Review Film “Planes”

Hari Minggu (8/9) silam, saya bersama istri dan anak-anak menonton film “Planes” di XXI Mal Lippo Cikarang. Rizky dan Alya, kedua anak saya memang “mengincar” film ini sejak melihat Trailer-nya di Disney Channel Indovision. Alhasil, seusai Rizky mengikuti kursus bahasa Inggris, kami bergegas menuju Mal Lippo Cikarang untuk menonton film ini pada pertunjukan pukul 14.30 siang.

Film dibuka dengan semangat Dusty Cropphopper (suaranya diisi oleh Dane Cook) sang pesawat pembasmi hama mungil yang memiliki impian besar untuk memenangkan perlombaan balap pesawat terbang melintasi dunia. Sejumlah kawan mencemooh ambisi Dusty namun ia tetap menyimpan semangatnya, terlebih ia merasa kian termotivasi dan mengagumi pada sosok Skipper Riley, pesawat Veteran zaman Perang Dunia dan sudah menyelesaikan banyak misi fenomenal selama masa penugasannya.

 

893313_560006740722584_2047656918_o

Dusty yang dijuluki sang pecundang oleh kawan-kawannya akhirnya mendaftarkan diri pada kompetisi bergengsi tersebut. Dusty akhirnya memiliki kesempatan untuk mengikuti lomba itu yang terjadi “secara kebetulan”karena ia naik peringkat ke peringkat diatasnya karena pemenang yang menduduki peringkat tersebut berlaku curang. Tentu saja kesempatan ini segera dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Dusty. Ia pun memohon bantuan Skipper Riley (Stacy Keach) untuk membimbingnya.

792226_563322347057690_920926021_o

Pertarungan menjelajahi dunia ini berlangsung seru dan menegangkan. Ripslinger,sang juara bertahan dan menjadi tokoh antogonis ini berusaha keras untuk menjegal laju Dusty yang secara tak terduga mampu merangsek hingga ke posisi teratas klasemen. Pada pertandingan ini, Dusty berkenalan dengan sejumlah tokoh lain seperti El Chupacabra dari Mexico yang memiliki gaya kocak “narsis overdosis”, Rossele (suaranya diisi oleh Julia Louis-Dreyfus) pesawat asal Kanada dengan logat Perancis yang kental, Bulldog pesawat asal Inggris yang terkesan arogan, serta pesawat anggun nan cantik Ishani (diisi suaranya oleh Priyanka Chopra, Miss World tahun 2000).

1115929_560007430722515_1419568689_o

Bagi anda yang pernah menyaksikan film “Cars” & “Cars-2″, film ini memang sepertinya menyajikan nuansa serupa. Pesawat-pesawat yang bisa berbicara, bahkan berlaku genit dan menggelikan, kita bisa saksikan pada film “Cars” dimana mobil-mobil memiliki tingkah laku yang sama. Yang membedakan adalah, film ini lebih menyajikan sentuhan “rasa” global dimana sajian pemandangan indah, eksotis dan beragam dari negara-negara yang dijelajahi oleh pesawat-pesawat ini sungguh memberikan pengalaman menonton yang berbeda.

Film-film animasi Disney memang senantiasa menyajikan gambar-gambar yang menakjubkan, termasuk dalam film ini. Keindahan India, Nepal, China digambarkan dengan apik, termasuk juga ganasnya Samudera Pasifik yang nyaris menenggelamkan Dusty tersaji dalam visualisasi yang memukau. Aksi-aksi konyol El Chupacabra dalam merayu Rosella serta penerbangan yang penuh romantisme Dusty dan Ishani diiringi lagu India yang melenakan sungguh memberikan nilai lebih pada film yang berdurasi 91 menit ini. Bagi saya aksi yang cukup menonjol adalah Ishani dimana Priyanka Chopra mampu menghidupkan sosok pesawat anggun ini, juga aksi si Dottie (suaranya dibawakan oleh Terri Hatcher) sang mekanik forklift yang bawel namun penuh perhatian pada Dusty.

Gagasan cerita yang dipersembahkan memang nyaris klise, dimana sang pecundang akhirnya bisa meraih kemenangan yang diimpikan, namun film ini tetap menyisipkan pesan moral yang bermanfaat, khususnya buat anak-anak termasuk kita semua yang menontonnya bahwa betapapun berat dan kerasnya perjuangan meraih impian semuanya akan memberikan hikmah terbaik dan bermuara pada kebahagiaan sejati.

Resensi Film “Leher Angsa”

imagesHari Jum’at siang (28/6), saya memenuhi janji kepada putra tertua saya Rizky untuk menonton film “Leher Angsa” seusai 3 gigi susunya dicabut di Rumah Sakit Siloam Cikarang. Film ini memang menjadi salah satu “target” sasaran Rizky dan Alya untuk ditonton, setelah seminggu sebelumnya kami menonton film Monster University di Plaza Semanggi.

Adegan dibuka oleh suasana serunya sabung ayam di sebuah desa di kaki gunung Rinjani. Desa tersebut punya keunikan tersendiri yaitu tidak memiliki fasilitas buang air besar yang memadai (WC) dan biasanya hanya memanfaatkan sungai yang mengalir tak jauh dari perkampungan. Satu-satunya yang memiliki fasilitas WC ber-leher angsa di desa itu hanyalah milik Kepala Desa (diperankan oleh Ringgo Agus Rahman).

