Gedung Juang 1945 atau Gedung Tinggi Tambun merupakan salah satu gedung bersejarah di Kabupaten Bekasi. Gedung yang menjulang tinggi dan terletak tidak jauh dari perbatasan kecamatan Bekasi Timur di kota Bekasi dengan kecamatan Tambun Kabupaten Bekasi ini pernah menjadi tempat pertahanan pada masa perjuangan kemerdekaan di wilayah Bekasi.
Setelah difungsikan untuk berbagai kegiatan, mulai dari kantor pemerintahan tempat persidangan DPRD, hingga tempat perkuliahan mahasiswa Unisma, gedung ini sekarang tampaknya tidak terurus lagi dan tidak berjalan sesuai fungsinya sebagai peninggalan bersejarah. Banyak kotoran di setiap sudut luar gedung ini dan bau yang tak sedap. Ini membuat siapapun yang datang enggan berlama-lama berkunjung. Bahkan cerita keangkeran yang beredar di masyarakat membuat bulu kuduk merinding ketika berjalan di lokasi ini.
Di tengah kondisi gedung juang yang memprihatinkan dan cerita keangkeran yang beredar di masyarakat, Stasiun Televisi Trans TV memanfaatkannya untuk tayangan program entertainment mistis Rafi Ahmad dkk. Pada gambar screen shoot yang ditampilkan tampak Rafi Ahmad Dkk sedang live streaming di depan Gedung Juang. Langkah ini kemudian dikomentari oleh sejarawan Bekasi Ali Anwar melalui statusnya di Facebook tertanggal 2 Maret 2015:
“Gedung Joang atau Gedung Tinggi Tambun, Kabupaten Bekasi, sedang diperjuangkan oleh sejarawan dan budayawan untuk difungsikan kembali sebagai gedung yang syarat sejarah perjuangan, mengedukasi generasi muda yang berpikir rasional dan religius, memberi tempat bagi bocah-bocah kreatif.
Namun, harapan itu tercabik oleh entertain mistis norak rafi ahmad cs lewat TransTV.
Bukannya memberikan dukungan moril dan materil untuk menyempurnakan tauhid da akhlak, malah ikut melestarikan kemusyrikan.
Siapa juga peminta izin dan pemberi izin?”
Kontan status Ali Anwar tersebut mendapat tanggapan dari netizen Bekasi. Beberapa komentar yang mungkin bisa mewakili diantaranya adalah komentar dari Raden Agah Handoko yang mengatakan: Saya yakin ga minta ijin,karena mau minta ijin sama siapa ?,gedung itu kosong kaga ada yang jaga.saya masuk ngubek2 tuh gedung kaga ada yang nanya atau nglarang seorang pun,malahan banyak anak jalanan yang pada maen kucing2an dalam gedung.mengenai wacana tim cagar budaya akan berkantor di disitu saya sudah dengar sejak dua bulanan yang lalu,pertanyaan saya “akan” nya itu kapan bang ali ??
Komentar ini kemudian dijawab oleh Komarudin Ibnu Mikam “semalem ktemu bg Lepay dn temen2 Wajah, Paku Besi dn Gado2 Betawi..eh, msh ada kwan2 dr TransTV. Trus kita tanya acara ini sudah izin, kata mereka sudah izin bang. ke siapa? mereka jawab ke Jonly dan Pak Bambang…trus juga dah ke kanit…
Komentar Komarudin tersebut kemudian dijawab oleh Raden Agah Handoko “Jonly sama bambang sapa sih bang??,emang gedung juang punya mereka,maen kasih ijin aja tanpa konsultasi sama tim pelestari cagar budaya.”
Berbeda dengan dialog antara Raden Ageh dan Komarudin yang mempersoalkan ijin, dari sisi yang berbeda Agus Kabul Ardiwinata justru berkata “Kenapa melihat sesuatu cuma dari sisi negatifnya saja…padahal secara tdk langsung itu promosi gratis …sehingga diketahui bahwa di Bekasi ada gedung bersejarah dilain sisi itu menjadi koreksi untuk para penguasa Bekasi mengapa Gedung bersejarah itu dibiarkan terbengkalai…maaf kalau ada yg tdk berkenan…”
Dari beberapa percakapan di status facebook Ali Anwar terlihat Gedung Juang memang sudah tidak terurus, sehingga tidak jelas siapa yang berwenang memberikan ijin. Gedung Juang tak lebih sebagai bangunan tua yang telah terlupakan sejarahnya. Bangunan yang lebih layak dibilang gudang penyimpanan barang-barang. Pemerintah Kabupaten Bekasi pun melupakan sejarahnya sendiri. Pemerintah seakan-akan tutup mata untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Padahal sebagai gedung bersejarah, Gedung Juang dapat dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan untuk memperkenalkan sejarah Bekasi kepada masyarakat luas. Idealnya gedung ini bisa digunakan sebagai museum sejarah dan pembangunan Bekasi yang memuat berbagai macam informasi sejarah dari jaman pra kemerdekaan hingga rencana pembangunan masa depan Bekasi (Kabupaten dan kota).
Sebagai warga Bekasi yang hanya bisa melihat dari kejauhan, saya hanya ingin memberi saran singkat kepada pihak-pihak terkait, khususnya pejabat Pemerintah Kabupaten dan Kota Bekasi agar kiranya bisa memanfaatkan gedung-gedung bersejarah untuk tempat belajar bagi masyarakat, belajar tentang sejarah dan berbagai hal terkait lainnya dalam kehidupan bermasyarakat. Para pihak terkait di Bekasi bisa belajar pada pemerintah-pemerintah daerah di Tiongkok yang membangun museum sejarah dan pembangunan di setiap kota sebagai ruang pamer ke publik tentang sejarah kota dan daerah serta rencana pembangunan di masa depan.
Untuk stasiun televisi seperti Trans TV hendaknya lebih bijaksana dalam membuat suatu program dan pintar-pintar memilih tempat, jangan hanya sekedar mengedepankan aspek komersial saja tapi melupakan unsur edukasi. Tayangan mistis yang menampilkan Gedung Juang sebagai subjek bukan mendidik masyarakat dan mendorong masyarakat mengetahui sejarah gedung tersebut, dan ujung-ujungnya sejarah Bekasi, tetapi justru membuat masyarakat takut dan menjauh. Karena itu stop kriminalisasi #eh musyrikisasi Gedung Juang. Jangan tiru Indosat yang ketanggor karena iklan “Lebih Baik ke Ausie daripada ke Bekasi”.