Pancasila (mestinya) Keren !

Saya tergelitik untuk memposting tulisan dengan tema Pancasila, setelah melihat suplikan berita dari statsiun TV One yang menyiarkan salah seorang calon Hakim Mahkamah Konstitusi. Saya tidak tahu nama sang calon, namun wajahnya yang dilengkapi dengan kumis tebal tersebut, terlihat kurang percaya diri ketika diminta untuk menyebutkan sila yang ada dalam Pancasila. Setelah itu terdengar komentar salah seorang anggota dewan yang mengatakan bahwa sebagai calon hakim MK, selayaknya hapal betul sila-sila yang ada dalam Pancasila. Sang calon hakim hanya senyum kecut ketika mendengar komentar anggota DPR tersebut.

Sumber: akilmochtar.com
Sumber: akilmochtar.com

Saya pun tersenyum (walaupun agak pahit) melihat adegan tersebut, bukan karena sang calon ini tidak lancar menyebutkan sila-sila, tapi melihat wajahnya yang tidak merasa bersalah sedikit pun sambil cengebgesan. Padahal sebagai calon hakim MK, seharusnya beliau sudah pada taraf “model atau teladan” bagaimana Pancasila itu dilaksanakan. Urusan hapal menghapal itu kelasnya anak-anak sekolahan. Bukan kah sumber segala hukum yang diberlakukan di Indonesia itu harus melandaskan pada nilai dan sila yang terdapat pada Pancasila. Kalau hakim saja tidak tahu tentang sila-sila tersebut, bagaiamana dia akan memutuskan suatu perkara dengan seadil-adilnya ? Sepanjang yang saya tahu, keputusan hakim bukan hanya didasarkan pada teks-teks pasal dalam undang-undang, hakim juga harus punya landasan moral dan nilai yang kuat dalam memutuskan suatu perkara. Salah satu landasan itu adalah Pancasila yang telah disepakati oleh bangsa Indoensia sebagai landasan filosofis dalam bermasyarakat dan bernegara

Mungkin karena banyak hakim yang tidak memahami filsafah dasar negera kita, akhirnya banyak keputusan hakim yang mengusik rasa keadilan publik. Seorang pencuri ayam atau seorang pencuri sandal jepit dihukum cukup berat, bila dibandingkan dengan tindakan hukum yang didakwakannya. Sedangkan bandar narkoba atau pelaku korupsi yang sudah jelas-jelas merugikan rakyat banyak, justeru bisa melenggang dengan bebas. Kalau toh mendapat hukuman, sudah bukan rahasia lagi kalau para tuan ini bisa bebas melenggang sehingga tidak ada bedanya dengan warga negara yang tidak melakukan pelanggaran hukum sekali pun.

Mari kita lihat lagi lebih luas dalam memotret kehidupan berbagsa pada saat ini. Setidaknya dalam penglihatan batin saya (kayak para normal saja !), kondisinya sedang krisis moral dan keteladanan pemimpin. Sang pemimpin bangsa besar ini sekarang sedang sibuk mengurus perahu politiknya yang mengalami ancaman karam. Di negeri yang sudah mapan secara demokrasi, tidak pernah saya mendengar adanya kabar seorang presiden yang begitu sibuk mengurus partainya walaupun hari libur sekalipun. Lihat juga bagaimana sekarang Wakil Presidennya pun sedang terancam karena diduga tersangkut kasus century gate. Bahkan seorang pemimpin muda yang digadang-gadang akan menjadi The Next President (bukan The Next Mayor) harus menghapus ambisinya karena memperoleh predikat tersangka dari KPK. Dan, yang lebih mengagetkan ketika seorang yang dikenal sangat fasih dalam mentafsirkan kitab suci, memperoleh musibah (katanya) akibat terlena dengan dengan urusan daging sapi. Bahkan kitab sucinya sendiri justeru dikorupsi. Kalau saya lanjutkan mungkin butuh ribuan postingan, namun untuk kali ini cukup sekian saja dulu.

Sumber: Newslipiutan6.com

Mengapa ini terjadi di negeri yang dikenal dengan negeri yang loh jinawi ini ? Tentunya banyak jawaban terhadap pertanyaan ini, kawan-kawan bebas mengeksplorasi jawaban, baik secara rasional maupun melalui pendekatan mistik. Namun, menurut hemat saya, centrang perentang-nya negeri ini akibat pengkhianatan massal terhadap amanat para founding father kita. Salah satu warisan besar tersebut adalah yang kita kenal dengan nama Pancasila. Mungkin banyak diantara kita (termasuk saya sendiri) yang tidak begitu hapal sila-sila yang terdapat didalamnya. Jangankan menjadi partitur dalam kehidupan berbangsa, menghapal saja sudah lama ditinggalkan.

Mestinya Pancasila menjadi keren kalau dijadikan sebagai jawaban terhadap berbagai kekisruhan di negeri ini. Lihat saja sila-sila yang terdapat di dalamnya. Pertama sila ketuhanan. Kita percaya bahwa sebagai warga negara memiliki agama yang akan menjadi jalan rel untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Manusia mungkin tidak bisa melihat, tapi tuhan selalu memperhatikan tingkah polah manusia. Kalau kita percaya ini, maka akan banyak pejabat yang takut korupsi, karena akan dilhat oleh tuhan. Kedua, kemanusiaan. Kalau sila ini dijalankan mungkin tidak ada lagi penggusuran atas nama pembangunan. Penggusuran mestinya menjadikan rakyat memperoleh imbalan yang lebih terhormat. Jokowi mengajarkan kepada kita tentang memanusiakan sesama untuk pembangunan. Masih untuk negeri ini diberikan seorang pemimpin seperti Jokowi. Seorang Jokowi tentu belum cukup untuk membereskan negeri ini, butuh Jokowi-Jokowi lain.