Aswin (Bintang Panglima), anak dari Pak Tampan (diperankan oleh Lukman Sardi) sangat tidak menyukai aktifitas ayahnya bermain sabung ayam, terlebih ketika sang ibu (Tike Priatnakusumah) wafat tertimpa pesawat ringan yang jatuh di ladang mereka. Kehadiran ibu baru (Alexandra Gottardo) buat Aswin memang membuat hatinya cukup terhibur namun tetap saja tak dapat menghilangkan rasa tidak sukanya pada sang ayah. Kegalauan Aswin yang gemar membaca itu kian menjadi-jadi, ketika sang ayah menolak usulannya untuk membuatkan WC berleher angsa untuk sang ibu baru.

Continue reading Resensi Film “Leher Angsa”

Resensi Film “Man Of Steel”

f0fa05f2f4344fe4157229821da35409bed06b78Sejak kecil saya selalu menggemari tokoh Superman. Komik-komik tokoh legendaris ini selalu saya baca tuntas dengan antusiasme meluap. Saya kian bersemangat untuk segera menonton film yang mengangkat kisah hidup si manusia baja dan disutradarai oleh Zack Snyder ini. Seusai mengikuti ASEAN Trade Processing Conference di Ritz Carlton Pasific Place, Kamis silam (27/6) saya menonton fim “Man of Steel” di Blitz Megaplex.

Adegan diawali dengan proses kelahiran Kal-El (yang kelak menjadi Superman,”Man of Steel”) nun di sebuah planet bernama Krypton yang ketika itu tengah dilanda masalah selain planet tersebut sedang “menyongsong” kiamat yang akan menghancurkan Krypton namun juga sedang menghadapi kudeta dari Jenderal Zod (Michael Shannon).

Upaya kudeta tersebut berusaha digagalkan oleh ayah Kal-El, Jor-El (Russel Crowe) dan disaat yang sama bersama sang istri tercinta Lara Lor-Van (Ayelet Zurer) menyelamatkan sang putra dari bencana dengan mengirimkannya ke bumi. Rencana mereka diketahui oleh Jenderal Zod dan ia mengangkat sumpah untuk memburu Kal-El sekaligus membalas dendam.

Continue reading Resensi Film “Man Of Steel”

After Earth (Wajib tonton)

“Danger is real Fear is Choice” begitulah inti dari Film After Earth.

Ini kisah sederhana di jaman setelah Bumi tiada. Kerusakan alam yang sudah demikian parahnya mengakibatkan manusia mencari planet lain yang bisa dijadikan sebagai bumi baru mereka. Planet itupun ditemukan dan berbondong-bondong penduduk bumi pindah ke planet baru itu.

Danger is real Fear is Choice (After Earth)
Danger is real Fear is Choice (After Earth)

Mereka membangun peradaban baru dan membentuk sebuah pemerintahan baru. Kehidupanpun menjadi normal kembali, sampai akhirnya muncul makhluk jahat yang dengan ganas memangsa manusia. Makhluk ini (URSA) adalah sebuah monster raksasa yang sangat tahu betapa takutnya manusia terhadap dirinya.

Meski kemudian ternyata URSA adalah makhluk yang tidak punya mata, tapi aroma ketakutan dari manusia ternyata sangat disukai dan dikenali oleh URSA. Rasa takut inilah yang kemudian memicu zat yang bisa dicium oleh URSA. Dengan aroma inilah URSA dapart dengan pasti menentukan posisi manusia yang ada di dekatnya. Akibatnya, bagaikan monster bermata, URSA membabat habis semua manusia yang dihadapinya. Postur URSA yang bak monster membuatnya mudah membunuh manusia yang ada di dekatnya.

Pertempuran tidak seimbang antara URSA dan manusia tidak berlangsung lama andai tidak muncul jagoan baru dari bumi baru ini. Will Smith yang memerankan tokoh dari bumi baru ini ternyata tidak mengenal rasa takut, akibatnya URSA tidak mampu mengetahui posisi Will Smith. Dengan demikian maka mudahlah CYPHER (Will Smith) untuk membunuh URSA, karena dia tidak terlihat oleh URSA dan dia dapat melihat URSA dengan jelas.

Danger is real Fear is Choice (After Earth)
Danger is real Fear is Choice (After Earth)

Ilmu menghilang dari URSA ini disebut dengan menghantu atau menjadi GHOST, dan inilah ilmu yang diajarkan pada para calon Ranger yang ada di planet baru penduduk bumi ini. Para Ranger dihadapkan pada URSA dan bila URSA tidak bisa melihat mereka, maka luluslah mereka dalam ilmu MENGHANTU.

Kitai yang sangat bercita-cita menjadi seorang Ranger tentu ingin mempunyai ilmu MENGHANTU tersebut, sayangnya modalny abelum cukup dan sayangnya lagi dia malah harus berhadapan langsung dengan URSA yang sesungguhnya, bukan dalam latihan tetapi dalam pertempurna yang sesungguhnya.

Perjuangan bahu membahu ayah dan anak inilah yang ditonjolkan dalam film ini. Bagaimana sabarnya seorang ayah dan bagaimana tertekannya jiwa seorang anak menjadi sebuah film yang asyik untuk dinikmati. Ini adalah film action sekaligus film drama keluarga yang cukup mendidik.

Danger is real Fear is Choice (After Earth)
Danger is real Fear is Choice (After Earth)

Ini juga merupakan sebuah film yang mencoba mengangkat isu GO GREEN, meskipun tidak terlihat dengan jelas pesannya, tapi melihat hancurnya bumi karena tidak dikelola dengan baik, semoga menjadi sebuah pemikiran bagi para penonton, bahwa bumi juga perlu perhatian atau bumi akan menciptakan lingkungan yang berbahaya bagi manusia.

