mengapa kabar gembira? Karena pada dasarnya keberadaaan komunitas-komunitas ini adalah bentuk kebangkitan modal sosial yang konon katanya mulai luntur di negeri ini. Modal sosial atau sivil society ini menjadi penting dalam membangun kota yang kita cintai ini. Continue reading Amprokan Komunitas Bekasi: Kebersamaan Untuk Kemajuan
Sudah banyak yang bercerita tentang kegiatan Amprokan Komunitas ini. Iya, cerita tentang kehebohan, kemeriahan dan kesuksesan Amprokan Komunitas yang diselenggarakan oleh Blogger Bekasi pada tanggal 20 Juli 2013 di Nic’s Cozy Cafe. Ini bukan masalah tantangan menulis yang dilontarkan oleh Ketua Blogger Bekasi, Mas Aris Heru Utomo. Dalam update artikel beliau, dilist siapa saja panitia yang sudah menyetorkan tulisan tentang acara Amprokan Komunitas ini. Diawalli oleh liputan Bang Nur dari Harian Terbit yang hanya dalam hitungan menit setelah acara bubar, artikel tentang Amprokan Komunitas ini sudah tertengger di situs Harian Terbit. Mantap.. Lha namanya juga wartawan.. hehehe
Adalah Mbak Ajeng yang menantang saya untuk menjadi ketua panitia pelaksanaan Pre Event Amprokan Blogger. Berbagai macam rencana acara yang dilemparkan ke anggota Blogger Bekasi. Mulai dari workshop menulis blog, menjadikan blog sebagai mesin uang, sampai kepada blog sebagai toko online. Pembicara sudah dapat dan rencana acara hampir mateng. Namun apa dikata, waktu berkumpul panitia juga terbatas dan masing-masing memiliki kesibukannya sendiri. Calon sponsor yang sebelumnya sudah menyatakan ketertarikannya dalam acara pre event ini juga mundur disebabkan waktu yang tidak jelas.
Tidak lama setelah itu, Mbak Ajeng kembali meminta saya untuk mengadakan rapat dengan salah satu calon sponsor dan mereka ingin membuat acara dadakan yang akan diadakan dalam 7 hari mendatang. Ya, Blogger Bekasi diminta untuk mengadakan acara mendadak, yang disebut “proyek Sangkuriang” oleh Mbak Indah. Kembali kita tidak siap dan sponsorpun hilang.
Seminggu setelah itu, saya mengundang teman-teman untuk hadir dalam rapat panitia pertama. Acara Pre Event harus terlaksana. Kita punya ide untuk mengumpulkan komunitas-komunitas di Bekasi dan mengundang mereka untuk buka puasa bersama. Ide yang cukup menarik. Apa aja yang akan kita adakan? Mulailah panitia mencari ide siapa pembicara yang cocok untuk ini. Beberapa nama sempat terlontar dari teman-teman untuk pengisi acara ini. Akhirnya kami memutuskan mengundang Mbak Ollie Salsabeela untuk bisa menyemangati komunitas di Bekasi.
Seksi acara mulai membuat rundown acara dan Sekretaris mulai mencari kontak komunitas yang ada di Bekasi. Done. Acara sudah tersusun dan nama komunitas sudah terisi. Tunggu dulu… Siapa yang akan mendanai acara ini? Nah lho.. Acara sudah disusun, list calon peserta sudah mulai dirancang, namun kita belum punya sponsor. Nekat, show must go on… Alhamdulillah di injury time, kami mendapat kabar bahwa Putera Sampoerna Foundation akan menjadi sponsor tunggal acara Amprokan Komunitas. Alhamdulillah Sponsor sudah didapat. Bagaimana dengan rundown acara? Terpaksa kita susun ulang agar program PSF bisa masuk dalam acara ini.
Final meeting pun segera diadakan untuk memastikan setiap seksi sudah bekerja dan bisa saling bersinergi. Tempat acara sudah ditetapkan. Menu makanan sudah dipilih. Undangan sudah dikirimkan. Ok… Acara akan terlaksana dengan baik.
Sehari sebelum acara, dapat kabar bahwa Finance Director PSF tidak masuk dan dana tidak bisa keluar.. Alamaak… Masih ada aja kejutan menit-menit akhir. Saya pasrah.. Kalaupun dana tidak bisa keluar, akan dicarikan dana lain dulu dan nanti akan diganti jika dana sudah turun. Jumat tanggal 19 Juli saya di SMS oleh Mas Fikri. Beliau minta nomor rekening untuk alamat pengiriman dana sponsor. Alhamdulillah, kami diberikan kemudahan lagi.
Acara dan pembagian acara sudah fix waktu rapat terakhir. Mbak Mira mengirimkan pesan terbatas kebeberapa panitia agar MC nanti diisi oleh Susi dan bukan olehnya. Alasannya sangat terpuji, Mbak Mira bilang bahwa di Beblog ini sarat dengan talenta-talenta dan sudah saatnya ada kaderisasi dan menampilkan wajah-wajah baru dalam acara BeBlog.
Hari sabtu tanggal 20 Juli sudah ditapaki. Panitia harus hadir jam 13.00 di Nic’s Cozy Cafe. Sampai jam 12 gak ada berita buruk lagi. Tiba-tiba saya ingat bahwa Seksi Konsumsi harus menyiapkan Teh Kotak untuk para peserta. Saya menghubungi Mila. Ternyata Mila sedang sakit. Ahaaa… Ada kejutan lagi nih diakhir acara. Bagaimana dengan konsumsi lainnya? Ternyata Mila dengan ikhlas berusaha datang ke Nics Cafe pada pukul 13.00 dalam keadaan demam, pucat dan nyetir sendirian. Mila juga nyasar menuju lokasi acara? Kaget? Nggak lah… Lha hampir setiap ke lokasi acara, Mila selalu nyasar kok.. hahahaha
Tiba-tiba Mbak Indah yang merupakan pemberi kata sambutan sekaligus ketua Amprokan Blogger memberi kabar bahwa beliau sakit kepala dan akan terlambat untuk datang. Asyiik…. Acara ini memang penuh dengan kejutan. Karena sudah sering mendapat kejutan diakhir-akhir acara, kabar inipun tidak begitu saya pikirkan. Saya hanya berharap Mbak Indah bisa hadir dan memberikan kata sambutannya.