Ketiga persatuan. Apalagi sila yang ini. Setelah reformasi, konflik komunal menjadi bagian dari keseharian hidup berbangsa. Bukan hanya di wilayah luar Jawa , bahkan di kota besar seperti Jakarta, konflik fisik antara kelompok masyarakat menjadi drama satir yang harus disaksikan. Televisi menjadi media pemerkosa hak-hak rakyat untuk memperoleh tontonan yang lebih inspiratif. Karena hampir seluruh media menayangkan hal yang sama. Keempat permusyawarahan/perwakilan. Sistem ini tidak lagi mendasarkan pada musyawarah dan gotong royong. Saat ini, yang terjadi adalah siapa yang kuat dia yang menang. Terakhir keadilan sosial. Kalau yang ini capek deh ! Silahkan temen-temen berinprovisasi saja. Biasanya imajinasi lebih hebat dari pada tulisan.

Masih banyak keluhan yang bisa disampaikan melalui media sosial seperti ini. Namun terpaksa saya harus menggantungnya di sini. Tiba-tiba saja, ketika sedang asyik kutak ketik, saya teringat dengan perkataan bijak istriku tercinta, jangan menjadi manusia yang selalu mengeluh, tapi jadilah manusia yang selalu berbuat demi kebaikan. Saya gak mau mengkhianati nasihat suci seorang istri, jadi silahkan dilanjutkan oleh teman-teman baik saya. ….hehehehehe !

 

 

Pak Jokowi: Engkaulah Presiden di Hati Kami!

Pemimpin
Pemimpin

Salah seorang peserta modis kompasiana bertanya kepada pak jokowi, “apakah bapak siap menjadi presiden di 2014?” Semua peserta terdiam ketika salah seorang kompasianer mempertanyakan itu. Lalu Pak Jokowi menjawabnya sambil tersenyum. “Saya masih bekerja untuk banjir dan macet di Jakarta”.

13604928521196194732
Jokowi di Acara Kompasiana Modis

Sungguh sebuah jawaban yang super sekali dan membuat kami yang hadir dalam diskusi itu semakin kagum dengan kesederhanaannya. Cara bicaranya yang spontan dan tak dibuat-buat membuat banyak orang menjadi kagum dengan Jokowi.

Jokowi adalah simbol kepemimpinan rakyat yang disegani. Dia menjadi berita dan headline dimana saja berada. Bukan dia yang minta, tapi wartawan dan awak media lainnya yang mencari dan mengikuti Jokowi kemana saja pergi.

Bertemu langsung dengan pak Jokowi di acara modis kompasiana membuat saya merasakan aura kepemimpinan dari seorang jokowi. Mungkin bila diadakan pemilihan presiden hari ini, maka Jokowilah yang terpilih jadi presiden REPUBLIK INDONESIAi.

Pembawaan beliau yang “fun” dan sederhana membuat figur Jokowi senantiasa dicari rakyat yang haus dengan pemimpin yang membela kepentingan rakyat banyak. Jokowi diharapkan menjadi pemimpin yang mampu mendekatkan antara “si kaya dan si miskin”.

Jakarta memang kompleks masalahnya. Baru 3 bulan menjabat Jokowi sudah disuguhi banjir yang luar biasa. Kemacetanpun terjadi dimana-dimana. Hala ini jelas menjadi tantangan tersendiri bagi Jokowi untuk mencari solusinya.

Semoga Jokowi menemukan solusinya dengan terus bekerjasama ke berbagai pihak. Jakarta memang ibu kota negara yang memiliki banyak pesona tersendiri. Ribuan ton sampah setiap harinya ada di sini. Dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu berpikir jernih dan melihat persoalan dari berbagai sisi.

Pertemuan modis kompasiana dengan Jokowi membuat saya semakin percaya bahwa Jokowi adalah presiden di hati kami. Celotehan teman-teman di twitter yang tiada henti melalui #kompasianamodismenjadi tolak ukur tersendiri.

Selamat bekerja pak jokowi! Semoga sehat dan menemukan ide-ide cemerlang dalam membenahi kota jakarta yang kian semrawutan ini. Jokowi, engkaulah presiden di hati kami.

13604933042068630536
Pepih Nugraha dan Jokowi

Salam blogger persahabatan.
Omjay
http://wijayalabs.com

Pilgub DKI Summary Twitter

Jokowi-Ahok:

Jika terpilih menjadi Gubernur Jakarta, besar harapan warga Jakarta agar Jokow-Ahok dapat menyelesaikan masalah sekarang ini dengan tetap amanah. Walaupun tidak bisa menyelesaikan permasalahan Jakarta dengan cepat, tetapi warga berharap memiliki Gubernur bersih dan santun seperti Jokowi.

Rudi Soedjarwo menjagokan Jokowi dalam pilkada Jakarta kali ini. Beliau merasa Jookwi dapat melakukan upaya yang berarti untuk Jakarta. Beliau juga menyatakan kalau Jakarta butuh pemimpin yang menghargai perbedaan. Warga yang lain juga senang melihat Jokowi yang tenang dalam menghadapi serangan lawannya. Jokowi juga dinilai lebih islami karena tidak suka berbohong, tidak membiarkan sistem yang korup dan tidak suka merendahkan orang lagi.

Akun @SiPitung menyatakan kalau survey BPS tentang kemiskinan adalah bukti dilapangan kalau Foke lebih baik daripada Jokowi. Ada juga akun @0nCer yang menyatakan siap untuk membantu @TrioMacan dan @Subiakto untuk membuka kebusukan Jokowi-Ahok.

Semakin banyak yang membicarakan keburukan Jokowi-Ahok dan Prabowo, maka semakin mereka bisa to be number one. Banyak selebaran gelap yang beredar soal Prabowo dan Ahok. Banyaknya video yang beredar di Youtube juga membuat warga berpikiran kalau dana kampanye pasangan Jokowi-Ahok ini sangat besar.