Suhu bumi yang bisa turun naik sesukanya dan seketika membuat manusia menjadi sulit hidup di bumi di abad film ini diceritakan. Saat inipun kit asudha merasakan betapa iklim sudah makin sering suka-sukanya sendiri. Tidak ada lagi batasan jelas antara musim hujan dan musim panas.

Kapanpun bisa terjadi hujan dan banjir, tidak bisa diprediksi lagi.

Semoga film ini membangkitkan kita akan kesadaran hidup di bumi yang (masih) indah ini. Mari kita belajar pada Kitai dalam memngenal hidup dan kehidupan ini.

“Danger is real Fear is Choice”

+++

Sinopsis dari 21cineplex :

1000 tahun setelah manusia dipaksa untuk meninggalkan bumi karena bencana alam dahsyat, seorang remaja bernama Kitai
Raige (Jaden Smith) dan ayahnya, Cypher (Will Smith) mengalami kecelakaan di permukaan Bumi

Cypher terluka parah, Kitai melakukan perjalanan berbahaya untuk mencari bantuan. Sepanjang jalan ia menghadapi medan
yang belum terpetakan, revolusi spesies hewan yang menguasai planet Bumi

+++

Gambar diambil dari FB After Earth

Danger is real Fear is Choice (After Earth)
Danger is real Fear is Choice (After Earth)

Ikut Ber-“Demam Unyu-Unyu” Lewat Film Coboy Junior

Seusai mengikuti hari terakhir ujian kenaikan kelas, Sabtu (8/6) saya menunaikan “janji” kepada kedua anak saya, Rizky dan Alya, untuk menonton film Coboy Junior di XXI Mall Lippo Cikarang. Yang terlihat paling antusias tentu saja si bungsu Alya, sang fans berat boyband cilik terkenal itu. Secara berseloroh saya berkata bahwa waktu masih kecil, saya mirip banget dengan Iqbal salah satu personil Coboy Junior dan disambut tawa kencang Alya yang berseru: “Gak mungkiiin…gak mungkiiin !!”. Dan saya pun hanya mesam-mesem.

Kami lalu membeli tiket untuk pertunjukan jam 15.00 sore di studio 1. Terlihat banyak anak-anak seumuran Rizky dan Alya bersama ayah bunda masing-masing memenuhi pelataran XXI Mall Lippo Cikarang untuk menonton film yang diputar di dua bioskop sekaligus ini. Rizky dan Alya bahkan berjumpa dengan beberapa kawan sekolahnya disana. Untunglah kami membeli tiket sejam sebelum pertunjukan dan masih dapat tempat duduk yang strategis. Saat masuk studio 1, seluruh tempat duduk sudah terisi penuh bahkan hingga yang paling depan layar sekalipun.

Film ini mengisahkan kisah perjuangan 4 personil Coboy Junior Aldi, Iqbal, Kiki, dan Bastian ketika pertama kali meniti karir sebagai Boyband cilik. Seusai acara Musical Laskar Pelangi,seorang pemandu bakat, Patrick melihat bakat menonjol mereka yang menjadi pendukung acara tersebut. Di bawah arahan Patrick, keempat bocah bertalenta ini digembleng untuk menjadi bintang idola masa depan.

CoboyJuniorTheMovie-H

Tawaran Patrick tidak serta merta diterima oleh orang tua Aldi, Iqbal, Kiki, dan Bastian. Alasan untuk lebih fokus pada pelajaran sekolah menjadi dasar utama, terutama oleh orang tua Iqbal. Upaya meyakinkan kedua orangtua menjadi sebuah romantika dan tantangan tersendiri. Pada saat yang sama Coboy Junior harus bersiap menghadapi kompetisi bergengsi XPlode yang akan memperebutkan hadiah uang Rp 1 Milyar dan jalan-jalan ke Korea. Dalam kompetisi tersebut, mereka berhadapan dengan lawan tangguh dari grup Super Boys dan The Bangs.Dibutuhkan kerja keras dan konsistensi untuk melerai segala hambatan itu.

Coboy-Junior-The-Movie-002

Coboy Junior juga mengalami konflik internal dan “demam unyu-unyu” (sama seperti salah satu judul lagunya) alias romansa cinta pertama. Menjelang final kompetisi XPlode, Coboy Junior mengalami sesuatu yang justru semakin memperkuat ikatan solidaritas diantara mereka dan tentu saja kreativitas untuk menyiasati problema yang terjadi.

Secara umum, film yang diarahkan oleh sutradara Anggy Umbara ini mengalir renyah dan apik. Tidak hanya menonjolkan performa Coboy Junior sebagai boyband cilik terkemuka di Indonesia namun juga menghadirkan aksi panggung spektakuler sejumlah dancer mempertunjukkan aksi mereka diiringi lagu-lagu yang akrab di telinga dengan aransemen baru. Lihatlah ada lagu Chaiyya-Chaiyya dengan irama hip-hop, atau Ta’ Gendongnya Mbah Surip hingga Bebas-nya Iwa-K serta tentu saja sejumlah lagu hits Coboy Junior yang lain. Tidak hanya itu keterlibatan Fay Nabila hip hop dancer cilik peserta ajang Indonesia Mencari Bakat (IMB) menyegarkan suasana dengan aksi tarinya yang menakjubkan.