Oke, kendaraan sudah saya parkirkan dihalaman Nics Cafe. Belum ada tanda-tanda kehadiran panitia disana. Saya naik ke lantai 2 dan ternyata MC kita sudah hadir.. Susi bilang bahwa dia baru pulang ngajar dan langsung menuju Nic Cafe. Ruangan cukup bagus dan bisa menjadi “arena” kopdar beBlog. Tunggu, kursinya kok kayak di rumah makan? Apa akan nyaman seperti ini? Spontan saya meminta Heru, Yani, Fiduy dan Susi untuk saling mengangkat meja dan kursi untuk disusun seperti teater. Bukan round table atau seperti meja di rumah makan. Puasa, angkat kursi dan angkat meja kami lakukan berlima. Lampu dan AC belum boleh dinyalakan karena ternyata pihak Cafe memberi ijin tempat pada pukul 3 sampai pukul 6 sore. Ok, gak masalah. Kami berusaha untuk ikhlas.
Jam 3 sudah lewat. Peserta yang hadir baru kelihatan beberapa orang. Kurang lebih 50% dari undangan yang konfirmasi. Ajudan Wakil Walikota sudah 2 kali mendatangi saya untuk memastikan jam berapa Pak Wawali akan memberikan sambutan. Pak Wawali kejebak macet dan harus mampir ke Masjid terlebih dahulu untuk sholat Ashar.
Bagaimana jika peserta yang hadir ini keburu bosan atau bete karena nungguin acara? Saya meminta Susi untuk mulai menyemangati peserta. Susi nanya, bagaimana caranya? Saya Cuma jawab, terserah mau ngomong apa. Yang penting kita mulai ajak mereka untuk ngobrol dan menjaga mereka tidak bosan. Ide cemerlang Susi muncul dengan melemparkan tebak-tebakan. Tebakan pertama tentang binatang yang berkaki 5. Gak ada yang jawab. Pertanyaan kedua, siapa nama Bapaknya Unyil. Ada siswa Wirausaha nyeletuk “Pak Unyil”. Ternyata benar jawabannya dan dapat hadiah dari panitia. Kayaknya Susi kehabisan tebakan, Susi menawarkan ke peserta siapa yang bisa memberikan tebakan. Adalah Gina sangn Perempuan Sunda yang merupakan anggota komunitas Akber Bekasi yang turun membantu eks Kepsek Akber Bekasi ini. Siapa penemu cendol? Waduh, peserta pada heboh. Ternyata yang menemukan Cendol ini adalah orang Sunda, Euy.. Saya kurang paham maksudnya, namun dikarenakan tidak ada yang bisa jawab, akhirnya Gina yang mendapat merchandise. Finally, diisi dengan acara Photo bersama. Unik memang, biasanya photo bersama dilakukan setelah acara selesai. Namun di acara Amprokan Komunitas, photo bersama dilakukan justru sebelum acara dimulai.. hahaha
Tepat jam 15.30 acara dibuka dan Mbak Indah mulai memaparkan rencana Amprokan Blogger. 5 menit berlalu, Pak Wakil Walikota memasuki ruangan. Banyak kejutan yang membuat sport jantung para panitia diacara ini. Namun karena dilakukan dengan sepenuh hati, saling membantu, saling mengisi, saling aksi dan saling bertanggungjawab, acara ini sukses dilaksanakan. Artikel tentang jalannya acara bisa dilihat di:
Saya In Action di Depan Amprokan Komunitas (foto @eshape) Raja Minyak dari Bekasi Utara
Biang dari semua ini berawal dari ide unik seorang uda Irfan (@irfan_jz). Dia menunjuk saya untuk memberikan kultum jelang buka puasa dengan konten yang tidak biasa. Isinya dipesan: bicara budaya Bekasi. Wow…!
Sejujurnya saya seperti bocah kecil dapet maenan. Jejingkrakan sendirian. Memang ini yang gue mao. Yess…!
Uniknya lagi, saya diminta untuk memake kostum yang rada-rada khas. Ondel-ondel gitu….?
Kalau make baju item-item muatan Ramadhannya gak terlalu kentara. Maka, saya pilih pake celana putih dan baju koko plus songko item. Deal..!!
Semangat ketemu temen-temen. Semangat mau teriak tentang sesuatu yang selama ini saya pendam. Budaya oye!!
Sampai di Nics café, di luar dugaan ternyata panitianya nyiapin kaos merah. Metching bangett..ama baju putih koko tidak dikancingin dengan kaos merah tertulis Amprokan Komunitas. Keren…!!
Waktu merambat pelan, saat suasana masih di warna bangku kosong. Ada rasa agak sebel sedikit sebab sebelumnya dapat kabar bahwa yang datang itu overload. Kebanyakan. Ternyata banyak yang gak datang. Faktanya, peserta Amprokan Blogger itu datang pas jam 16.00. Perlahan tapi pasti bangku-bangku kosong terisi penuh. Alhamdulillah..kerja panitia mulai terlihat hasil. Saya kasihan juga seandainya yang daftar banyak tapi yang datang sedikit. Kan mubadzir…Alhamdulillah ya Allah. Lancar bro…
Apalagi dengan datangnya Wakil Walikota, Ustadz Ahmad Syaikhu (@syaikhu_ahmad). Pas dia datang, kan disambut oleh panitia khususnya dedengkot Bloggerbekasi, mas Eko Eshape (@eshape) dan Daeng Amril Gobel (@amriltg). Perasaan suhudzon di saya kuat menyebar di dada. Hmm..politisi, paling-paling Cuma datang formalitas. Datang duduk kasih sambutan terus pulang. Makanya, orang-orang pada nyalamin saya mah gak. Gitu dah prasangka saya.
Habis sambutan doi kembali ke tempat duduk di sebelah pak Eko Eshape. Sambutannya bagus saya kira. Tidak terkesan basa-basi dan punya bobot sebagai pejabat yang tidak gaptek. Cukup intelektual. Wuih keren juga…perasaan negative saya mulain goyang. Bagus juga nih Walkot.
Acara bergulir. Masuk pada presentasi Putra Sampoerna Foundation. Dari filantropi menuju social enterprise. Ide yang menarik. Kalau selama ini hanya sekadar memberikan beasiswa. Kini, PSF melebarkan sayap dengan membangun yayasan yang bergerak di bidang pendidikan, beasiswa dan Bait al Kamil. Mereka membangun ekosistem yang diarahkan pada suatu yang kondisi dimana semua elemen bisa bergerak secara mandiri.
Keuntungan diarahkan sebesar-besarnya pada hal sosial tapi dengan pengelolaan berbasis profesionalisme. Top banget dah!