Foke-Nara:

Akun @FauziNachrowiMC menuliskan tentang kampanye Pilkada II hanya untuk penajaman visi dan misi Foke-Nara saja. Banyak warga yang mendukung rencana Foke untuk meluncurkan wifi gratis pada tanggal 1 september ini.

Warga banyak merespon berita dari data PPATK yang menyebutkan kalau DKI Jakarta pemprov Terkorup dan Bangka Belitung pada posisi terakhir. Warga Jakarta senang mendengar kabar wifi gratis, tetapi warga solo sedikit mencibir karena mereka sudah merasakan wifi gratis seperti itu sejak lama. Pelaksanaan wifi gratis ini dinilai telat, dan sebagian dari mereka menganggap ini salah satu cara mengambil hati warga Jakarta untuk memilih Foke lagi. Menurut warga Kartu gratis belajar 12 tahun juga salah satu cara Foke itu.

Agak terlihat mengejutkan ketika @TrioMacan2000 kembali menyisipkan pemberitaan tentang Foke-Nara. Ia menyatakan kalau Jokowi jauh lebih baik dari pada Fauzi Bowo, dan mungkin hanya orang bayaran, koruptor dan munafik saja yang masih memilih Foke.

Akun Prosa_Hitam menyatakan kalau tim Jokowi-Ahok tidak akan berhenti untuk membunuh karakter simpatisan Foke. @ForJakarta juga menulis fakta kalau Foke mengklaim BKT sebagai projectnya, padahal itu adalah project pemerintah pusat lewat dinas PU dengan dana APBN. Di akunnya juga ia banyak mempertanyakan kemana saja dana yang seharusnya ditujukan untuk program-program Jakarta karena Foke saja hanya berhasil menambah 1 koridor Busway. Busway juga sudah terlihat kumuh dan terkesan tidak terawat.

Untuk Pemimpin Negeri, Belajarlah dari Umar bin Khattab

Kepada banyak orang yang mengharap-harap diri menjadi pemimpin,

belajarlah terlebih dahulu dari kepemimpinan sang zuhud, Umar bin Khattab

seorang pemimpin yang dihinggapi rasa takut tidak bisa memikul amanah Allah

seorang amir yang harus kembali bertanya, benarkan saya harus jadi pemimpin ? mengapa saya?

seorang amir yang lalu berdoa demi amanah berat ini, Y a Allah.. berikanlah pundak yang kuat untuk menanggung bebannya

Belajarlah dari Umar,

seorang pemimpin yang sangat khawatir apakah dia telah memakan uang ummat,

bahkan untuk sekedar lampu penerang

tidak punya kendaraan dinas mewah yang dipakai mudik, bahkan tatkala BBM melambung tinggi

seorang pemimpin yang tidak punya selembarpun baju yang mewah, hanya dua lembar jubah yang penuh tambalan di sana sini

seorang pemimpin yang tidak mau menerima hadiah, walau hanya selembar sajadah baru

seorang pemimpin yang mau memanggul karung makanan untuk dibagikan pada para kelaparan

seorang pemimpin yang rela meninggalkan usaha dagangnya gara-gara pekerjaan jadi pemimpin yang menyita waktu

seorang pemimpin yang marah ketika ditawari naik tunjangan

seorang pemimpin yang selalu menahan lapar

seorang pemimpin yang selalu terakhir kenyang

seorang pemimpin yang menolak hidangan kenegaraan hingga semua rakyat memakannya

seorang pemimpin yang turun langsung mengawasi pasar

seorang pemimpin yang juga menjaga harta ummat dengan baik

seorang pemimpin yang cerdas dan menelurkan ide-ide hebat

seorang pemimpin yang bahkan tidak tergoda oleh permadani indah hasil pampasan perang

Kepada orang yang mengharap-harap jadi pemimpin,

Belajarlah dari Umar,

yang tetap teguh mencontoh Rasulullah

Adakah Pengaruh Pilkada DKI Jakarta bagi Kota Bekasi?

Hasil hitung cepat Pilkada DKI Jakarta memperlihatkan pasangan Jokowi-Basuki yang diusung PDIP dan Gerindra memimpin di tempat pertama dengan perolehan 42,59 %. Jumlah tersebut mengungguli pasangan incumbent Foke-Nara dari Partai Demokrat yang memperoleh 34,32 %. Sementara pasangan Nur Hidayat-Didik yang diajukan PKS dan PAN hanya memperoleh suara 11,40 %.

Perolehan tersebut, meski masih sementara disambut suka cita, bukan saja oleh warga pemilih di Jakarta tetapi juga masyarakat di luar Jakarta, termasuk di kota Bekasi. Tidak lama setelah hasil hitung cepat diumumkan, seorang rekan saya yang sudah mendeklarasikan diri sebagai calon wali kota Bekasi 2013 langsung mengirimkan foto dirinya tengah mengenakan baju kotak-kotak ciri khas Jokowi ke group BBM seraya memberikan komentar “No. 3 baik untuk Jakarta baik juga untuk Bekasi”.

Tapi benarkah no. 3 baik untuk Jakarta baik juga untuk Bekasi?

Kalau teman saya yang calon walikota yang mengatakannya, wajar-wajar saja karena ia berasal dari partai yang sama dengan partai yang mengusung Jokowi-Ahok. Tentu saja ia berharap tuah partai pengusung akan berimbas pada dirinya saat pilkada kota Bekasi mendatang.