CoboyJuniorTheMovie-Personil

Saya sangat terkesan dengan penayangan adegan 2 angle di layar yang memberikan impresi untuk menegaskan lebih kuat pesan yang disampaikan. Pada film berdurasi 125 menit ini, juga ditampilkan kutipan-kutipan inspiratif sarat motivasi seperti mimpi dapat diraih dengan tekad yang kuat dan kerja keras, pentingnya restu orang tua, kekuatan doa serta ibadah yang tekun. Salah satunya seperti : “Untuk menjadi YANG TERBAIK, bukanlah hanya dengan menjadi pemenang dan mendapat pengakuan, tapi melainkan dengan terus mengeluarkan YANG TERBAIK dari dalam diri kita”. Pesan-pesan ini tentu saja sangat bermanfaat bagi pembentukan karakter dan kepribadian. Bintang-bintang terkenal Indonesia ikut memeriahkan film ini seperti Nirina Zubir, Dewi Sandra, Iwa K, Ananda Omesh, Irgi Fahrezi, Ersa Mayori, Charles Bonar Sirait, Joe P Project, Meisya Siregar, Indra Bekti, Astri Nurdin,

 

Resensi: Jack The Giant Slayer

Pada menit-menit awal saya menonton film ini, teringat akan sebuah cerita dongeng yang pernah saya baca sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar, dimana dalam film yang berjudul Jack The Giant Slayer ini memiliki cerita tentang biji-bjian, yang jika terkena air akan muncul akar pohon besar menjulang ke atas. Dari awal saya memang sudah menanti-nantikan tayangnya film ini, tepat pada tanggal 1 Maret 2013 film ini muncul di Indonesia, dan akhirnya tadi malam tgl 5 Maret 2013, dengan bermodalkan 2 buah tiket Freepas, saya dan seorang teman bisa duduk leluasa dengan posisi best view untuk menonton film versi 3D nya.

Berikut cerita singkat yang saya peroleh setelah menonton film tersebut.

Jack dan Isabelle, 2 orang remaja yang akhirnya di pertemukan untuk melalui petualangan-petualangan yang sangat menantang. Jack merupakan seorang anak yang bukan tergolong dari keturunan bangsawan, sedangkan Isabelle merupakan seorang puteri kerajaan. Sejak kecil, meskipun mereka memiliki tempat yang terpisah jauh tetapi mempunyai cerita dongeng yang sama-sama di sukai dan sebelum tidur selalu dibacakan dongeng oleh salah satu orang tuanya. Dongng itu merupakan kisah dari Raja terdahulu yang menyelamatkan negrinya dengan sebuah mahkota dari serangan para raksasa. Hingga raja tersebut tewas, Mahkota tersebut tetap ikut di kubur bersama jasad Sang Raja. Namun seiring berjalannya waktu, mulailah muncul tangan-tangan bandit untuk menghancurkan kehidupan yang damai.

Memasuki usia remaja Jack butuh dana untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya, dan pamannya menyuruh untuk menjual Kuda berikut kereta kuda tersebut (kalau di indonesia namanya gerobak). Memasuki kawasan Kerajaan, ada sebuah sebuah festival drama yang memiliki alur cerita sama peersis dengan dongeng yang ia baca sewaktu kecil. Di tengah-tengah asiknya menonton drama tersebut, seorang wanita cantik sedang di perolok oleh para bandit-bandit, namun Jack tidak bisa berdiam diri, jack menolong wanita cantik tersebut tanpa mengetahui asal dan usulnya.

Isabelle merupakan Puteri kerajaan, dia di jodohkan oleh ayahnya yang merupakan Sang Raja, dengan lelaki yang usianya 2x lipat dari usianya. Pria ini bernama Roderick, yang belakangan diketahui ingin menghancurkan tahta kerajaan dengan mahkota yang dia curi di makam raja pertama. Tentu saja Isabelle menolak permintaan ayahnya, pen0lakan ini membuat isabelle untuk kabur dari istana pada malam hari dan akhirnya tersesat. Dan pada malam itulah petualangan bersama Jack telah dimulai.

Ending cerita, Jack menikah dengan Isabelle dan menjadi seorang Raja.

Mau cerita yang lebih lengkap? tonton filmnya :P heehehehe…

Film yang berdurasi hampir 120 menit ini sangat sukses untuk membuat penonton tertawa geli dan sangat tidak cocok untuk di perlihatkan kepada anak-anak kecil, terkecuali harus di dampingi oleh kedua orang tua, pasalnya dalam film ini memiliki banyak adegan yang sangat jorok dari tingkahlaku kaum raksasa. Dalam dunia Jack The Giant Slayer, mempunyai inti sari yang menarik, bahwasannya sejarah itu harus di lestarikan dan di ceritakan sebaik mungkin kepada setiap generasinya.

Naruto The Movie : Indosat Kereen, honto ni..?!

Sabtu, 02 Maret 2013 saya bersama kurang lebih 2000 orang lainnya mendapat kesempatan baik dari salah satu Provider Telekomunikasi terbaik saat ini di Indonesia “Indosat”. Saya tidak sedang melakukan pujian sesaat untuk Indosat karena saya mendapatkan tiket gratis nonton hari ini saja, namun lebih dari itu saya sudah mengenal Indosat lebih jauh selama kurang lebih tiga tahun ini dalam keterlibatan saya bersama Indosat untuk “Share” berbagai hal terutama bersama dengan teman-teman dari Komunitas Bloggerbekasi yang hari ini juga spesial diundang. Bentuk apresiasi Indosat kepada pelanggan diaplikasikan dalam berbagai macam event. Salah satunya acara nonton bareng hari ini. Honto ni ? (benarkah…?)

Datang ke Gandaria City pukul 10.40 WIB, saya menunggu Mas Bayu dari Indosat Botabek dan teman-teman bloggerbekasi, akhirnya sekitar jam 11.00 WIB baru saya bertemu dengan Mas Bayu dan Mbak Nina. Sebelum itu, saya berpapasan dulu dengan Uda Irfan beserta junior dan Umam dari Bloggerbekasi.

Tiket Nonton Bareng sudah di tangan.

