Apakah masih ada yang bertanya apa sih Imlek itu? Hehe
Imlek adalah nama lain dari Tahun Baru China, ini sama halnya seperti tahun baru masehi atau tahun baru Hijriah bagi umat Islam. Pergantian tahun menurut perhitungan tahun China ini dirayakan dengan berbagai tradisi unik khas Tiong Hoa.
Mari kita lihat lebih dekat mengenai Perayaan Imlek dan Tradisi Uniknya yang melambangkan makna masing-masing.
Diawali dari tradisi sebelum hari H tiba, warga keturunan Tiong Hoa atau Chinese sudah mulai bersiap untuk menyambut Imlek.
Tradisi yang dilakukan yang pertama adalah Membersihkan Rumah. Makna dari tradisi ini adalah melambangkan keyakinan bahwa rumah akan bersih dari keburukan dan siap menerima keberuntungan di tahun yang baru. Maka dari itu penting bagi mereka untuk membersihkan rumah sebelum perayaan Imlek tiba.
Setelah dibersihkan, rumah pun di hias dengan nuansa merah khas imlek. Kenapa ya imlek itu identik dengan warna merah? Nah jawabannya adalah karena warna Merah melambangkan sesuatu yang sejahtera dan kuat, serta membawa keberuntungan. Maka rumah pun di dekorasi dengan kertas-kertas merah yang bertuliskan kalimat-kalimat yang baik.
Tradisi lainnya menjelang Imlek adalah Membeli Pakaian dan Sepatu Baru. Wah asyik ya. Hal ini bukan tanpa makna, namun mereka percaya bahwa penampilan dan sikap yang baru sangatlah penting dalam menghadapi masa depan. Mereka berharap dengan sikap yang baru dan optimis, maka di tahun depan mendapat kemakmuran dan rezeki.
Melunasi atau mengurangi hutang pun menjadi Tradisi unik menjelang Perayaan Tahun Baru Imlek. Warga Tiong hoa berharap dengan melakukan hal ini, maka di tahun depan tidak akan terbebani dengan hutang.
Nah, tiba saatnya hari H Tahun Baru China atau Imlek.
Tradisi apa saja yang dilakukan pada saat hari H tiba?
Yang pertama tentu saja adalah beribadah, sembahyang, nyekar atau membakar dupa di Kelenteng ataupun dirumah.
Beberapa warga Tiong Hoa juga datang ke Kelenteng untuk meramal nasib mereka di tahun depan. Tradisi unik ini masih berjalan hingga kini.
Membagikan Angpao. Inilah tradisi yang paling populer dan sering kita dengar.
Apa sih makna Angpao itu sebenarnya? Apakah Cuma membagikan salam tempel alias uang? Ternyata tidak.
Makna tradisi membagikan angpao pada saat Imlek ini adalah berkaitan dengan transfer energi dan kesejahteraan. Orang yang sudah berkeluarga memberikan rizki kepada orang tua dan anak-anaknya. Begitu juga orang yang cukup mampu, harus berbagi rizki dengan yang tidak mampu.
Di Indonesia, ada pula tradisi berbagi Parcel Imlek pada kerabat atau rekan bisnis yang jaraknya berjauhan. Banyak pilihan parcel Imlek yang dijual di pasaran baik offline maupun online. Bagi yang menginginkan kemudahan, layanan Parcel Imlek Online yang dilengkapi layanan Free delivery menjadi pilihan yang tepat.
Di toko parcel online ParselMart misalnya, mereka menyediakan aneka parcel imlek dengan harga terjangkau dan layanan free delivery se jabodetabek. Hal ini sangat menguntungkan bagi mereka yang memiliki budget terbatas karena tak perlu menambah ongkos kirim parcel.