Tapi kota Jakarta jelas berbeda dengan kota Bekasi. Dari segi luas wilayah dan jumlah penduduk saja, kota Bekasi hanya seperempat Jakarta. Dan seperti halnya kota-kota yang berbatasan langsung dengan Jakarta seperti Bogor dan Tangerang, maka kota Bekasi pun hanya merupakan kota penyanggah bagi Jakarta. Kota Bekasi bukanlah kota yang benar-benar mandiri yang tidak bergantung pada Jakarta. Lihat saja, mungkin separuh dari warga kota Bekasi mencari nafkah di Jakarta. Dan mereka yang mendapatkan nafkahnya di Jakarta menjadikan kota Bekasi sebagai tempat singgah karena ketidakmampuan hidup di Jakarta.

Karena menjadikan kota Bekasi sebagai tempat singgah, menurut keterangan seorang rekan yang kandidat Doktor Komunikasi Massa, tidak heran jika warga Bekasi tidak begitu peduli dengan apa yang terjadi di kotanya. Sejauh kebutuhan dasar yang terkait tempat tinggalnya terpenuhi, misalnya tersedia akses jalan ke perumahannya dan wilayahnya tidak terkena banjir, maka warga tdak akan banyak komentar.

Jarang terdengar komentar nyaring warga kota Bekasi yang mengeluhkan, misalnya mengenai tidak adanya transportasi umum dalam kota yang memadai dan nyaman. Padahal seperti halnya problematika perkotaan, trasnportasi umum jadi salah satu kunci mengurai permasalahan kota. Kalau tidak ditata dari sekarang, kota Bekasi mungkin akan lebih semrawut dari Jakarta.

Selain masalah transportasi umum, masalah lain misalnya kurangnya infrastruktur jalan raya yang dapat menyebabkan kemacetan, banjir, fasilitas kesehatan, sekolah, taman umum dan sebagainya.

Dan persoalan-persoalan di atas menjadi isu sentral dalam kampanye setiap calon gubernur DKI Jakarta. Kekurangberhasilan Foke selama memimpin Jakarta, seperti menangani kemacetan dan banjir, menjadi amunisi bagus untuk melengserkannya. Masyarakat pemilih tidak peduli dengan keberhasilan yang telah dicapai Foke, yang penting terjadi perubahan terlebih dahulu.

Didukung tim sukses yang piawai memainkan isu-isu populis di jejaring sosial dan menampilkan simbol-simbol yang mudah dicerna masyarakat seperti pemilihan baju kotak-kotak serta terjun langsung ke masyarakat, Jokowi bisa melenggang dengan jauh lebih percaya diri di pilkada DKI Jakarta.

Tidak sedikit yang mengatakan bahwa keberhasilan Jokowi juga karena didukung dua partai yang solid yaitu PDIP dan Gerindra. Tanpa menapikkan peran partai, saya justru melihat bahwa peran partai saat ini tidak terlalu signifikan dalam mendukung keberhasilan seorang calon. Buktinya, Hidayat Nur Wahid, meski didukung penuh PKS dan afiliasi PAN, jumlah suaranya justru jeblok, jauh dibawah perkiraan mereka. Sementara Alex Nordin yang didukung Golkar terpaksa mesti menyanyikan lagu “ke Palembang aku kan kembali … walau apapun yang kan terjadi”. Ironisnya, Alex justru kalah dari pasangan independen Faisal Basri-Biem Benyamin.

Dan kembali ke pertanyaan saya “Benarkah no. 3 baik untuk Jakarta baik juga untuk Bekasi?” atau seperti judul tulisan saya “Adakah Pengaruh Pilkada DKI Jakarta bagi Kota Bekasi?”, jawabannya bisa IYA, bisa juga TIDAK.

IYA, jika isu perubahan di Jakarta berhembus pula di kota Bekasi. Tapi isu perubahan tidak lah cukup jika tidak disertai perencanaan dan program yang baik serta visioner. Kalau sekedar perubahan, dalam rangka HUT ke-3 BeBlog, BeBlog pun mengusung semangat perubahan. Lihat saja tema yang bakal diusung Panitia HUT ke-3 Beblog “3 tahun BeBlog, Semangat Kebersamaan dalam Harmoni Perubahan“. Tapi apakah semangat perubahan tersebut kemudian diikuti dengan tindakan nyata, misalnya lebih semangat menuliskan gagasan dan berbagi informasi informasi lewat blog.

Akhirnya, kalau saya disuruh memilih mengenai siapa yang mesti dipilih sebagai walikota Bekasi 5 tahun mendatang, maka saya akan memilih calon walikota yang memiliki program kerja pembangunan yang hasilnya bisa terlihat dan dirasakan langsung masyarakat. Tentu saja bukan sekedar program pembangunan di atas kertas, tapi program yang terencana dan terukur pencapaiannya serta akuntabel. Saya tidak akan melihat apakah si calon merupakan incumbent yang didukung Golkar atau calon yang didukung PDIP, PKS, PAN, Gerindra dan partai-partai lainnya.

Bagaimana menurut anda?

Humor Politik

Dari sebuah group BBM (Blackberry Messenger bukan bahan bakar minyak), saya menerima joke sebagai berikut:

Inem: Eh, emangnya Presiden SBY itu PERNAH pacaran sama MEGAWATI ya?

Parti: Masa sih, kok bisa? Gimana ceritanya Nem?

Inem: Habisnya banyak banget sih yang bilang kalo MEGAWATI itu MANTAN PRESIDEN …!!!

Oleh saya joke tersebut saya teruskan ke group BBM Komunitas Blogger Bekasi dalam kategori chattingan “General Discussion” bukan kategori “Khusus Broadcast Humor”.

Tidak lama berselang, seorang anggota group berkomentar “mas, gak salah nich masukin joke tersebut ke kategori “General Discussion” bukan “Humor” ?

Belum lagi saya menjawab tanggapan tersebut, seorang anggota group yang dikenal sebagai “provokator joke” langsung saja menulis “#hajaar”

Respon si provokator joke tersebut kemudian disambut oleh anggota lainnya yang merupakan aktivis gerakan pemuda dan aktivis pemekaranj sebuah partai politik “kok hajar??? *nyambungkemana?”