Sampai detik itu ternyata pak Wawalkot masih nongkrong nungguin acara dan menyimak pemateri. Aiih…bagus juga nih pejabat satu ini. Saya mulain mandangin pak Wawalkot dengan agak malu-malu dikit. Malu ama diri sendiri…makanya jadi orang jangan kebanyakan suhudzon. Eit ntar dulu. Lihat ntar kalau gue ngomong, dia ikut jadi peserta biasa atau jaim……
Abis mbak Tyas dari PSF terus berlanjut pemaparan dari mbak Ollie Salsabila (@salsabeela). Mbak Oli pinter dengan waktu yang sesempit itu, peserta Amprokan diajak bermimpi dan berkhayal. Tentang sebuah pencapaian dari passion. Ternyata bisa jalan-jalan ke ujung dunia. Tanpa harus keluar uang. Bujug dah….
Tibalah giliran saya. Dengan hati dag dig dug, saya masuk ke gelanggang.
Setelah basa basi. Saya awali dengan pertanyaan, “siapakah diantara anda yang orang Bekasi?”
Peserta ngangkat tangan. Dan orang pertama yang saya lihat itu adalah Pak Walkot. Angkat tangan apa gak dia? Surprise dia ikut angkat tangan. Dengan mata yang berbinar dan antusias gitu lho….perasaan simpati mengganti perasaan sebel tadi. Beneran seumur hidup, baru kali ini saya bicara di depan pak Walkot. Soal budaya lagi…..Yesss!!
Saya makin semangat dan bergairah. Saya awali dengan bicara yang terjadi di perumahan Tytian Indah. Kompleks perumahannya mbak Irma (@irmasenja). Konflik antara orang kampung dan kompleks. Orang asli dan pendatang. Saya mengurai fenomena itu dengan semangat pembelajaran bahwa selama ini sudah terjadi upaya memecah belah orang Bekasi. Kita dipisahkan dengan lokasi geografi antara kompleks perumahan yang teratur, rapih, mewah dan jalan-jalan yang mulus. Diseberangnya ada perumahan dengan indicator yang kumuh, tidak teratur, becek dan kampungan. Seakan penghuni komplek perumahan itu warga kelas menengah ke atas. Orang di luar komplek perumahan itu kelas bawah. Ormis (orang miskinya). Saya langsung teriak, “Ini merupakan akibat dari kebijakan pemerintah daerah yang membangun tanpa memperhatikan aspek psikologis dan sosiologis…!!”
Sesaat saya merasa gak enak juga sama pak Walkot. Ini memang kerjaan pejabat.
Tapi bukan pak Walkot yang ini. Hadirin langsung geeer….”Atuuttt….???”
Ya iyalah bukan kerjaan pak Syaiku. Dia kan baru naik di periode tahun ini. Sementara kebijakan sawah-sawah menjadi perumahan itu sudah berlangsung dari bertahun-tahun yang lalu.
“Kita seakan terpisahkan oleh sekat-sekat. Lihat saja disetiap perumahan pasti ada pagar pelindung yang memisahkan antara perumahan dan komplek perumahan.” Kata saya dengan berapi-api. Gelang dari kayu khoka yang saya pake terdengar beradu dengan gelas tasbih yang dari besi. Bunyinya menyelinap dan membisikan sejumlah kalimat untuk disampaikan kesempatan itu.
“Berkembangnya sosial media menjadi berkah teknologi membuat jalan keluar sebagai solusi atas ‘disintegrasi’ bahwa selama ini kita seakan tidak disatukan sebagai orang Bekasi….”
Bermunculannya komunitas-komunitas memperkuat potret pluralitas dan akulturatif wajah konstruksi budaya orang Bekasi. Membuka komunikasi. Ada upaya mengenal satu sama lain. Ketika @cibarusahcenter berinteraksi dengan @bekasiurbancity. Ketika komunitas @muaragembongku berpadu gerak langkah dengan komunitas Bekasi Green Attack (@BGAttack). Menjadi jembatan dari silaturahmi yang selama ini terputus. Yang kemudian melahirkan program-progran ramah lingkungan dan penyelamatan atas tumbuhan mangrove. Di sinilah saya kira makna kehadiran komunitas-komunitas itu yang menguat menjadi The Power of community.
Bhinekatunggal ika. Pilar kebangsaan kita betul-betul dipraktekan di komunitas. Contoh bagusnya adalah di Blogger Bekasi (www.bloggerbekasi.com). Dibesut oleh orang-orang yang tinggalnya di perumahan. Ada mas Aris Heru Utomo (@arisheruutomo) dari jawa, Daeng Amril Taufik Gobel (@amriltg) dari Makasar, mas Eko Eshape (@eshape) dari Yogya, mbak Ajeng (@ajengkol) putrid ayu dari Solo, uda Irfan (@Irfan_jz) dari Padang. Ada om Jay (@wiajayakusumah), ada juga mbak Indah Juli Sibarani (dari Sibarani-nya kita tahu dari mana…), ada mbak Mira Syahid (@ayyankmira), mbak Irma (@irmasenja), pasangan Bene dan ceu Anggikusumah.
Walau mereka berasal dari berbagai daerah tapi semangat mengangkat kearifan lokal dan potensi budaya lokalnya amat kuat. Dengan membuat agenda mercusuar yang diberikan nama AMPROKAN BLOGGER. Sungguh ini merupakan terobosan budaya dari sebuah komunitas. Saya sebagai orang Bekasi yang berasal dari subkultur Betawi bangga dan terharu dengan sikap dan visi dari bloggerbekasi. Saya jadi inget sebuah teori bahwa perubahan sosial itu hanya bisa digerakan dengan pendekatan budaya. Lebih permanen ajeg dan alamiah.
Inilah inti dari apa yang ingin saya sampaikan. Walau kita terpisahkan secara adminitratif. Kota dan Kabupaten Bekasi. Tapi sesungguhnya secara budaya kita adalah satu : orang Bekasi. Mendedikasikan diri sebagai warga sederhana yang mengamalkan falsafah dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Karena pluralitas dan akulturatif memang menjadi corak budaya Bekasi yang sudah diwariskan secara turun temurun.
Karena secara geografis saja, Bekasi punya semua. Mulai dari pesisir, persawahan hingga perbukitan. Semua suku di Indonesia di Bekasi. Bahkan ada 30 negara di kawasan industry yang saat ini menanamkan modalnya.
