Stop Musyrikisasi Gedung Juang Tambun

Gedung Juang 1945 atau Gedung Tinggi Tambun merupakan salah satu gedung bersejarah di Kabupaten Bekasi. Gedung yang menjulang tinggi dan terletak tidak jauh dari perbatasan kecamatan Bekasi Timur di kota Bekasi dengan kecamatan Tambun Kabupaten Bekasi ini pernah menjadi tempat pertahanan pada masa perjuangan kemerdekaan di wilayah Bekasi.

Setelah difungsikan untuk berbagai kegiatan, mulai dari kantor pemerintahan tempat persidangan DPRD, hingga tempat perkuliahan mahasiswa Unisma, gedung ini sekarang tampaknya tidak terurus lagi dan tidak berjalan sesuai fungsinya sebagai peninggalan bersejarah. Banyak kotoran di setiap sudut luar gedung ini dan bau yang tak sedap. Ini membuat siapapun yang datang enggan berlama-lama berkunjung. Bahkan cerita keangkeran yang beredar di masyarakat membuat bulu kuduk merinding ketika berjalan di lokasi ini.

Di tengah kondisi gedung juang yang memprihatinkan dan cerita keangkeran yang beredar di masyarakat, Stasiun Televisi Trans TV memanfaatkannya untuk tayangan program entertainment mistis Rafi Ahmad dkk. Pada gambar screen shoot yang ditampilkan tampak Rafi Ahmad Dkk sedang live streaming di depan Gedung Juang. Langkah ini kemudian dikomentari oleh sejarawan Bekasi Ali Anwar melalui statusnya di Facebook tertanggal 2 Maret 2015:

“Gedung Joang atau Gedung Tinggi Tambun, Kabupaten Bekasi, sedang diperjuangkan oleh sejarawan dan budayawan untuk difungsikan kembali sebagai gedung yang syarat sejarah perjuangan, mengedukasi generasi muda yang berpikir rasional dan religius, memberi tempat bagi bocah-bocah kreatif.

Namun, harapan itu tercabik oleh entertain mistis norak rafi ahmad cs lewat TransTV.
Bukannya memberikan dukungan moril dan materil untuk menyempurnakan tauhid da akhlak, malah ikut melestarikan kemusyrikan.

Siapa juga peminta izin dan pemberi izin?”

Kontan status Ali Anwar tersebut mendapat tanggapan dari netizen Bekasi. Beberapa komentar yang mungkin bisa mewakili diantaranya adalah komentar dari Raden Agah Handoko yang mengatakan: Saya yakin ga minta ijin,karena mau minta ijin sama siapa ?,gedung itu kosong kaga ada yang jaga.saya masuk ngubek2 tuh gedung kaga ada yang nanya atau nglarang seorang pun,malahan banyak anak jalanan yang pada maen kucing2an dalam gedung.mengenai wacana tim cagar budaya akan berkantor di disitu saya sudah dengar sejak dua bulanan yang lalu,pertanyaan saya “akan” nya itu kapan bang ali ??

Komentar ini kemudian dijawab oleh Komarudin Ibnu Mikam “semalem ktemu bg Lepay dn temen2 Wajah, Paku Besi dn Gado2 Betawi..eh, msh ada kwan2 dr TransTV. Trus kita tanya acara ini sudah izin, kata mereka sudah izin bang. ke siapa? mereka jawab ke Jonly dan Pak Bambang…trus juga dah ke kanit…

Komentar Komarudin tersebut kemudian dijawab oleh Raden Agah Handoko “Jonly sama bambang sapa sih bang??,emang gedung juang punya mereka,maen kasih ijin aja tanpa konsultasi sama tim pelestari cagar budaya.”