Sebelum obrolan jadi semakin ngawur dengan kata-kata hajar menghajar, dengan santai saya pun menjelaskan bahwa saya sengaja menempatkan joke tersebut dalam kategori diskusi umum karena joke tersebut bisa sebagai bahan diskusi bukan sekedar joke atau humor belaka.

“Lalu apa yang mau didiskusikan mas?” tanya teman saya yang anggota partai politik tersebut.

Sebenarnya banyak hal yang bisa didiskusikan, tapi saya hanya ingin melontarkan satu isu saja yaitu masalah kesenjangan pemahaman politik di masyarakat. Cerita tersebut memperlihatkan bahwa ternyata tidak semua masyarakat di Indonesia paham dengan hiruk pikuk perpolitikan di tingkat nasional ataupun daerah. Berita-berita di media massa mengenai politik di Indonesia, bukannya mencerahkan pemahaman masyarakat, justru membuat masyarakat itu sendiri bingung. Terlebih tidak sedikit media massa yang justru menjadi alat propaganda elit politik.

Saya salut dengan kecerdasan dan kejelian pembuat joke yang melihat ketidakharmonisan hubungan antara mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sikap Megawati dan SBY yang tidak saling bersalaman setiap kali bertemu tentu saja membuat bingung sebagian besar anggota masyarakat, salah satunya adalah Inem (bukan nama sebenarnya).

Berbeda dengan para mahasiswa yang terpelajar atau anggota masyarakat kelas menengah yang rajin membuka internet, Inem adalah cerminan sebagian masyarakat Indonesia yang tidak cukup leluasa mengakses informasi dan memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk mencerna dunia politik yang gaduh.

Maka apa yang dilihat Inem pun lebih mudah jika dikaitkan dengan keseharian dan pengalamannya, salah satunya adalah sikap untuk tidak saling bertegur sapa dari orang-orang yang baru saja putus berpacaran. Terlepas dari siapa yang diputuskan atau memutuskan, selalu saja ada salah satu pihak yang merasa tersakiti dan karenanya lebih baik untuk menjauh dan enggan bertegur sapa jika terpaksa bertemu.

Dan cara pandang si pembuat joke juga memperlihatkan cara pandang masyarakat dalam melihat persoalan. Dari pada terus menggerutu, kesal, kecewa, dan bersedih, lebih baik menikmati peristiwa politik sebagai humor. Bukankah menurut banyak hasil penelitian, tertawa itu sehat. Orang yang banyak tertawa memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih baik sehingga lebih imun terhadap infeksi. Hal ini karena saat tertawa, otak melepaskan hormon endorfin (hormon kebahagiaan) yang memiliki efek mengurangi sakit dan menenangkan. Tertawa juga dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi hormon stres, memperbaiki kerja otak dan meningkatkan fleksibilitas otot.

Dan untuk membuat joke alias humor politik, banyak hal yang bisa dijadikan joke, bisa dengan mencermati kejadian seperti antara Megawati dan SBY, komentar para pejabat negara dan politisi ataupun perilaku mereka. Pengamatan tidak terbatas pada tingkat nasional, tetapi juga lokal seperti yang tampak pada gambar dibawah ini:

Coba perhatikan kata-kata yang tertulis di spanduk tersebut. Kalau anda jeli pasti anda akan tersenyum dan memasukkan hal ini dalam humor politik. Bagaimana tidak lucu, suami sedang terkena kasus dan ditahan karena korupsi, sang istri mencoba maju sebagai walikota. Meski sah-sah saja secara hukum, dan ini tampaknya cuma bisa terjadi di Indonesia. tapi rasanya kok kurang etis.

Belum lagi pilihan kata yang tidak tepat. Maksud hati ingin berbahasa Inggris, dengan menggunakan kata “The Next Major”, apa daya salah arti. Major dalam bahasa Inggris bukan berarti “walikota” tapi “utama”. Kalau maksudnya adalah “Walikota Berikutnya”, maka semestinya menggunakan kata “the Next Mayor”. Jadi alih-alih terlihat gagah dengan bahasa asing, malah lucu dan terlihat ketidakcermatannya dalam memilih kata.

Sebagai penutup, menyimak komentar dan perilaku anggota DPR yang semakin aneh dari waktu ke waktu misalnya, muncul joke sebagai berikut:

Seorang Guru matematika bertanya kepada murid-muridnya: Guru : “Seandainya pesawat Boeing 747 Lion Air dipiloti oleh penyabu, dan mengangkut 560 orang anggota DPR RI, meledak di ketinggian 1000 feet dan jatuh di pegunungan berbatu tajam dengan kemiringan 45 derajat, berapa kemungkinan yang selamat ?” Murid-murid menjawab serempak dan tegas : “Yang selamat 230 Juta rakyat Indonesia, Bu!”

Dan kalau anda punya joke lainnya, jika berkenan silahkan isi di kolom komentar.