Nah, mari bersatulah orang Bekasi. Berbanggalah dengan kebekasian kita dan berprestasilah harumkan nama Bekasi. Hidup Bekasi!!!! (kim. Foto minjem ama Daeng dan mas Eshape)
Ngisi Kultum Budaya (foto:@eshape)Biang dari semua ini berawal dari ide unik seorang uda Irfan (@irfan_zj). Dia menunjuk saya untuk memberikan kultum jelang buka puasa dengan konten yang tidak biasa. Isinya dipesan: bicara budaya Bekasi. Wow…!
Sejujurnya saya seperti bocah kecil dapet maenan. Jejingkrakan sendirian. Memang ini yang gue mao. Yess…!
Uniknya lagi, saya diminta untuk memake kostum yang rada-rada khas. Ondel-ondel gitu….?
Kalau make baju item-item muatan Ramadhannya gak terlalu kentara. Maka, saya pilih pake celana putih dan baju koko plus songko item. Deal..!!
Semangat ketemu temen-temen. Semangat mau teriak tentang sesuatu yang selama ini saya pendam. Budaya oye!!
Sampai di Nics café, di luar dugaan ternyata panitianya nyiapin kaos merah. Metching bangett..ama baju putih koko tidak dikancingin dengan kaos merah tertulis Amprokan Komunitas. Keren…!!
Waktu merambat pelan, saat suasana masih di warna bangku kosong. Ada rasa agak sebel sedikit sebab sebelumnya dapat kabar bahwa yang datang itu overload. Kebanyakan. Ternyata banyak yang gak datang. Faktanya, peserta Amprokan Blogger itu datang pas jam 16.00. Perlahan tapi pasti bangku-bangku kosong terisi penuh. Alhamdulillah..kerja panitia mulai terlihat hasil. Saya kasihan juga seandainya yang daftar banyak tapi yang datang sedikit. Kan mubadzir…Alhamdulillah ya Allah. Lancar bro…
Apalagi dengan datangnya Wakil Walikota, Ustadz Ahmad Syaikhu (@syaikhu_ahmad). Pas dia datang, kan disambut oleh panitia khususnya dedengkot Bloggerbekasi, mas Eko Eshape (@eshape) dan Daeng Amril Gobel (@amriltg). Perasaan suhudzon di saya kuat menyebar di dada. Hmm..politisi, paling-paling Cuma datang formalitas. Datang duduk kasih sambutan terus pulang. Makanya, orang-orang pada nyalamin saya mah gak. Gitu dah prasangka saya.
Habis sambutan doi kembali ke tempat duduk di sebelah pak Eko Eshape. Sambutannya bagus saya kira. Tidak terkesan basa-basi dan punya bobot sebagai pejabat yang tidak gaptek. Cukup intelektual. Wuih keren juga…perasaan negative saya mulain goyang. Bagus juga nih Walkot.
Acara bergulir. Masuk pada presentasi Putra Sampoerna Foundation. Dari filantropi menuju social enterprise. Ide yang menarik. Kalau selama ini hanya sekadar memberikan beasiswa. Kini, PSF melebarkan sayap dengan membangun yayasan yang bergerak di bidang pendidikan, beasiswa dan Bait al Kamil. Mereka membangun ekosistem yang diarahkan pada suatu yang kondisi dimana semua elemen bisa bergerak secara mandiri. Keuntungan diarahkan sebesar-besarnya pada hal sosial tapi dengan pengelolaan berbasis profesionalisme. Top banget dah!
Sampai detik itu ternyata pak Wawalkot masih nongkrong nungguin acara dan menyimak pemateri. Aiih…bagus juga nih pejabat satu ini. Saya mulain mandangin pak Wawalkot dengan agak malu-malu dikit. Malu ama diri sendiri…makanya jadi orang jangan kebanyakan suhudzon. Eit ntar dulu. Lihat ntar kalau gue ngomong, dia ikut jadi peserta biasa atau jaim……
Abis mbak Trias dari PSF terus berlanjut pemaparan dari mbak Oli Salsabila (@salsabeela). Mbak Oli pinter dengan waktu yang sesempit itu, peserta Amprokan diajak bermimpi dan berkhayal. Tentang sebuah pencapaian dari passion. Ternyata bisa jalan-jalan ke ujung dunia. Tanpa harus keluar uang. Bujug dah….
Tibalah giliran saya. Dengan hati dag dig dug, saya masuk ke gelanggang.
Setelah basa basi. Saya awali dengan pertanyaan, “siapakah diantara anda yang orang Bekasi?”
Peserta ngangkat tangan. Dan orang pertama yang saya lihat itu adalah Pak Walkot. Angkat tangan apa gak dia? Surprise dia ikut angkat tangan. Dengan mata yang berbinar dan antusias gitu lho….perasaan simpati mengganti perasaan sebel tadi. Beneran seumur hidup, baru kali ini saya bicara di depan pak Walkot. Soal budaya lagi…..Yesss!!
Saya makin semangat dan bergairah. Saya awali dengan bicara yang terjadi di perumahan Tytian Indah. Kompleks perumahannya mbak Irma (@irmasenja). Konflik antara orang kampung dan kompleks. Orang asli dan pendatang. Saya mengurai fenomena itu dengan semangat pembelajaran bahwa selama ini sudah terjadi upaya memecah belah orang Bekasi. Kita dipisahkan dengan lokasi geografi antara kompleks perumahan yang teratur, rapih, mewah dan jalan-jalan yang mulus. Diseberangnya ada perumahan dengan indicator yang kumuh, tidak teratur, becek dan kampungan. Seakan penghuni komplek perumahan itu warga kelas menengah ke atas. Orang di luar komplek perumahan itu kelas bawah. Ormis (orang miskinya). Saya langsung teriak, “Ini merupakan akibat dari kebijakan pemerintah daerah yang membangun tanpa memperhatikan aspek psikologis dan sosiologis…!!”
Sesaat saya merasa gak enak juga sama pak Walkot. Ini memang kerjaan pejabat. Tapi bukan pak Walkot yang ini. Hadirin langsung geeer….”Atuuttt….???”
Ya iyalah bukan kerjaan pak Syaiku. Dia kan baru naik di periode tahun ini. Sementara kebijakan sawah-sawah menjadi perumahan itu sudah berlangsung dari bertahun-tahun yang lalu.
“Kita seakan terpisahkan oleh sekat-sekat. Lihat saja disetiap perumahan pasti ada pagar pelindung yang memisahkan antara perumahan dan komplek perumahan.” Kata saya dengan berapi-api. Gelang dari kayu khoka yang saya pake terdengar beradu dengan gelas tasbih yang dari besi. Bunyinya menyelinap dan membisikan sejumlah kalimat untuk disampaikan kesempatan itu.