Berbeda dengan dialog antara Raden Ageh dan Komarudin yang mempersoalkan ijin, dari sisi yang berbeda Agus Kabul Ardiwinata justru berkata “Kenapa melihat sesuatu cuma dari sisi negatifnya saja…padahal secara tdk langsung itu promosi gratis …sehingga diketahui bahwa di Bekasi ada gedung bersejarah dilain sisi itu menjadi koreksi untuk para penguasa Bekasi mengapa Gedung bersejarah itu dibiarkan terbengkalai…maaf kalau ada yg tdk berkenan…”

Dari beberapa percakapan di status facebook Ali Anwar terlihat Gedung Juang memang sudah tidak terurus, sehingga tidak jelas siapa yang berwenang memberikan ijin. Gedung Juang tak lebih sebagai bangunan tua yang telah terlupakan sejarahnya. Bangunan yang lebih layak dibilang gudang penyimpanan barang-barang. Pemerintah Kabupaten Bekasi pun melupakan sejarahnya sendiri. Pemerintah seakan-akan tutup mata untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Padahal sebagai gedung bersejarah, Gedung Juang dapat dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan untuk memperkenalkan sejarah Bekasi kepada masyarakat luas. Idealnya gedung ini bisa digunakan sebagai museum sejarah dan pembangunan Bekasi yang memuat berbagai macam informasi sejarah dari jaman pra kemerdekaan hingga rencana pembangunan masa depan Bekasi (Kabupaten dan kota).

Sebagai warga Bekasi yang hanya bisa melihat dari kejauhan, saya hanya ingin memberi saran singkat kepada pihak-pihak terkait, khususnya pejabat Pemerintah Kabupaten dan Kota Bekasi agar kiranya bisa memanfaatkan gedung-gedung bersejarah untuk tempat belajar bagi masyarakat, belajar tentang sejarah dan berbagai hal terkait lainnya dalam kehidupan bermasyarakat. Para pihak terkait di Bekasi bisa belajar pada pemerintah-pemerintah daerah di Tiongkok yang membangun museum sejarah dan pembangunan di setiap kota sebagai ruang pamer ke publik tentang sejarah kota dan daerah serta rencana pembangunan di masa depan.

Untuk stasiun televisi seperti Trans TV hendaknya lebih bijaksana dalam membuat suatu program dan pintar-pintar memilih tempat, jangan hanya sekedar mengedepankan aspek komersial saja tapi melupakan unsur edukasi. Tayangan mistis yang menampilkan Gedung Juang sebagai subjek bukan mendidik masyarakat dan mendorong masyarakat mengetahui sejarah gedung tersebut, dan ujung-ujungnya sejarah Bekasi, tetapi justru membuat masyarakat takut dan menjauh. Karena itu stop kriminalisasi #eh musyrikisasi Gedung Juang. Jangan tiru Indosat yang ketanggor karena iklan “Lebih Baik ke Ausie daripada ke Bekasi”.

SeBUAI Punya Hajat

Gedung Juang yang biasanya sepi & cuma rame sama kelelawar aja,hari Sabtu 27 Maret kemaren kembali ‘bergejolak’. Setelah ‘numpang2’ sama para ‘penunggu’,hajatannya SeBUAI pun di mulai. Jam 11 kurang sedikit,acara pun dimulai walaupun sebenernya masih kurang ‘menggigit’. Seperti biasa,tamu yang confirm lebih dari 50,tapi Alhamdulilah,yang confirm dateng malah ngga ada sama sekali. Malah ada tamu dadakan,anak-anak SMKN 2 yang hari Jumat selepas UN,dateng ke gedung juang & liat kita lagi pasang spanduk & mau dateng di acara hari Sabtu plus nyumbang buku.

Jam 11,acara dibuka oleh MC kita hari itu, Mas Wahid. Terus dilanjutin doa oleh Ka Joko. Dan karena Bapa Kepala Suku kita ngga hadir,sambutan pun saya ambil alih (bukan kudeta loh ya). Kemudian ada sambutan dari perwakilan KSGJ yang diwakilin sama Om Day (Dayak-red). Setelah itu, diputarlah profil & video SeBUAI. Temen-temen KSGJ yang fotonya mejeng di profilnya SeBUAI pun rame saling ledek. Waktu video di puter (video ini pernah di puter waktu Amprokan Blogger,masih inget ngga?), temen-temen KSGJ & temen-temen dari SMKN 2 sempet hening (terharu kali ya?hehehehe).