Polisi Nyabu di Polsek Cibarusah

RELEASE PERNYATAAN KEPRIHATINAN DAN SIKAP :
Sehubungan dengan tertangkapnya Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Cibarusah, AKP HBS, yang tengah mengonsumsi narkoba di rumah dinasnya di Kantor Polsek Cibarusah, Jumat (9/3), saya selaku warga dan atas nama masyarakat Cibarusah dan Bekasi secara umum menyampaikan pernyataan sebagai berikut :
1. Menyatakan prihatin yang dalam atas terjadinya tindakan tidak terpuji, memalukan dan melawan hukum sehingga peristiwa tersebut berdampak pada menurunkan kepercayaan dan wibawa aparat kepolisiaan sebagai aparat penegak hukum dan pelayan masyarakat yang seharusnya menjadi teladan;
2. Terjadinya tindakan tersebut yang berlokasi di rumah dinas Kantor kecamatan Polres Cibarusah oleh seorang Kepala Polisi di daerah Cibarusah yang dikenal basis masyarakat santri dan berada di penghujung selatan Bekasi menunjukkan adanya dugaan dan indikasi praktek jaringan dan Bandar narkoba yang dilegalkan atau dilindungi aparat kepolisian.
3. Terjadinya insiden tersebut yang meruntuhkan integritas dan wibawa aparat kepolisian juga mencederai dan menodai nama baik Cibarusah sebagai masyarakat santri dan Bekasi sebagai Kota patriot. Karenanya, seluruh warga masyarakat harus waspada dan siaga terhadap bahaya narkoba sampai ke pedesaan dan basis pesantren dengan indikator operasi dan ruang gerak para penjual, jaringan dan Bandar narkoba yang akan merusak dan mengancam generasi muda dan masyarakat
4. Untuk itu kami mengharapkan, lembaga kepolisian segera menindak tegas yang bersangkutan, usut tuntas jaringan pengedar dan Bandar, sampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Cibarusah khususnnya, umumnya kepada masyarakat Bekasi, dan memastikan tidak akan terulangnya insiden serupa terhadap aparat kepolisian.
5. Kami sampaikan apresiasi atas tindakan cepat melakukan penangkapan dan sekaligus tindakan sanksi pencopotan serta proses hukum selanjutnya, termasuk mengganti dengan Kapolsek Cibarusah yang baru untuk bertugas memulihkan kepercayaan dan martabat kepolisian di mata publik.
Demikian, pernyataan ini sebagai wujud kepedulian dan ajakan untuk melawan segala bentuk modus dan operasi narkoba serta himbauan penegakkan hukum dan keadilan di tengah publik.

Cibarusah, 11 Maret 2012
Ketua Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi (BKMB)

Ttd.

Munawar Fuad Noeh
Warga/Tokoh Masyarakat Cibarusah
+62 811 139 379
www.munawarfuad.com
Email : [email protected]

Blogger Kelola Pilkada Bekasi

Pilkada Bekasi 2012 - Berawal dari iseng-iseng tanya Bang Google, sang jawara pencarian di ranah maya, mengenai informasi Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Bekasi atau PILKADA BEKASI yang konon akan berlangsung tahun 2012 ini, saya menemukan satu situs dengan domain pilkadabekasidotcom di urutan pertama.

Awalnya saya mengira situs ini milik Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) guna menyosialisasikan pelaksanaan PILKADA BEKASI tahun 2012 ini. Tapi setelah melongok ke dalamnya, ternyata tidak ada jejak-jejak KPUD di situs tersebut. Yang ada justru jejak seorang blogger yang saya kenal yaitu blogger ganteng yang sangat peduli pemekaran dan nasib petani serta mereka yang kinyis-kinyis. Inisial blogger yang ada dalam berbagai tulisan dan akun twitter di situs tersebut adalah kim.

Namun bukan soal situs atau blog yang dimiliki blogger ganteng tersebut yang mengherankan saya. Wajar jika bloger punya blog sendiri. Yang saya sedikit heran (sedikit aja ga usah banyak-banyak), kenapa situsnya bisa nangkring di urutan pertama halaman pertama Google? Karena setahu saya, blogger ini sangat gaptek dengan apa yang dinamakan teknik SEO.

Belum reda keheranan saya, teman saya yang berprofesi sebagai dukun SEO bilang “ya gak usah heran lah, kan dia blogger Bekasi. Bergaulnya sama blogger Bekasi. Di Bekasi kan banyak pakar-pakar SEO. Bahkan ada blogger Bekasi yang plat motornya saja pakai nomor SEO di belakangnya”.

“Dia kan bisa minta bantuan admin BeBlog atau pakar SEO di BeBlog untuk pilihkan alamat domain yang Google friendly, gampang dicari pakai mesinnya Google, salah satunya adalah “PILKADA BEKASI” , jelas teman saya yang juga temannya blogger pemilik pilkadabekasidotcom.

“o iya ya, saya kok bisa lupa kalau di Bekasi banyak pakar SEO ataupun pakar berjaket yang bisa dimintakan bantuan teknis ataupun sekedar saran dan nasihat”, ujar saya

“Tapi kira-kira siapa yang memilihkan tagline “mempolitikkan kedewasaan, mendewasakan politik?”, tanya teman saya yang dukun CEO tersebut.

“Saya gak paham maksud tagline tersebut”, ujarnya kemudian.

“Wah jangan tanya saya, tanya saja langsung kalau ketemu dia”, ujar saya

“Enggak ach, takut disenggol bacok kalau tanya langsung”, ngeles teman saya tersebut

“Hahahahaha kayak judul film aja, senggol bacok”, “Ya udah kalau takut, saya buatkan postingan saja dech, siapa tahu dia baca dan kasih penjelasan di kolom komentar”

“Kalau dia gak baca?”

“ya di BBM aja atau SMS, susah amat, kasih link tulisan dan suruh dia baca. Gitu aja repot”, sergah saya

“Tapi yang jelas, dia baca atau gak baca tulisan ini. Saya salut dengan upayanya membuat blog khusus soal PILKADA BEKASI. Semoga saja dengan adanya blog tersebut, akan semakin banyak masyarakat yang peduli dan berbondong-bondong ke bilik suara setelah berkunjung kesana. Kalau pada Pilkada 2007 partisipasi pemilih hanya 56 persen, barangkali saja pada PILKADA BEKASI tahun 2012 ini jumlahnya akan lebih meningkat lagi”, tambah saya kemudian sambil mencoba menutup pembicaraan.

“Ok dech, ngomong-ngomong, tulisan ini kok banyak kata PILKADA BEKASI yang diulang-ulang?, mau nembak SEO ya”, tanya teman saya yang dukun SEO tersebut.