“Berkembangnya sosial media menjadi berkah teknologi membuat jalan keluar sebagai solusi atas ‘disintegrasi’ bahwa selama ini kita seakan tidak disatukan sebagai orang Bekasi….”
Bermunculannya komunitas-komunitas memperkuat potret pluralitas dan akulturatif wajah konstruksi budaya orang Bekasi. Membuka komunikasi. Ada upaya mengenal satu sama lain. Ketika @cibarusahcenter berinteraksi dengan @bekasiurbancity. Ketika komunitas @muaragembongku berpadu gerak langkah dengan komunitas Bekasi Green Attack (@BGAttack). Menjadi jembatan dari silaturahmi yang selama ini terputus. Yang kemudian melahirkan program-progran ramah lingkungan dan penyelamatan atas tumbuhan mangrove. Di sinilah saya kira makna kehadiran komunitas-komunitas itu yang menguat menjadi The Power of community.
Bhinekatunggal ika. Pilar kebangsaan kita betul-betul dipraktekan di komunitas. Contoh bagusnya adalah di Blogger Bekasi (www.bloggerbekasi.com). Dibesut oleh orang-orang yang tinggalnya di perumahan. Ada mas Aris Heru Utomo (@arisheruutomo) dari jawa, Daeng Amril Taufik Gobel (@amriltg) dari Makasar, mas Eko Eshape (@eshape) dari Yogya, mbak Ajeng (@ajengkol) putrid ayu dari Solo, uda Irfan (@Irfan_zj) dari Padang. Ada om Jay (@wijayakusumah), ada juga mbak Indah Juli Sibarani (dari Sibarani-nya kita tahu dari mana…), ada mbak Mira Syahid (@ayyankmira), mbak Irma (@irmasenja), pasangan Bene dan ceu Anggikusumah.
Walau mereka berasal dari berbagai daerah tapi semangat mengangkat kearifan lokal dan potensi budaya lokalnya amat kuat. Dengan membuat agenda mercusuar yang diberikan nama AMPROKAN BLOGGER. Sungguh ini merupakan terobosan budaya dari sebuah komunitas. Saya sebagai orang Bekasi yang berasal dari subkultur Betawi bangga dan terharu dengan sikap dan visi dari bloggerbekasi. Saya jadi inget sebuah teori bahwa perubahan sosial itu hanya bisa digerakan dengan pendekatan budaya. Lebih permanen ajeg dan alamiah.
Inilah inti dari apa yang ingin saya sampaikan. Walau kita terpisahkan secara adminitratif. Kota dan Kabupaten Bekasi. Tapi sesungguhnya secara budaya kita adalah satu : orang Bekasi. Mendedikasikan diri sebagai warga sederhana yang mengamalkan falsafah dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Karena pluralitas dan akulturatif memang menjadi corak budaya Bekasi yang sudah diwariskan secara turun temurun. Karena secara geografis saja, Bekasi punya semua. Mulai dari pesisir, persawahan hingga perbukitan. Semua suku di Indonesia di Bekasi. Bahkan ada 30 negara di kawasan industry yang saat ini menanamkan modalnya.
Nah, mari bersatulah orang Bekasi. Berbanggalah dengan kebekasian kita dan berprestasilah harumkan nama Bekasi. Hidup Bekasi!!!! (kim. Foto minjem ama Daeng dan mas Eshape)
“Program Kali Bersih Bekasi ini menurut saya akan berhasil di Bekasi pak”, kataku ketika pak Wakil Walikota mengajakku berbincang tentang program kali bekasi yang bersih. Obsesi kebersihan kali di Bekasi begitu terlihat di setiap pembicaraanku dengan pak Ahmad Syaikhu. Apapaun topik pembicaraan pasti selalu kembali ke masalah kebersihan kali Bekasi.
Surabaya sudah sukses membuat kalinya bersih dan nyaman dilihat. Sudah saatnya kali Bekasi juga bisa sebersih kali di Surabaya, bahkan mungkin bisa saja lebih bersih. Program Kali Bersih Bekasi memang program nasional. Program Kali Bersih disingkat dengan PROKASIH adalah program kerja pengendalian pencemaran air sungai dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas air sungai agar tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Saat ini hasil beberapa pengukuran di kali menunjukkan adanya penurunan kualitas air sungai, sehingga perlu segera ditanggulangi agar dapat kembali pada kualitas air yang sesuai standard.
Program PROKASIH mulai dikenal pada tanggal 9 Juni 1989 oleh Kementerian Negara dan Lingkungan Hidup sebagai Clean River, PROKASIH merupakan pendekatan dasar dalam mengontrol debit limbah industri yang masuk ke badan/jalan air. Pada kenyataannya, meskipun berbagai usaha telah dilakukan tetapi secara kasat mata terlihat bahwa kualitas air sungai menurun dari tahun ke tahun.
Pidato singkat tentang Kali Bersih di Bekasi ini mewarnai sambutan Wawali Ahmad Syaikhu dan pembicaraan terus berlanjut ke meja makan saat acara buka bersama.
“Amprokan Blogger itu apa mas?”
“Amprokan Blogger yang kita singkat dengan AB2013 adalah kegiatan tahunan dari Blogger Bekasi yang mepertemukan berbagai komunitas blogger dalam acara yang akan kita arahkan untuk memperkenalkan Bekasi ke dunia luar”, jawabku
“Apa bedanya dengan acara sekarang?”
“Ini adalah acara pemanasan menjelang acara AB2013 pak. Pesertanya juga berbeda, kalau saat ini hanya melibatkan komunitas yang ada di Bekasi, maka untuk Amprokan Blogger akan melibatkan juga seluruh komunitas yang ada di luar Bekasi”
Dari ujung meja, mbak Ajeng ikut juga memberi masukan,”Acara ini akan kita sinergikan dengan acara kampanye Kali bersih Bekasi pak”.
“Benar pak, jadi kalau acara Program Kali Bersih Bekasi dilaksanakan setelah acara AB2013, maka kita akan promosikan acara Pemkot dalamkegiatan kita dan begitu juga sebaliknya”, kataku menimpali.
