Sudah Bingung Ya?

Sudah Bingung Ya?
Oleh: nusa putra

Tampaknya ini bukan kebetulan. Masih ingat, dulu menjelang pemilu, pemerintah SBY menurunkan harga bbm,dan keputusan itu dijadikan komoditi kampanye pemilu? Mau diulangi lagi sekarang? Anas Urbaningrum, mantan ketua umum partai demokrat, yang terjeratsangkut kasus korupsi Hambalang bersama banyak kader partai demokrat lainnya, menyebut kenaikan gas elpiji sebagai opera sabun. Pernyataan Anas tidak bisa diremehkan. Sebab, dia pernah jadi ketua umum partai demokrat dan pernah dekat dengan SBY. Artinya, Anas pernah ikut menyusun strategi pemenangan pemilu partai demokrat.

Rasanya kebanyakan rakyat Indonesia sudah sangat cerdas dan tak bisa dikibuli dengan strategi konyol itu. Atau dengan cara lain bisa ditegaskan, hanya orang pendek akal yang masih bisa terpengaruh dengan strategi pura-pura berfihak pada rakyat seperti yang dipertontonkan sepanjang hari minggu di awal Januari ini. Tragisnya, mengapa hajat hidup orang banyak dijadikan komoditi politik untuk tujuan jangka pendek, sekadar untuk menaikkan citra yang lagi terpuruk. Apa mungkin orang-orang di Pertamina begitu beraninya mengambil keputusan yang tidak memperhitungkan kondisi nyata masyarakat yang daya belinya rendah? Apa pemerintah begitu lemah, sehingga sebuah korporasi yang ada dalam kuasanya bisa seenaknya?

Menariknya adalah, para menteri saling tuding di televisi, disusul dengan sikap partai para menteri yang ramai-ramai tidak setuju harga elpiji naik. Apa presiden memang sudah tidak punya kendali terhadap menteri, atau tatakelola pemerintahan memang semrawut karena kepentingan partai dan pribadi menteri yang pengen ikutan pemilihan presiden lebih menonjol? Bukan kali ini saja para menteri saling tuding.

Pada kala KPK membongkar kejahatan terkait impor sapi yang melibatkan presiden PKS, para menteri dan partai politiknya saling tuding di televisi. Sibuk cuci tangan, padahal yang belepotan wajahnya, bukan tangannya. Begitupun saat ada pekan kondom. Para menteri malah saling kecam. Tampak betul kepentingan partai lebih didahulukan daripada kepentingan rakyat banyak. Sedangkan kepentingan rakyat banyak cuma jadi komoditi politik untuk pencitraan, bukan diurusi dengan sistematis, terstruktur dan terukur. Sungguh panggung dagelan yang tidak lucu. Tidak mengejutkan bila hasil survey menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap partai politik di bawah sepuluh persen.

Bila benar presiden baru tahu setelah harga naik, kita harus menilai ulang secara fundamental sistem tatakelola negara ini. Para pengelola pemerintah, juga pengelola perusahaan yang merupakan milik pemerintah harus dengan keras diingatkan. Negara ini memiliki UUD yang secara jelas menegaskan tentang kewajiban negara dan pemerintah terkait hajat hidup orang banyak. Bisa jadi, ada potensi pelanggaran UUD dalam peristiwa ini yang sangat aneh ini.

Sungguh kejadian ini sangat mengerikan. Hajat hidup orang banyak sepenuhnya dikelola dengan tatacara kapitalis yang hanya berorientasi keuntungan.

Dan yang lebih memprihatinkan, sejauh ini pemerintahan Semakin Butek Yo…gagal memanfaatkan kesempatan berkuasa selama dua periode untuk membangun suatu sistem energi nasional yang berkualitas dan berkeadilan. Sehingga sedikit saja ada gejolak harga di tingkat internasional, negara bangsa ini selalu berada dalam posisi seperti telur di ujung pistol. Akibatnya berbagai kebijakan yang telah diupayakan dengan susah payah untuk memperbaiki kesejateraan rakyat, bisa berantakan jika terjadi fluktuasi harga energi. Itu antara lain terbukti dari meningkatnya angka kemiskinan mendekati 500 ribu jiwa pada masa akhir pemerintahan ini.

Mestinya kejadian ini, dan tertangkap tangannya pengelola SKK Migas oleh KPK bisa menjadi jalan masuk bagi KPK untuk membongkar semua misteri pengelolaan energi di negeri ini. Rasanya bukan rahasia lagi, besarnya uang yang dihasilkan dalam bisnis energi selalu terkait sangat erat dengan kuasa dan pembiayaannya.

Pengelolaan dana energi harus sangat transparan, karena menyangkut hajat hidup rakyat banyak. Karena,

TANPA TRANSPARANSI DAN TATAKELOLA YANG PASTI SERTA TERUKUR, NEGERI INI AKAN JADI ATM PENGUASA TAK BERBUDI.