Asyiik, setelah menukarkan voucher dari Mas Bayu ke counter tiket, resmi sudah tiket nonton di tangan.

Khusus untuk “Naruto The Movie : Road to Ninja” yang menurut informasi dari bincang-bincang saya denga Pak Elga Yulwardian dari Indosat yang saya sapa sesaat setelah menyaksikan filmnya, ternyata ada 2000 orang yang mendapat undangan spesial ini. Pemutaran film ini, tergolong exclusive karena baru pertama kali di Indonesia. Sugoi..!! haarus diakui dalam hal ini terobosan Indosat keren abiss.

Pak Elga Yulwardian (kanan) sedang di Interview MNC TV

“Film ini “khusus di Jakarta” hanya tayang sekali ini saja dan hanya di Tempat ini (red. XXI-Gandaria City) karena memang usaha khusus “Indosat” yang mendatangkan film ini ke Indonesia. Dan kemungkinan akan ada dua kota lagi yang mendapat kesempatan yang sama.” Kata pak Elga mengawali obrolan kami.

Dalam hati saya : Waah, exclusive sekali hari ini. Ngomong-ngomong kota mana lagi ya pak Elga ? :)

Undangan via Newsletter dari Indosat

Saya mengkonfirmasi apakah benar ada 1500 penonton yang diundang untuk Naruto The Movie ini. Soalnya beberapa hari yang lalu saya mendapat undangan langsung via email newsletter Indosat yang menyatakan jumlah demikian?

“Sebenarnya bukan 1500 lho, ada 500 lagi yang tidak disebutkan yaitu dari komunitas-komunitas, termasuk komunitas bloggerbekasi di dalamnya”. jawab Pak Elga yang selalu akrab menyapa.

Acara nonton bareng ini sebenarnya berhubungan dengan pre-event kompetisi “cosplay” yang Indosat bergabung di dalamnya, yaitu sebuah kompetisi dimana peserta memakai berbagai kostum super hero, lucu dan unik.

Film “Naruto The Movie : Road to Ninja“

Naruto The Movie adalah film Anime fenomenal dari Jepang yang sangat di gandrungi oleh anak-anak sampai remaja. Setelah sukses menyedot penonton di layar kaca Televisi, sekarang diangkat ke layar lebar dan diputar di bioskop, khusus di Indonesia, ini adalah kali pertama penayangannya di bioskop.

PhotoWall khusus tempat penonton narsis bergaya

Banyak anak-anak muda tertarik dengan karakter Naruto ini, terutama yang sedang belajar bahasa Jepang.

Begitu menyaksikan filmnya hari ini, pada awalnya saya sempat kebingungan dengan alurnya, melewati 1/3 scene awal barulah saya bisa mengerti. Saya menikmati beberapa kelucuan walaupun sesekali saja ikut tertawa lepas. Secara khusus saya mencoba melihat bagaimana pembuat film ini mampu dengan baik menampilkan ekpresi-ekspresi tokoh dalam setiap emosinya didukung dengan kemasan efek suara yang ciamik dan skill para pengisi suara (dubber). Keterlibatan penulis asli Masashi Kishimoto dalam produksi film ini menjadikan lebih istimewa dibanding 5 seri movie Naruto sebelumnya. Begitu kreatif…

Walaupun ada subtitle bahasa Indonesianya, Film ini sepertinya bisa dinikmati dengan lebih baik kalau kita mengerti bahasa Jepang atau sudah terlebih dahulu membaca ceritanya versi komiknya. Intonasi percakapan dalam dialog bahasa Jepang bisa menambah sensasi pada scene-scene yang lucu.

Trailer Naruto The Movie : Road To Ninja

Naruto The Movie ini dirilis April 2012 berkisah tentang Naruto dan Sakura yang sangat ingin menjadi pahlawan dengan menjadi Ninja. Naruto yang Yatim Piatu adalah anak dari dua Ninja pahlawan (Minato dan Kushina) yang berjuang menyelamatkan desa dari makluk raksasa Rubah berekor sembilan. Naruto mewarisi jurus-jurus bapaknya Minato dan mempunyai aura yang mampu mengendalikan si ekor sembilan.

Sikapnya yang temperamental, ceroboh tapi berani, membuat Naruto selalu membuat blunder dikala pertempuran. Semangatnya yang pantang menyerah mewarisi sikap ksatria ayahnya.

Tokoh antagonis dalam film ini adalah Madaro yang mempunyai ilmu yang sangat tinggi sehingga dengan kesaktiannya mampu membuat sebuah dunia yang lain dimana Naruto dan Sakura terjebak di dalamnya. Dalam dunia ini Naruto pun bertemu dengan Ayah dan Ibunya bahkan bisa bertarung bersama melawan musuh dan merasakan kebahagiaan bersama keluarganya. Sakura, teman Naruto menjadi yatim piatu dan dielu-elukan oleh masyarakat desa sebagai anak dua orang Pahlawan. Dunia ini adalah kebalikan dari dunia nyata.

Overall sebagai hiburan, film anime ini dihasilkan dengan kreatifitas dan kolaborasi indah audio visual. Setelah menyaksikan sampai akhir, barulah kita akan mengerti apa sebenarnya jalan cerita yang ditampilkan. Tidak seperti film-film lain yang gampang ditebak sejak awal. :) Bagi saya, nilai-nilai pendidikan yang ada di dalamnya belum sesuai dengan culture anak-anak Indonesia. Masih perlu pendampingan orang tua bagi anak-anak untuk memberikan pemahaman, cukuplah disaksikan aksi-aksi heroik Naruto dan tidak perlu ditiru sikap dan tingkah temperamentalnya.