Pak Wawali Ahmad Syaikhu rupanya tergerak hatinya melihat banyaknya komunitas anak muda yang ikut hadir dalam acara ini. Seperti juga yang disampaikan oleh salah satu pemateri, mbak Salsabeela,”Komunitas kalau sudah berumur sebaiknya segera melakukan regenerasi, karena biasanya para founder sudah mulai melemah dan memerlukan semangat dan tenaga yang lebih membara untuk menjalankan roda komunitas”
Mungkin hal ini yang menyebabkan Pak Ahmad Syaikhu merasa perlu bercerita tentang Kali Bekasi yang bersih di hadapan audiens yang dipenuhi oleh anak muda dari berbagai komunitas. Semangat yang terpancar dari audiens rupanya telah membuat pak Ahmad ikut bersemangat untuk tetap hadir di sepanjang acara, sejak dimulai sampai selesainya acara. Bang Komar sempat memasukkan kondisi ini dalam kultumnya.
“Dari tadi saya sudah menebak bahwa selesai sambutan, pasti pak wawali akan langsung pulang. Eh ternyata tidak. Maafkan ya pak Ahmad”, kata Bang Komar mengawali tauziahnya.
“Kita harus salut dengan pak Ahmad, yang sudi menemani kita sampai acara ini selesai. Kalau semua orang di Bekasi sudah saling bersinergi, maka Bekasi pasti akan maju. Hidup Bekasi !!!”
“Hidup”
“Wah kurang bersemangat, HIDUP BEKASI !!!”
“HIDUUUP!”
Kuperhatikan pal Ahmad ikut berteriak dengan lantang menyambut teriakan bang Komar. Benar-benar pejabat yang gaul. Sambil emmperhatikan semua pembicara yang tampil di depan, tanghan pak Ahmad juga rajin memencet keyboard virtualnya. Lihat saja akun twitternya di @Syaikhu_Ahmad pasti penuh dengan kicauan suasana Amprokan Komunitas.
Sesuai teman AB2013 tentang kegiatan oenanaman mangrove di pantai utara Bekasi, maka Bang Komar menunjukkan usaha yang telah dilakukan oleh masyarakat dalam menekan laju intrusi air laut ke darat. Meski begitu usaha masyarakat masih terasa kurang, perlu corong yang lebih keras untuk menyadarkan masyarakat bahwa menata pantai adalah membangun daratan juga. Penduduk daratan harus mulai berpikir tentang perlunya menata pantai dengan lingkungan yang cocok untuk keseimbangan alam.
Sampai bertemu dengan Program Kali Bersih Bekasi 2013 dan juga Amprokan Blogger 2013 beberapa bulan lagi.
“Lebih baik menjadi lilin yang menerangi, dibandingkan hanya mengutuk kegelapan,” ujar Wakil Walikota Bekasi Ahmad Syaikhu mengutip ucapan Proklamator Kemerdekaan Indonesia Mohammad Hatta pada kesempatan acara buka puasa bersama sekaligus pre-event Amprokan Blogger yang diselenggarakan di Nics Cafe Bekasi, Sabtu (20/7). Kegiatan yang diadakan oleh Komunitas Blogger Bekasi ini dengan dukungan Putera Sampoerna Foundation (PSF) berlangsung semarak dengan dihadiri oleh sekitar 100 orang peserta berasal dari beragam komunitas di Bekasi.
Dalam kata sambutannya, Ahmad Syaikhu mengekspresikan kebanggaannya atas kegiatan yang merangkum segenap komunitas dari beragam latar belakang di Bekasi ini. “Saya sangat berharap sinergi ini berjalan secara berkelanjutan untuk pembangunan daerah kita tercinta. Bagaimanapun, kami sebagai pemimpin di Bekasi sangat mengharapkan masukan-masukan berharga bagi pengembangan kota ke depan menjadi lebih baik. Tidak hanya itu, tulisan-tulisan blogger di blog juga akan sangat membantu sosialisasi program pemerintah. Inilah yang saya maksud sebagai analogi “menyalakan lilin” dalam ungkapan saya sebelumnya. Jangan hanya sekedar mengutuk saja kekurangan pemerintah, namun marilah berbuat untuk kemaslahatan bersama,” kata beliau yang ternyata aktif juga menulis di blog Blogger Bekasi selain di blog sendiri serta di akun twitternya @syaikhu_ahmad ini.
Sebelum Pak Ahmad Syaikhu tampil, ada mbak Indah Juli yang menjadi Ketua Panitia Amprokan Blogger 2013 menyampaikan pemaparan tentang rencana pelaksanaan Amprokan Blogger 2013 yang akan dilaksanakan tanggal 7-8 September mendatang. Konsep acara yang akan melibatkan komunitas di Bekasi serta perwakilan sejumlah komunitas blogger daerah akan mengangkat Eco Festival dan Bekasi Expo dengan tema besar mengenai kepedulian lingkungan dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan. “Saya mengharapkan bantuan segenap komunitas Bekasi yang kebetulan hadir dalam pre-event ini untuk turut bersama-sama mendukung kegiatan kolosal Blogger Bekasi ini,” ungkap mbak Indah antusias.
Setelah itu tampil mbak Tyas Handayani, Digital & Social Media Manager Putra Sampoerna Foundation yang juga menjadi mitra Komunitas Blogger Bekasi dalam pelaksanaan acara ini. Pada sesi yang dipandu oleh mbak Ajeng ini, ibu Tyas menyampaikan visi dan misi PSF yang memiliki komitmen tinggi pada pemberdayaan pendidikan di Indonesia. Selain mengungkapkan kondisi faktual dunia pendidikan di Indonesia saat ini serta bagaimana PSF yang merubah orientasinya dari visi Philantropy menjadi Social Enterprise. “Perubahan signifikan ini didasarkan salah satunya adalah Sustanability atau keberlanjutan. PSF berharap tidak sekedar berhenti pada pemberian beasiswa namun juga memikirkan upaya-upaya pemberdayaan dunia pendidikan dengan program-program yang relevan dan membumi,” ujar ibu Tyas.
“Inisiatif PSF untuk siap menjadi mitra Komunitas Blogger Bekasi dalam kegiatan ini merupakan salah satu implementasi sosialisasi program tersebut . Bahkan kami juga melaksanakan kegiatan PSF Blogger Award 2013 yang memberikan apresiasi kepada blogger dengan memberikan penghargaan Best of the Best PSF Blogger Award, Best of Education Pillar, Best of Women Empowerment Pillar, Best of Entrepreneurship Pillar dan Best of Compassionate Relief Pillar. Kami sangat mengharapkan rekan-rekan blogger, khususnya di Bekasi bisa berpartisipasi aktif dalam lomba ini,” lanjut ibu Tyas.