“hahahaha tau aja …, udah ach sampai ketemu lagi ya”

China ; Jalan Juang Melawan Korupsi

“Berikan saya 100 peti mati 99 akan saya kirim untuk para koruptor, satu buat saya sendiri seandainya saya melakukan korupsi” itulah yang dikatakan Zhu Rongji selapas dirinya dilantik menjadi Perdana Menteri China pada tahun 1998. Bukan hanya janji tercatat setelah kepemimpinannya lebih dari empat ribu orang di Cina yang telah dihukum mati sejak 2001 karena terbukti melakukan kejahatan, termasuk korupsi. Amnesti Internasional (AI) mengungkap jauh lebih kecil dari fakta sesungguhnya senigga AI memprotes cara-cara Cina yang dinilainya tidak manusiawi.

Zhu Ronzi tidak bergeming atas tuduhan itu, nampaknya dia mengerti betul apa yang dia lakuakan adalah upaya menyelamatkan Cina dari kehancuran Zhu tidak main-main. Cheng Kejie, pejabat tinggi Partai Komunis Cina, dihukum mati karena menerima suap lima juta dolar AS. Tidak ada tawar-menawar. Permohonan banding wakil ketua Kongres Rakyat Nasional itu ditolak pengadilan. Bahkan istrinya, Li Ping, yang membantu suaminya meminta uang suap, dihukum penjara. Wakil Gubernur Provinsi Jiangxi, Hu Chang-ging, pun tak luput dari peti mati. Hu terbukti menerima suap berupa mobil dan permata senilai Rp 5 miliar. Ratusan bahkan mungkin ribuan peti mati telah terisi, tidak hanya oleh para pejabat korup,tapi juga pengusaha, bahkan wartawan.

Zhu Ronzi menggunakan falsafah Cina yang berunyi bunuhlah seekor ayam untuk menakuti seribu ekor kera. Dan, sejak ayam-ayam dibunuh, kera-kera menjadi takut. Sejak itu Cina menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia dengan nilai pendapatan domestik bruto sebesar 1.000 dolar AS. Cadangan devisa mereka sudah mencapai 300 miliar dolar AS. Hal ini tentu hasil dari usaha keras Zhu Ronzi melawan korupsi.

Selain itu Cina juga rajin membersihkan aparatur penegak hukumnya, hanya dalam kurun waktu empat bulan pada 2003 lalu, 33.761 polisi dipecat. Mereka dipecat tidak hanya karena menerima suap, tapi juga berjudi, mabuk-mabukan, membawa senjata di luar tugas, dan kualitas di bawah standar. Hasilnya negara bisa mengandalkan aparatur hukum untuk menghentikan tindak kejahatan yang merugikan negara

Coba kita bandingkan dengn Indonesia, tidak satupun koruptor yang dihukum berat. Bahkan ada istilah bahwa koruptor bukan dipenjara tetapi hanya berpindah tempat tinggal. Karena sudah menjadi rahasia umum kalau aparat kita memberikan fasilitas istimewa bagi mereka. Presiden tidak pernah memberikan instruksi yang jelas, penjelasan-penjelasan tentang kasus hukum normatif dan bermakna luas, misalnya pada kasus Century beliau berkali-kali berbicara tentang penyelesaian melalui mekanisme hukum, tetapi sampai saat ini mekanisme hukum tidak berjalan Presiden diam saja

Ada sebuah anekdot yang menyatakan jika 3 buah batu dilempar dari atas pesawat ke bumi Indonesia, yakinlah bahwa satu batu akan mengenai seorang koruptor. Begitu banyaknya koruptor di negeri ini dari lapisan bawah hingga pejabat tinggi negara, sehingga nampaknya penerapan hukum secara radikan seperti apa yang dilakuakan Zhu Rangji perlu untuk memberantas korupsi demi kebaikan bersama, lalu pertanyaannya sudahkah pemerintah kita memikirkan kebaikan bersama??

Ironi Pahlawan Devisa

Pertanyaan penulis ketika seorang Muslim Indonesia hendak berangkan menunaikan ibadah haji ke Arab Saudi, pemerintah Saudi mewajibkan seorang wanita ditemani mahramnya, alasannya itu sudah menjadi hukum Islam seorang wanita bepergian harus dengan Mahram untuk menghindari fitnah serta yang terpenting adalah sebagai perlindungan. Bagi wanita yang tidak bersama mahram tidak akan mendapatkan visa walaupun dalam rombongan besar. Tetapi mengapa pemerintah Saudi tidak melarang Tenaga Kerja Wanita Indonesia bekerja ke negara mereka tanpa muhrimnya, padahal mereka tinggal sendiri bersama dengan keluarga yang bukan mahramnya?

Alasan yang paling logis adalah Saudi menggap bahwa Tenaga Kerja Wanita Indonesia sebagai budak sehingga menjadi mahram majikannya. di Arab Saudi, para pembantu perempuan Indonesia diperlakukan sebagai budak. “Dianiaya dan diperkosa berulang kali oleh majikan dan keluarganya, dijual dan diperas agen-agen penyalur pembantu rumah tangga. Itulah pengalaman saya dan sebagian besar kawan-kawan satu pekerjaan di Arab Saudi,” papar Imas seorang TKW. Dalam budaya arab jahiliyah perbudakan menjadi keniscayaan yang hidup di tengah masyarakat jahiliyah waktu itu. Hingga kini praktik itu masih ada.

BUDAK

adalah sebuah kondisi di mana terjadi pengontrolan terhadap seseorang (disebut budak) oleh orang lain. Perbudakan biasanya terjadi untuk memenuhi keperluan akan buruh atau kegiatan seksual. Bukan di arab saja perbudakan terjadi, tetapi perudakan kala itu terjadi hampir di penjuru dunia sehingga perbudakan kala itu masuk ke dalam hukum positif di masyarakat sebagai komoditi ekonomi maupun untuk pemenuhan kebutuhan seksual. Hukum positif tentang perbudakan menyangkut Memiliki budak, menjual, menukar dan mempertaruhkannya, adalah tindakan yang sesuai dengan hukum yang berlaku secara universal kala itu.