Terimakasih Indosat dan team atas kesempatan spesial ini ditunggu momen-momen exclusive yang lainnya :)

Sudah nonton film 5 cm ?

“Sudah nonton film 5 cm ?”

Setelah beberapa minggu gagal nonton film itu akhirnya aku bisa menjawab pertanyaan itu dengan jawaban “sudah!”.

Pertanyaan itu memang sempat mengusikku selama beberapa minggu ini, maklum aku memang sudah beberapa kali “check in” di studio 21 untuk antri film itu dan selalu tidak pernah kebagian tempat favoritku di kursi “best view”. Jadinya aku malah nonton film yang lain, mulai dari “STOLEN” sampai Life of PI. Minggu kemarin akhirnya sukses juga menonton film ini, istimewanya kita bisa nonton sekeluarga. Sebuah peristiwa yang langka di keluargaku bisa kumpul berlima dalam sebuah acara. Mungkin karena kita baru saja jagong manten di trah “Sukoharjo”, sehingga pulang dari acara “jagong manten” langsung mampir ke gedung bioskop.

Akibatnya istriku tertidur ketika menonton film ini saking capeknya.

Untungnya anak-anak serius nonton film ini, jadi ada sesuatu yang didapat dari film ini. Apalagi kalau bukan bertambah cintanya kita pada negeri tercinta Indonesia dengan pemandangan alamnya yang sangat indah dan memukau. Sang sutradara telah mengekploitasi seluruh keindahan Gunung Semeru dengan begitu detil, sehingga hanya decak kagum yang bisa kita buat.

“Setelah nonton film ini, apakah tertarik naik gunung?”

Pertanyaan itu sekarang ganti kutanyakan pada mereka yang sudah nonton film ini. Sebagian besar dari mereka menjadi ingin naik gunung dan sebagian lagi malah jadi takut naik gunung.

“Batu-batu dan lereng gunung yang susah dilalui bikin aku takut tuh”

“Wah ngeri ya naik gunung itu, tapi kok pingin ya?”

“Pemandangannya luar biasa indahnya, kapan ya bisa kesana?”

“Apa benar seorang pendaki gunung pemula bisa naik gunung tertinggi di Jawa?”

“Wah bukit cintanya bikin keki deh !”

“Dingin banget ya di gunung itu?”

“Memang harus tengah malam untuk naik ke puncak gunung?”

“Kalau dibandingkan Merapi, masih lebih curam Merapi tuh, tapi pingin juga nih jalan-jalan ke Semeru”

Komentar teman-temanku memang sebagian besar tertarik pada film itu. Keindahan alam memang menjadi daya tarik tersendiri film 5 cm ini. Jalan cerita yang tidak rumit, persahabatan yang begitu indah membuat film ini jadi nyaman ditonton oleh seluruh anggota keluarga. Ini film keluarga yang sangat pas ditonton di minggu yang penuh liburan ini.

 

+++

Sinopsis versi 21cineplex silahkan dibaca dibawah ini.

“ 17 Agustus di puncak tertinggi Jawa, 5 sahabat 2 cinta, sebuah mimpi mengubah segalanya”

Genta, Arial, Zafran, Riani dan Ian adalah lima remaja yang telah menjalin persahabatan belasan tahun lamanya. Suatu hari mereka berlima merasa “jenuh” dengan persahabatan mereka dan akhirnya kelimanya memutuskan untuk berpisah, tidak saling berkomunikasi satu sama lain selama tiga bulan lamanya.

Selama tiga bulan berpisah penuh kerinduan, banyak yang terjadi dalam kehidupan mereka berlima, sesuatu yang mengubah diri mereka masing-masing untuk lebih baik dalam menjalani kehidupan. Setelah tiga bulan berselang mereka berlimapun bertemu kembali dan merayakan pertemuan mereka dengan sebuah perjalanan penuh impian dan tantangan. Sebuah perjalanan hati demi mengibarkan sang saka merah putih di puncak tertinggi Jawa pada tanggal 17 Agustus. Sebuah perjalanan penuh perjuangan yang membuat mereka semakin mencintai Indonesia.

Sebuah perjuangan atas impian, perjalanan hati yang merubah hidup mereka untuk selamanya.

+++

Simak juga sinopsis dari FB 5 cm

5 cm adalah film drama Indonesia yang dirilis pada 12 Desember 2012. Film ini disutradarai Rizal Mantovani. Film ini dibintangi oleh Herjunot Ali dan Fedi Nuril.

Film ini diangkat dari novel berjudul sama 5 cm.

Sinopsis

Genta (Fedi Nuril), Arial (Denny Sumargo), Zafran (Herjunot Ali), Riani (Raline Shah) dan Ian (Igor Saykoji) adalah lima remaja yang telah menjalin persahabatan sepuluh tahun lamanya. Mereka memiliki karakter yang berbeda-beda. Zafran yang puitis, sedikit “gila”, apa adanya, idealis, agak narsis, dan memiliki bakat untuk menjadi orang terkenal. Riani yang merupakan gadis cerdas, cerewet, dan mempunyai ambisi untuk cita-citanya. Genta, pria yang tidak senang mementingkan dirinya sendiri sehingga memiliki jiwa pemimpin dan mampu membuat orang lain nyaman di sekitarnya. Arial, pria termacho diantara pemain lainnya, hobi berolah raga, paling taat aturan, namun paling canggung kenalan dengan wanita. Ian, dia memiliki badan yang paling subur dibandingkan teman-temannya, penggemar indomie dan bola, paling telat wisuda. Ada pula Dinda yang merupakan adik dari Arial, seorang mahasiswi cantik yang sebenarnya dicintai Zafran. Suatu hari mereka berlima merasa “jenuh” dengan persahabatan mereka dan akhirnya kelimanya memutuskan untuk berpisah, tidak saling berkomunikasi satu sama lain selama tiga bulan lamanya.