Acara dilanjutin sama sesi diskusi & Tanya jawab antara audience, Team SeBUAI, & temen-temen KSGJ. Tadinya acara diskusi ini mau diisi Tanya jawab antara Pa Harun,Bang Ane (Kepala Sukunya temen-temen KSGJ), dan Ibu Bupati yang tadinya berkenan hadir tentang Pendidikan untuk anak-anak jalanan. Tapi karena ketiganya ngga ada,diganti sama ngobrol-ngobrol santai & acara perkenalan SeBUAI,temen-temen yang dateng & temen-temen KSGJ. Terus ngga lupa, temen-temen KSGJ performance 3 lagu yang disambut tepuk tangan meriah dari penonton. Kata Mba Mila sih,rada sedikit ngaco,tapi yang penting kan having fun lah…hehehehe

Di penghujung acara,datanglah para gerombolan Ibote yang membawa sumbangan buku,meja baca kecil, dan alat tulis. Langsung deh,dengan kegilaan mereka,waaahhh meriah deh jadinya. Team SeBUAI pun bergerak mundur untuk beres-beres ruangan perpustakaan & mendata buku-buku yang dibawa oleh gerombolan Ibote. Saya sendiri di wawancarai 2 orang wartawan, Mas Chandra dari Pikiran Rakyat & Rianna dari Republika.

Jam 1 lebih, rombongan Pa Harun datang & kami pun di briefing oleh Bang Ane untuk koordinasi membawa bantuan korban banjir Kedung Waringin. Acara Pembukaan Perpustakaan SeBUAI pun di closing. Rombongan bergerak ke Kedung Waringin. Total ada 4 mobil yang berangkat kesana. Kami turun langsung ke lokasi banjir & sempet juga keliling dengan perahu karet. Sambil tetep narsis ya.

Total buku yang kami dapat hari itu ada 412 buku, yang merupakan sumbangan dari temen-temen SMKN 2, Mba Mila, Asyaroh, temen-temen Ibote, dan Ka Ghera yang ada di bogor & nitip sama temennya yang kebetulan pulang ke Bekasi.

Terima kasih buat semua yang sudah mendukung SeBUAI sampai akhirnya Pembukaan Perpustakaan Anak Jalanan bisa terlaksana. Terima kasih sebesar-besarnya untuk Allah SWT atas berkah & rahmatNya,buat orang tua kami yang mendukung & mendoakan, buat Pa Harun yang ngga pernah bosen membimbing & selalu di repotkan oleh SeBUAi, buat media Radar Bekasi yang udah menjadi ‘teman dekat’ SeBUAI, Ibu Ajeng , Mba Mila, Asyaroh, Bang Adit dan Maryadi Aris Munandar yang menyempatkan hadir di acara Pembukaan Perpustakaan Anak Jalanan ini.

Ini baru langkah awal,masih banyak cita-cita & misi yang akhirnya terukir dari perjodohan SeBUAI & temen-temen KSGJ. Semoga bisa terlaksana dalam waktu dekat. Dan ngga bosen-bosennya kami minta dukungan & doa kepada temen-temen semua, agar kami selalu bisa ‘membakar’ semangat membantu temen-temen yang kurang beruntung untuk bisa melihat dunia.