Pada kesempatan selanjutnya tampil Aulia Halimatussaddiah yang akrab dipanggil Ollie membawakan materi tentang “Empowering Blogger”. Penulis lebih dari 25 buku serta pemenang Kartini Next Generation Special Award 2013, Inspiring Woman in ICT’ – Ministry of Communications and Information Technology dan One of 25 inspiring women 2013? – Tabloid Nova, berbagi pengalamannya bagaimana saat ia memulai menulis, ngeblog, menjadi enterpreneur sampai akhirnya bisa melakukan perjalanan ke berbagai negara berkat ketekunan dan konsistensinya.
Saya tertarik pada pemaparan Ollie tentang bagaimana kuncinya meraih beragam prestasi khususnya dari dunia tulis menulis seperti ini. “Yang pertama adalah tentukan “Why”, mengapa saya harus menulis. Kita akan menemukan “passion” kita disana. Yang kedua adalah “How” yaitu bagaimana kita menulis, apa-apa yang harus kita lengkapi agar tulisan yang akan dibuat menarik untuk dibaca, kemudian yang ketiga adalah “Mind Map” yaitu kita mesti memetakannya secara strategis agar apa yang kita lakukan sesuai dengan skala prioritas yang dibutuhkan, kemudian yang keempat adalah “Deadline” yaitu bagaimana kita bisa berdisiplin atas tenggat waktu yang diberikan, dan yang terakhir adalah “Pass it On” atau teruskan apa yang sudah kita buat kepada segmen pembaca. Dalam konteks komunitas, ini juga bisa berarti bagaimana kita mempersiapkan regenerasi komunitas secara cermat”, kata Ollie Strong yang juga menjadi “community leader in the rising Indonesian tech startup scene’ – Girls in Tech (USA). Sharing Ollie yang saya pandu ini mendapatkan tanggapan antusias dari peserta.
Setelah Ollie, tampil bang Komaruddin Ibnu Mikam, salah satu penggiat blogger Bekasi yang membawakan kultum menjelang berbuka. Dalam kultum yang lebih mirip “orasi kebudayaan” ini, bang Komar menyoroti keprihatinannya pada kebudayaan asli Bekasi yang kian terpinggirkan oleh laju roda perekonomian yang kian menderu deras di Bekasi. Beliau yang berdarah asli Bekasi ini mengingatkan unsur-unsur budaya Bekasi mesti dilestarikan.”Ini memerlukan keterlibatan semua pihak. Jangan sampai ada dikotomi antara pendatang dan penduduk asli, antara penduduk kampung dan penduduk kompleks perumahan, yang justru akan kontraproduktif dalam upaya-upaya konstruktif pengembangan budaya luhur Bekasi,”tegas Bang Komar yang tampil dengan dandanan khas ala jawara Bekasi ini penuh semangat.
Tak lama kemudian bedug Maghrib bergema lantang. Kami semua lalu berbuka puasa bersama dengan hidangan sederhana dalam suasana penuh nuansa kekeluargaan. Saya bergabung bersama Pak Ahmad Syaikhu, Ollie, ibu Tyas dan teman-teman Blogger Bekasi santap malam di sebuah meja terpisah. Pembicaraan informal pun berlangsung akrab. Oya, pada kesempatan tersebut, saya menyampaikan sumbangan 6 box buku cerita dan pelajaran bekas kepada komunitas 1001 buku, melalui pengelolanya Rene yang kebetulan hadir dalam kegiatan ini. Buku-buku ini selain berasal dari buku-buku bekas Rizky dan Alya, tapi juga dari teman-teman mereka yang kami kumpulkan selama satu bulan terakhir dan memang diniatkan untuk disumbangkan. Seusai buka puasa bersama dilanjutkan dengan sharing lintas komunitas Bekasi yang dipimpin oleh mbak Mira Sahid.
Sungguh acara yang sangat berkesan dan memberikan nilai tambah. Salut untuk panitia penyelenggara kegiatan ini yang dipimpin oleh uda Irfan ZJ serta terimakasih kepada Putra Sampoerna Foundation yang menjadi mitra kegiatan. Ucapan yang sama juga disampaikan kepada Wakil Walikota Bekasi Bapak Ahmad Syaikhu atas dukungannya serta Ollie yang sudah berbagi pengalaman inspiratif bersama para peserta acara ini. Sampai ketemu di acara mendatang!
Membaca buku Ibu, Engkaulah Harta Terindahku membuat saya terharu. Karya tulis yang disusun oleh Ibnu Al-Jauzi membuat saya teringat kembali akan kenangan bersama almarhumah ibu. Terima kasih telah menjadi ibu terbaik untukku. Kalau saja tak memiliki ibu sepertimu, mungkin saya belum menjadi apa-apa. Mungkin saya masih menjadi hamba yang hina dina. Ibulah yang menuntunku agar selalu berbuat kebaikan dan kebajikan.
Buku yang terdiri dari dua bagian penting ini dimulai dari sebuah puisi indah:
Bunda,
Engakauah harta terindahku
kau telah melihat aku tertawa
Kau juga telah melihat aku menangis
Dan kau selalu ada bersamaku
Aku mungkin tidak selalu mengatakan ini
Tetapi terima kasih telah menjadi ibu terbaik untukku.
Terus terang, saya sangat tersentuh dengan puisi di atas. Puisi yang dibuat dari hati nan suci. Puisi yang dibuat dari ketulusan hati. Puisi yang ditulis dari seorang anak kepada ibundanya. Puisi yang terukir dari seorang anak yang sholeh dan ingin selalu berbakti kepada ibundanya.
Akal sehat mengatakan, siapa yang menyayangi ibundanya, maka dia akan melihat surga. Sebab akal yang sehat pastilah akan mengakui bahwa ibu adalah bagian terindah dari seorang anak. Tanpa ibu, manusia tak berdaya apa-apa ketika dilahirkan. Ibulah yang mengandung kita selama sembilan bulan lamanya. Bahkan ada yang kurang atau lebih dari itu. Itulah kuasa Allah yang tak terkira. Dalam badan ibu, kita sehat-sehat saja menuju hari dimana kita menangis di saat dilahirkan.
Kitab suci manapun di dunia ini selalu menganjurkan kepada siapa saja untuk berbakti kepada orang tua, khususnya ibu. Berbakti kepada orang tua lebih utama daripada berjihad. Sebab amalan yang paling dicintai Allah adalah bakti kepada orang tua. Hal terpenting inilah yang saya baca di halaman 18 pada buku ini.