Selama tiga bulan berpisah penuh kerinduan, banyak yang terjadi dalam kehidupan mereka berlima, sesuatu yang mengubah diri mereka masing-masing untuk lebih baik dalam menjalani kehidupan. Setelah tiga bulan berselang mereka berlima pun bertemu kembali dan merayakan pertemuan mereka dengan sebuah perjalanan penuh impian dan tantangan. Sebuah perjalanan hati demi mengibarkan sang saka merah putih di puncak tertinggi Jawa pada tanggal 17 Agustus. Sebuah perjalanan penuh perjuangan yang membuat mereka semakin mencintai Indonesia. Petualangan dalam kisah ini, bukanlah petualangan yang menantang adrenalin, demi melihat kebesaran sang Ilahi dari atas puncak gunung. Tapi petualangan ini, juga perjalanan hati. Hati untuk mencintai persahabatan yang erat, dan hati yang mencintai negeri ini.

Segala rintangan dapat mereka hadapi, karena mereka memiliki impian. Impian yang ditaruh 5cm dari depan kening.

+++


Selamat nonton film 5 cm

+++

Gambar dari FB 5 cm

Jumping The Broom (film)

Tak sengaja aku nonton film #JumpingTheBroom di HBO saat menginap di sebuah hotel ketika aku dalam perjalanan dinas ke Sulawesi Utara.

Film yang sangat sederhana ini menceritakan sebuah perkawinan dari keluarga yang tidak “sekufu”. Seorang laki-laki dari keluarga menengah ke bawah menikah dengan seorang cewek cantik yang kaya raya.

jumping-the-broom-1

Pesta pernikahanpun dilaksanakan dengan sangat meriah dan tentu saja mewah. Di acara inilah konflik mulai dibangun sedikit demi sedikit dan makin lama makin hangat dan akhirnya sangat panas. Begitu panasnya konflik ini, sehingga membakar semua tokoh utama film ini.

 

Suasana yang begitu romantis sontak berubah menjadi neraka bagi kedua keluarga mempelai. Keluarga miskin merasa tradisi leluhur telah diinjak-injak oleh modernisasi keluarga kaya. Sementara keluarga kaya merasa sangat terhina dengan sikap ibu mempelai pria yang begitu sinis memandang kehidupan orang kaya.

Pertengkaran demi pertengkaran terus terjadi menit demi menit. Semakin lama semakin rumit dan membuat sepasang mempelai yang tadinya sudah berjanji sehidup semati terpaksa memikirkan kembali kalimat mereka terhadap makna kata CINTA.

Sebuah kata yang sudah muncul sejak jaman Adam Hawa dan sampai saat ini masih menjadi penyebab hancur luluhnya kekerabatan atau bersatunya perpecahan keluarga.

Film ini mencob amenunjukkan bahwa CINTA bisa beraneka wajah dan bisa beraneka penyebab. Film ini juga menggambarkan betapa rapuhnya CINTA bila sudah mulai bersinggungan dengan keluarga, terutama ibu.

Suasana menjelang pesta perkawinan yang tadinya diharapkan meriah dan khidmat awalnya sudah diganggu dengan adanya isu selingkuhnya ayah mempelai wanita. Hal ini dipicu dengan adanya wanita lain yang hadir dalam acara itu padahal tidak diundang.

Tradisi pernikahan yang biasanya ada adegan melompati sapu #JumpingTheBroom ternyata tidak ada dalam susunan perencana perkawinan. Inilah konflik awal yang memanas sampai ke menit-menit selanjutnya. Adegan terus memanas ketika ternyata mempelai wanita bukan anak kandung dari sang empunya hajat.

Pernikahan terancam batal ketika suasana sudah semakin kacau. Namun masalah terus muncul. Ayah mempelai wanita akhirnya menyampaikan uneg-unegnya di hadapan sang istri ketika akhirnya mereka berkesempatan berduaan.

“Aku mengalami bangkrut dan kekayaan kita smeua habis, tinggal rumah yang kita tinggali saat ini. Bahkan untuk membayar pesta pernikahan besok saja belum tentu aku mampu membayarnya, apalagi berlibur ke Cina “, ucap sang suami sendu.

Pagi hari ketika rahasia anak adopsi terbuka, maka larilah sang calon pengantin wanita. Meledaklah semua yang tadinya tersimpan di dalam hati masing-masing. Pesta yang tinggal menghitung menit akhirnya harus tidak jelas nasibnya.

“Apakah undangan perlu diberi tahu hal ini?”, tanya perencana perkawinan ketika waktu terus berjalan dan tempat pernikahan sepi karena semua orang mengejar calon mempelai wanita yang lari.

Layaknya film mimpi, maka tuntutan happy ending menjadi mutlak adanya, tetapi dengan kondisi yang sudah separah ini, mampukah sutradara mengakhiri film ini dengan akhir bahagia?

Penonton masih bertanya-tanya tentang ending film #JumpingTheBroom ketika adegan sudah sampai ke pamitnya ibu mempelai pria karena merasa menjadi penyebab bubarnya perkawinan anak tersayangnya.

Sang Ibu merasa semua ini terjadi karena salahnya yang terlalu usil dan suka mencampuri urusan orang lain. Sang Ibu merasa tak berharga lagi di depan sang anak dan keputusan sudah tetap, pamit dari acara yang dihadiri oleh orang yang tidak mengharapkannya.