Perbudakan itu sudah ada jauh sebelum Al-Quran ini diturunkan. Di zaman Romawi dan Yunani Kuno, Persia kuno, China dan hampir seluruh peradaban manusia di masa lalu telah dikenal perbudakan. Dan semua itu terjadi berabad-abad sebelum Islam datang

Meskipun orang-orang saudi berdalih dibolehkan dalam Islam memperkosa budak (TKW) Perbudakan bukan merupakan produk agama Islam. Tidak tepat jika menilai bahwa apa yang dilakukan Arab Saudi adalah bentuk representasi agama Islam. Kehadiran Islam pada masa jahiliyah justru membawa spirit menghapuskan perbudakan, memberikan kebebasan, kesamaan hak, penghapusan kejahatan rasial. Dalam membebaskan budak Islam tetap mengikuti aturan-aturan yang sudah menjadi konsensus universal tentang perbudakan yang ada di masyarakat, misalnya saja jika seseorang diwajibkan membayar kaffarat/denda maka dia wajib membebaskan budak dengan cara membeli sebagai aturan yang berlaku pada waktu itu, Bayangkan bila harga seorang budak 100 dinar, sebagaimana salah satu riwayat menyebutkan tentang harga Bilal saat dibebaskan. Padahal kita tahu bahwa satu dinar emas itu senilai dengan harga seekor kambing. Kalau seekor kambing seharga sejuta rupiah, berarti seorang budak seharga 100 juta rupiah.

Upaya membebaskan perbudakan terus dilakukan dalam Islam secara sistematis dengan memperhatikan faktor ekonomi, jika seorang budak 100 juta maka ribuan budak sama dengan ratusan Miliar rupiah dan itu menjadi penopang kehidupan masyarakat, jika Islam langsung melarang perbudakan dengan satu perintah maka bisa dipastikan perekonomian saat itu akan hacur.

Spirit Islam adalah membebaskan perbudakan, tetapi turunnya Islam tidak langsung menggantikan hukum yang ada tanpa memperhatikan faktor sosiologis, antropologis masyarakat waktu itu. Dalam hukum Internasional yang berlaku saat itu perbudakan diatur sehingga upaya Islam membebaskan budak juga dengan mengikuti aturan yang sudah berlaku secara internasional tersebut. Saat ini ketika hukum Internasional telah menghapus perbudakan seperti yang Islam cita-citakan seharusnya spirit itu terus berkembang untuk kebebasan manusia.

Secara sistematis islam membebaskan perbudakan dengan empat cara

Pertama, lewat hukuman atau kaffarah atau denda. Seorang yang melakukan suatu dosa tertentu, ada pilihan denda yaitu membebaskan budak. Misalnya, melakukan hubungan suami isteri siang hari bulan Ramadhan.

Kedua adalah lewat mukatab, yaitu seorang budak harus diberi hak untuk membebaskan dirinya dengan angsuran, di mana uangnya didapat dari 8 ashnaf zakat.

Ketiga, lewat sedekah atau tabarru’. Seseorang tidak melakukan dosa, tapi dia ingin punya amal ibadah yang sangat bernilai di sisi Allah, maka dia pun membebaskan budak miliknya, atau membeli budak milik orang lain.

Keempat, Islam menetapkan bahwa semua budak yang dinikahi oleh orang merdeka, maka anaknya pasti menjadi orang merdeka. Sehingga secara nasab, perbudakan akan hilang dengan sendirinya.

Kasus Tenaga Kerja Wanita Indonesia di Timur Tengah khususnya menjadi ironi karena negara dengan penduduk mayoritas muslim mestinya bisa mencontoh spirit turunnya alqur’an untuk kebebasan, bukan untuk pemuas nafsunya. Persepsi budak atas TKW kita muncul dari sikap jahiliyah orang-orang arab yang berulang. Untuk itu melawan orang jahiliyah Indonesia harus memberikan sikap sebagai bangsa yang besar, yang katanya menggap TKW sebagai Pahlawan Devisa, Apakah kita rela jika Pahlawan di Indonesia menjadi Budak di Negara lain

Dengah terbitnya Perjanjian Internasional 18 Mei 1904 untuk Menghapus Perdagangan Budak. Maka sudah sepantasnya Indonesia menyeret siapa saja yang masih menganggap warga negaranya sebagai budak ke mahkamah internasional

Masalah Tenaga Kerja Wanita adalah masalah klasik yang tak kunjung selesai. Lahan pekerjaan dalam negeri yang terbatas membuat mereka terpaksa mengadu nasib di negeri orang, sisanya memilih menjadi kaum urban yang tinggal di perkotaan dengan bekal seadanya.

Sebenarnya di Indonesia sektor pertanian merupakan sektor yang berpotensi paling banyak menyerap tenaga kerja untuk itu sangat penting bagi pemerintah membangun infrastruktur pertanian yang baik menggunakan teknologi modern. Perluasan lahan pertanian juga perlu diupayakan. Pada era Soeharto pembangunan (temasuk infrastruktur) mendapatkan 80% dari total alokasi anggata nasional, tetapi saat ini hanya 8%, karena sebagian APBN digunakan untuk membayar hutang luar negeri dan subsidi. Dari dana yang kecil itu pemerintah sebaiknya lebih mengutamakan projek sederhana tetapi dapat menjangkau luas di masyarakat daripada membiayai projek mewah. Selain itu swasta juga perlu dilibatkan dalam pembangunan sektor pertanian, pemerintah membuat regulasi yang menjamin iklim investasi yang baik sehingga spirit kita adalah menjadi negara agraris.