Ada lagi tradisi unik di perayaan Imlek, yaitu pertunjukan Liong/naga dan Barongsai. Tradisi ini salah satu tradisi wajib pada perayaan Imlek. Naga dan barongsai adalah lambang kebahagiaan dan kesenangan menurut kepercayaan warga Tionghoa. Untuk itu pertunjukan tarian singa dan naga ini tak boleh dilewatkan karena dipercaya membawa hoki.
Nah, setelah membagikan Angpao dan menonton pertunjukan Barongsai, perayaan Imlek dilanjutkan dengan Tradisi Makan-makan. Itu dia sebabnya, menurut salah satu teman saya yang keturunan Tiong hoa, resto-resto selalu penuh di malam perayaan Imlek.
Apa saja makanan Khas Imlek? Yuk kita intip.
Siu Mie
Hidangan yang disajikan pada perayaan imlek biasanya minimal terdiri dari 12 macam masakan dan 12 macam kue. Ini melambangkan 12 macam Shio. Seluruh hidangan didoakan bersama-sama dengan keluarga. Masing-masing makanan memiliki makna tersendiri. Misalnya, Siu Mie melambangkan panjang umur dan kemakmuran, lapis legit melambangkan rizki berlapis-lapis, Ikan sebagai simbol air, serta Bebek atau Ayam utuh sebagai lambang untuk udara.
Ayam dan Ikan
Ayam dan ikan adalah simbol kebahagiaan dan keberuntungan, oleh karena itu sebaiknya disajikan secara utuh.
Jeruk
Jeruk mandarin besar menggambarkan kekayaan, sedangkan jeruk jenis kecil menggambarkan keberuntungan karena kedua jenis jeruk ini adalah buah yang berlimpah-limpah di Cina.
Mie
Mie yang panjang, tidak mudah putus menggambarkan panjang umur. Dalam setiap perayaan, mie selalu hadir sebagai wujud harapan untuk diberi umur yang panjang. Kabarnya, saat makan mie ini tidak boleh dipotong melainkan disantap sampai ujung terakhir!
Bebek
Budi luhur sangat dijunjung tinggi oleh budaya Cina, dan sajian bebek adalah simbol dari kesetiaan dan ketaatan. Sementara itu, telur bebek atau ayam memiliki makna kesuburan.
Kuaci
Asinan dari biji semangka atau labu kuning ini sering menemani saat-saat berbincang di tengah keluarga ketika merayakan Imlek. Arti dari sajian biji-bijian ini adalah memiliki keturunan yang banyak.
Lobak
Lobak disebut cai tou yang juga berarti good luck. Saat perayaan Tahun Baru Cina, sajian lobak menjadi wujud harapan baru untuk beruntung di tahun yang akan dijalani.
Tahu
Tahu tausi, puding tahu, dan banyak lagi kuliner Cina yang menggunakan tahu, namun tahu putih tidak disajikan dalam sajian Imlek karena warna putih berarti kematian atau kesialan. Ini yang perlu Anda ingat, jangan menghidangkan menu tahu saat perayaan Tahun Baru Cina.
Bubur Pantang Saat Imlek
Ada juga makanan yang pantang di makan saat Imlek. Warga Tionghoa biasanya pantang menyajikan dan makan bubur ketika Imlek. Bubur dianggap sebagai simbol kemiskinan. Pantangan lain berkaitan dengan makanan pada perayaan Imlek adalah membalik ikan. Ikan yang dihidangkan tidak boleh dibalik posisinya. Jadi, kalaupun ingin mengambil daging pada sisi lain ikan, posisinya harus tetap dipertahankan. Ikan itu juga tidak boleh habis, melainkan disisakan untuk acara makan keesokan harinya. Ini melambangkan nilai surplus untuk tahun berikutnya.
Tradisi tahunan perayaan Imlek ini menjadi warisan budaya warga Tiong Hoa yang tentu saja memperkaya warisan budaya dunia.
Tulisan dan gambar dalam artilel ini dirangkum dari berbagai sumber dan diolah ulang oleh penulis. Hak cipta sepenuhnya bukan milik penulis.