Sepertinya sudah jd kebiasaan SBY saat mau pergi ke luar kota atau luar negeri menggelar jumpa pers mendadak sesaat sebelum terbang. Begitu pula kemarin sebelum bertolak ke Pontianak (ini kota usianya pasti muda, kalau tua pasti ponti ibu!).
Lagi-lagi ia melempar sesuatu untuk diperdebatkan. Kemarin dia menyayangkan adanya sms yang isinya bernada fitnah. Tanpa menyebut sms yg mana dan bunyinya apa, SBY merasa prihatin dengan sikap tak jantannya penyebar sms.
Saya kok jengah melihat konpers seorang presiden isinya cuma seperti itu! Saya pikir SBY tadinya bakal mengumumkan sebuah kebijakan penting semisal membekukan operasioalisasi PT Lapindo Brantas karena lalai dalam eksplorasi di Porong Sidoarjo, Jatim hingga membuat sebagian kota Sidoarjo hingga lima tahun ini karam. Tapi saya lupa, gak mungkinlah SBY berani membuat gebrakan seperti itu karena golkar yang dikomandani Ical Bakrie adalah orang besar dibalik Lapindo Brantas! Apalagi Ical adalah mitra Setgab alias teman koalisi, gak mungkinlah SBY berani macem-macem!
Sebenarnya seperti apa sih sms yg dipersoalkan SBY itu? Beberapa kawan membongkar Pesan di BBM -nya. Saya pun demikian. Saya dapati sms yang konon dikirimkan seseorang dengan nomer Singapura. Konon ini adalah Sms yang dikirimkan Nazarudin dari tempat persembunyiannya. Sms ini diedarkan karena Nazar merasa dikorbankan oleh petinggi Demokrat, dan cara ini ditempuh Nazar untuk balas dendam. Namun Nazar kemudian membantahnya.
Seperti apa sih sms itu? SMS itu dikirimkan melalui nomor +6584393907. SMS ini menyentil SBY, Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati. Begini isinya :
“Demi Alloh, Saya M Nazaruddin telah dijebak, dikorbankan dan difitnah. Karakter, karier, masa depan saya dihancurkan.”
“Dari Singapore saya akan membalas. Saya akan bongkar skandal sex sesama jenis SBY dengan Daniel Sparingga dan mega korupsi Bank Century dan korupsi Andi Mallarangeng dalam Wisma Atlit.”
“Manipulasi data IT 18 juta suara dalam Pemilu oleh Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati.”
Kalau cuma “itu” buat apa menggelar sebuah konpers dan ditayangkan secara live oleh sejumlah stasiun tv! Konpers yang gak ada isinya itu malah jadi bahan olok-olok. Lagi-lagi SBY mempersoalkan hal-hal kecil yang terkait dirinya. Pencitraan memang jadi barang penting buat seorang SBY, jadi kalau ada yang mencoba ‘menggoyang’ dia akan bereaksi sedemikian rupa.
Di bagian lain SBY juga menyinggung keberadaan Teknologi Informasi yang disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk menjelek-jelekkan dirinya. Saya mengerti yang dimaksud dengan TI disini pastinya microblogging twitter. Memang di twitter belakangan beredar mention pesan yg isinya memperolok lembaga kepresidenan dan menjelek-jelekkan partai politik tertentu. Tapi itulah dinamika twitter. Berdebat tanpa batas, tertawa tanpa aturan ya cuma di twitter. Sebab jika ada aturan yang membelenggu itu bukan lagi web 2.0 yg interaktif.
Saya melihat statemen-statemen Presiden kemarin lebih pada upayanya memperbaiki citra yg kadung terjerembab lantaran mencuatnya kasus suap wisma atlet dengan aktor utamanya Nazarudin, sang Bendahara Umum Partai Demokrat. Lainnya tidak.
Selain itu konpers itu makin membuka mata publik bahwa presiden tak punya tim komunikasi yang tangguh. Harusnya orang sekelas presiden punya tim yang rajin mengamati dan melemparkan isu-isu produktif. Bergaul pulalah dengan media sosial agar bukan sekedar update status namun juga memanfaatkan media sosial untuk menjelaskan sebuah isu yang sedang berkembang.
Butuh orang yang taktis dalam bersikap. Dan yang lebih penting adalah intensitas penggunaan media sosial. Jangan nongol pada saat kasus besar mencuat, sudah ketinggalan kereta bung! Jadikan media sosial sebagai bagian aktivitas sehari-hari. Mungkin SBY butuh seorang Nukman Luthfie, sang pakar marketing dan media sosial itu.