Malu dan sedih campur aduk di hati Ibu mempelai pria. Dinaikkannya semu akopernya ke mobil dan pergilah dia meninggalkan tempat perkawinan.

Sampai disini sutradara masih merasa perlu untuk mengocok perasaan penonton dengan membuat adegan larinya lagi sang calon mempelai wanita tanpa alasan yang jelas. Orang-orangpun dibuat sibuk dan silahkan tonton akhir film #JumpingTheBroom ini dengan pop corn di tangan kanan dan tangan kiri sebuah sapu tangan atau handuk juga perlu kalau anda masuk kategori cengeng.

+++

Foto diambil dari FB film #JumpingTheBroom

Resensi Film “Jendral Kancil : Ratu Pelangi dan Cermin Emas”

Hari Sabtu (7/7) lalu, kembali saya, istri dan kedua buah hati tercinta menonton film. Saya bersyukur pada masa liburan panjang anak-anak sekarang ada begitu banyak pilihan tontonan untuk mereka di bioskop. Setelah menonton Madagascar-3, Ambilkan Bulan, dan Brave, kali ini kami menonton “Jendral Kancil: Ratu Pelangi dan Cermin Emas” di Studio 2 Mall Lippo Cikarang.

Judul “Jendral Kancil” sesungguhnya cukup familiar. Saat masih berusia 12 tahun, pada tahun 1958, Achmad Albar (rocker gaek pentolan grup musik God Bless) pernah menjadi pemeran utama di film berjudul sama. Harry Dagoe Suharyadi, sang sutradara film ini kemudian membuatnya dalam bentuk sebuah sinetron berjudul Ratu Malu dan Jendral Kancil pada kisaran tahun 2002-2004. Sinetron ini sempat mendulang sukses dan menandai meningkatnya karir keartisan Nikita Willy.

Adegan pembuka film ini langsung menghentak dengan aksi Guntur (Adam Farrel Xavier) yang dijuluki Jendral Kancil memimpin teman-temannya melawan tiga orang preman yang kerap kali memalak anak-anak sekolah. Bersama rekan karibnya Badil (Audric Adrian Pratama), Ucok (M. Alif Amalfie), Noni (Paramitha Sekar Ayu) di SD “Lentera Hati” , Guntur berhasil menaklukkan 3 preman kejam (Peppy, Jimmy The Upstairs & Malauw) tersebut dengan aksi-aksi kocak dan menerbitkan gelak tawa.
Tindakan heroik Guntur dan kawan-kawan tersebut, justru dianggap sebagai aksi tawuran oleh 2 guru mereka, masing-masing Pak Purwanto dan Bu Sinaga (Rasyid Hakim dan Mpok Atiek) dan akhirnya menurunkan hukuman skors 3 hari padanya. Sang Ibu (Sita Nursanti) dan kakeknya (diperankan oleh Achmad Albar) sangat menyayangkan hukuman yang mesti diterima Guntur.

Setelah menjalani masa skorsing, Guntur terkejut saat masuk sekolah kembali, popularitasnya sebagai “Jendral Kancil”terkalahkan oleh kehadiran Ratu Pelangi (Ersya Aurelia), sang artis cilik terkenal yang menjadi siswi baru di SD “Lentera Hati”. Yang menjadi senang atas kehadiran Ratu Pelangi adalah Rogus (Qaidi Rozan) serta Kodir (Dandi Febrianto) dua siswa yang tidak suka atas popularitas Guntur sebagai Jendral Kancil selama ini.

Suasana menjadi semakin runyam ketika seorang mafia Italia (Eugenio Cimolin) dengan anak buah kepercayaannya (Indra Bekti) datang untuk menggusur sekolah SD Lentera Hati karena ingin menggali harta karun yang terdapat dibawah sekolah itu. Untuk mewujudkan ambisinya, berbagai upaya dilaksanakan, tidak hanya melakukan teror, bahkan menculik sang kepala sekolah (Wawan Wanisar) dan Ratu Pelangi. Dan saat itulah, Jendral Kancil kembali tampil menyelesaikan masalah.

Celotehan-celotehan spontan dan lucu (bahkan terkesan lebih “dewasa” dari usia sang pemeran) dengan nuansa kekinian bertaburan sepanjang film ini. Aksi-aksi kocak dan menggelikan tak hanya ditampilkan lewat komedi slapstick namun juga percakapan para tokoh-tokoh cilik tersebut yang menggemaskan. Harry Dagoe sang sutradara mengemas film ini dengan baik dan sangat menghibur.

Sangat disayangkan Guntur, sebagai pemeran utama kurang begitu menonjol. Keahliannya sebagai ahli strategi membuatnya seperti tidak memiliki banyak ruang berekspresi dibandingkan misalnya karakter Rogus yang begitu memukau dengan aksi-aksi genitnya memikat si Ratu Pelangi atau Tia Kribo (Zsazsa Utari) yang jenaka dengan gaya “Oh My God!”-nya serta si Ucok dengan logat bataknya yang kental. Yang paling menarik perhatian menurut saya adalah tokoh Badil.(Audric Adrian Pratama ), sahabat dekat Guntur yang begitu natural memainkan sejumlah aksi-aksi lucu dan komikal, termasuk berjoged dengan gaya yang membuat tawa penonton meledak. Penampilan Indra Bekti di film ini juga sangat menarik dan berhasil menampilkan karakter penjahat yang bengis tapi lugu.

Terlepas dari segala kekurangannya, film berdurasi 85 menit ini sudah berhasil menyajikan tontonan yang menghibur dan sangat cocok ditonton bersama anggota keluarga. Refleksi keceriaan anak Indonesia masa kini tergambar jelas dan memukau, lewat celoteh spontan yang menyegarkan..