Perjalanan Panjang di Hari Minggu

Begitu mulai nulis cerita ini,masih dengan badan pegel-pegel,cape banget,plus bête karena foto-foto kegiatan tiba-tiba menghilang dari memori handphone setelah di kirim ke handphone Pa harun (harusnya di copy malah ke-send -_- )

Kegiatan hari minggu,21 Maret 2010 diawali dengan saya yang biasa ontime,malah belum mandi & siap-siap waktu di jemput Arief ke rumah. Alhasil,gedebak-gedebuk sambil terus di buru-buru sama Mamah,saya pun menyelesaikan ‘ritual’ perempuan kalo mau ke rumah dengan cukup singkat,20 menit aja (biasanya bisa 1 jam). Dari rumah saya,kami bergerak ke Islamic Center Bekasi yang kali ini kebagian jadi meeting point. Ternyata disana sudah ada wahid & Joko. Disusul kami kedatangan Ibu Yani & suami beserta anaknya yang dulu pernah nyumbang buku juga waktu event Car Freeday 21 Februari. Lalu kami juga kedatangan wajah baru,yaitu Edi,Lia,Pita dan Kiki yang mencoba bergabung dengan kegiatan SeBUAI.

Jam 10 tepat,kami berangkat menuju Hembo,Proyek di Jl. Mayor Oking. Syukurlah disana ngga lagi kebanjiran lagi seperti pertama kami kesana. Mas Adi, staf pengajar disana juga baru datang ketika kami sampai disana. Kami pun duduk ngariung di musholla yang juga jadi tempat berkumpul anak-anak. Setelah sedikit memberikan kata-kata pembukaan,kami naik ke ruang atas yang berfungsi sebagai ruang belajar & juga perpustakaan. Team SeBUAI lalu ngobrol-ngobrol dengan beberapa anak yang ada disana & menyerahkan buku untuk keperluan perpustakaan disana. Total ada 86 buku yang disumbangkan hari itu.

Lalu kami turun lagi ke musholla & memulai permainan bersama anak-anak kecil disana. Mereka awalnya malu-malu waktu di suruh memperkenalkan diri. Beberapa anak langsung familiar sama Team SeBUAI Karena sudah pernah ketemu sebelumnya (cerita lengkapnya disini). Lalu saya mengawali permainan dengan membuat permainan “melanjutkan kata”. Jadi, saya memulai dengan kata Makan, lalu anak disamping saya meneruskan kata dengan di awali kata Kan (dari Ma-Kan) dan begitu seterusnya. Yang tidak bisa meneruskan kata,harus keluar dari lingkaran & nanti di hukum. Team SeBUAI pun ikut dalam perrmainan & ngga luput dari hukuman karena ngga bisa melanjutkan kata. Seru banget deh pokoknya. Dalam permainan ini anak-anak di tuntut konsentrasi & kreatifitas dalam melanjutkan kata-kata. Setelah 2 putaran lingkaran,akhirnya Wahid,Kiki,Pita,Eddi,dan Rina harus di hokum. Rina yang masih duduk di kelas 4 SD pun dengan sukarela mengajari Kakak-kakak SeBUAI yang di hokum untuk menyanyi. Kami semua pun larut dalam tawa & gembira.

Permainan dilanjutkan dengan berjalan memutar dalam lingkaran mengikuti lagu. Lalu ketika lagu berhenti,saya meneriakan “stop 2” yang artinya harus berpasangan 2 orang. Lalu lagu di putar lagi, kami pun berjalan memutar lagi. Lalu saya meneriakan “stop 3” yang artinya harus berpasangan 3 orang. Anak-anak senang sekali,walaupun ada sedikit inside nada yang berantem. Yah,biasalaha, anak-anak kan sering salah paham sama temennya. Tapi Team SeBUAI bisa mengendalikan situasi. Kami pun duduk & istirahat sambil minum & ngobrol-ngobrol. Waktu saya Tanya sama anak-anak “cape ngga??” mereka jawab “nggaaaaaaaaaaaaa” dengan kompaknya. Waduuhh….celaka ini! Padahal muka-muka Team SeBUAI udah kelelahan & keringetan banget. Umur emang ngga bisa di bohongin. Hehehehe…..Karena sudah masuk waktu sholat Dzuhur,kami pun sholat berjamaah dengan anak-anak & juga Mas Adi. Selepas sholat,kami pun pamitan karena akan melanjutkan perjalanan ke Babelan untuk survey Perpustakaan disana. Sebelum pulang,foto-foto dulu donk,,,,,