Berbakti kepada orang tua akan memperpanjang usia, dan buku ini menjelaskan cara berbakti kepada orang tua di halaman 20. Kita pun menjadi lebih tahu mengapa kita lebih mengutamakan ibu setelah membaca buku yang sangat menginspirasi ini. Buku ini merupakan buku wajib bagi seluruh anak bangsa untuk sejenak memahami dan mengapresiasi eksistensi dan arti seorang ibu.
Ada kisah seribu himah dibagian kedua yang sangat menggugah hati. Cerita tentang pemuda yang berbakti sebagai teman nabi Musa di Surga merupakan salah satu kisah yang bisa dibaca di halaman 87 dalam buku itu. Tentu saja, kisah Abu Bakar Ash Shiddiq yang mendambakan ibunya masuk Islam di halaman 96 membuat pembaca akan tahu cerita sesungguhnya tentang ibundanya yang sangat luar biasa.
Saya merekomendasikan buku yang diterbitkan Pustaka Akhlak pada Juni 2013 ini untuk dibaca oleh anda yang ingin menjadi anak yang sholeh dan sholekhah. Komarudin Hidayat (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah) menuliskan di bagian belakang buku ini, “Sebuah potret kemuliaan ibu terekam dalam buku ini, dan jangan lewatkan untuk segera membacanya!”
Sebagai pemanasan dari Amprokan Blogger 2013 yang akan digelar September nanti (Insya Allah). Komunitas Blogger Bekasi alias Beblog membuat acara bertajuk Amprokan Komunitas sore ini 20 Juli 2013. Beragam komunitas yang ada di Bekasi diundang dan akan hadir di Amprokan yang diadakan di NICs Café. Diperkirakan seratus orang blogger dan bukan blogger akan hadir, dua kali lipat dari target panitia Beblog. Selain itu akan hadir petinggi kota Bekasi Achmad Syaikhu yang juga Wali Kota Bekasi dan anggota DPRD Ronny Hermawan.
Amprokan ini tentu saja menarik karena dikoordinasikan secara mandiri oleh komunitas blogger yang pernah terpilih sebagai komunitas terbaik pada 2010. Dengan jumpalitan para jagoan dan srikandi Beblog mengupayakan sponsor dan dana kas agar bisa menjadi tuan rumah yang baik. Bukan hanya menyediakan makan dan minum untuk berbuka puasa secara gratis, tetapi juga menghandirkan pembicara handal yang ilmunya dapat bermanfaat bagi peserta yang hadir.
‘Wah asyik bener tuch peserta Amprokan Komunitas, udah kenyang berbuka puasa dengan gratis, bisa bersilahturahmi, dapat ilmu dan tentu juga temen baru’ komentar Sanip
‘Bener Nip, sayang banget kalau yang udah dan daftar dan kasih konfirmasi kemudian batal hadir’ kali ini Bang Nawi yang berkomentar
‘Iye, gue juga berharap mereka-mereka yang hadir bisa mendapatkan manfaatnya semaksimal mungkin. Biar Amprokannya berkah dan tujuan untuk saling memberi dan berbagi bisa tercapai. Kata bang Kokom, istilah kerennya dalam bahasa Inggris adalah ‘giving and sharing’
‘Bukannya ‘sharing, connecting’ seperti tagline sebuah blog keroyokan milik sebuah korporasi media besar Nip?
‘Iye, itu juga bisa. Sharing dan connecting antar komunitas, biar ke depannya kalau mau bikin kegiatan bisa saling sinergi dan menggabungkan kekuatan masing-masing komunitas. Baik itu blogger ataupun bukan blogger. Kan di Bekasi, selain komunitas blogger, ada komunitas pengusaha, guru, pelukis, fotografi dan lain sebagainya’
‘Wah elo sekarang udah pinter ngejelasin ya Nip’ ujar Bang Nawi kagum
‘Ha ha ha … kan abang juga yang ngajarin’
‘Omong-omong elo datang gak Nip ke Amprokan Komunitas sore ini?’
‘Nach itu die bang, dengan penuh penyesalan gue kagak bisa dateng. Padahal pengen banget. Pada saat yang bersamaan gue disuruh ikut boss buka puasa di kampung China’
‘Nach lho’ Bang Nawi cuma bisa bengong
‘Iye bang kagak enak banget sama teman2 Beblog. Tapi apa boleh buat. Gue cuma berharap, mereka-mereka yang dateng ke acara Amprokan Komunitas bisa menuliskan reportasenya di blog bloggerbekasi.com , baik yang ngaku blogger atau kagak. Jangan cuma kondangan, abis makan dan ngobrol-ngobrol terus bablas angine. Padahal yang kagak bisa ikutan acaranya kan banyak dan pengen juga merasakan nuansanya dari jauh dan bisa ketularan ilmu yang ditebar selama acara’
‘Iye Nip, nanti gue sampein harapan elo ke Bang Komar, Mas Rawi, Uda Irfan, Mas Yulef, Kang Harun, Pak Dian, Mba Ajeng, Mba Injul, Mbah Mira, Teh Irma, Mba Anggi dan Mas Bene, Mba Suzie, mas Slamet dan Ilham serta anak-anak Ibote, temen-temen dari komunitas pengusaha dan nama lain yang kagak kesebut namanya … mudah2an mereka bukan blogger kondangan apalagi blogger pingsan, jadi bisa bikin tulisan’
‘Juga Mas Eko dan twin brother Daeng Amril dan om Jay juga ya bang?’ sela Sanip
‘Beres … kalau mereka bertiga sich gak perlu diragukan lagi soal reportasenya, kagak diminta juga pasti buat’
‘Ok sip bang, sampaikan juga salam ke temen2 Beblog yang rajin-rajin dan juga semua peserta Amprokan Komunitas . Mohon maaf kalau ada salah-salah kata’
‘siip …’
—-
Update Postingan:
1. Foto diambil dari postingannya Mas Amril (dengan terlebih dahulu minta ijin).
2. Sejauh ini yang sudah posting re kegiatan Amprokan Komunitas adalah: Mas Amril (di beblog dan pribadi), Mas Eko (masih diblog pribadi) dan Bang Nur (di harian Terbit)
3. Yang lainnya ditunggu, biar gak dibilang blogger pingsan atau blogger kondangan. Silahkan isi kolom komentar dan letakkan link tulisan agar dikunjungi teman2