Team berangkat ke Babelan minus Anggri,Putri & Dimas yang pamit ngga ikut rombongan. Kiki,Pita,Saya, dan Lia yang memang Cuma 4 orang perempuan yang tersisa naik mobil. Sementara Arief,Joko,Wahid,Fai,dan Eddy naik motor. Ternyata saudara-saudara, Babelan itu jauuuuuuuuuuuuh sekaliii……………Walaupun jalannya Cuma lurus aja,tapi bener-bener jauh. Team SeBUAI yang emang ngga pernah tau Bekasi bagian utara ini,sempet shock. Dari pasar Babelan,lokasi yang dituju masih lurus terus 5 km sampai jembatan CBL. Dan gedung ALU yang di maksud berada persis di sebelah kanan jembatan CBL. Lantas? Team SeBUAI shock karena perjalanan yang jauh di terik matahari dan kaget dengan lokasi Gedung Alu yang berada di tengah lapangan yang gersang.

Kami langsung disambut oleh Pak Alek & Pak Sanusi. Kami juga dijelaskan tentang rencana pemekaran kabupaten bekasi utara. Kami juga baru tahu kalau ternyata,bekasi utara itu memiliki potensi yang luar biasa hebat. Kami di ajak melihat gedung yang akan digunakan untuk perpustakaan bagi masyarakat disana. Bisa dikatakan masyarakat disana memang agak tertinggal. Fasilitas umum pun sulit dijangkau karena jaraknya sangat jauh. Pak Sanusi bilang “saya & warga disini senang & bangga karena adek-adek dari SeBUAI ini mau membantu kami dalam bidang pendidikan dengan memfasilitasi buku-buku untuk perpustakaan supaya masyrakat disini mendapat pencerahan”. Yah,semoga SeBUAI bisa melakukan dengan maksimal.

Karena hari semakin sore,kami pun bergegas pamit. Dari Babelan,kami menuju UNISMA karena sudah di tunggu Bang Ane untuk koordinasi launching Perpustakaan untuk anak-anak jalanan di Gedung Juang, Tambun yang akan dilaksanakan tanggal 27 Maret 2010. Dari UNISMA,Team SeBUAI menuju basecamp yang ngga lain adalah rumah saya di Taman Narogong. Team pun sempat beristirahat & sholat Ashar sambil menurunkan buku-buku yang merupakan hasil sumbangan dari Bu Yani,Kiki,Pita,Eddi dan Lia. Total ada 2 kardus & 4 kantong plastic besar. Terima kasih semuanya.

Dari rumah saya,Team meluncur ke Kemang Pratama untuk meeting dengan Pa Harun yang hari itu berhalangan hadir dalam kegiatan SeBUAI. Team yang tersisa sore itu tinggal Saya,Arif,Joko,Wahid, dan Fai. Kami pun melaporkan hasil kegiatan SeBUAI yang memang padat sambil merancang kegiatan tanggal 27 Maret. Jam 19.00 meeting pun selesai.

Senin,22 Maret 2010 anak-anak jalanan & pengamen yang tergabung dalam Komunitas Pengamen Jalanan (KPJ) Kota melakukan aksi bersih kota dari mulai Tol Timur sampai ke Pemda. Sedangkan tanggal 23 Maret malam hari,giliran Komunitas Seniman Gedung Juang (KSGJ) melakukan acara syukuran di Gedung Juang yang dilanjutkan acara bersih gedung Juang tanggal 24 Maret 2010 & acara puncaknya tanggal 27 Maret 2010 yaitu launching Perpustakaan SeBUAI di Gedung Juang.

Hmmhh…..bener-bener hari minggu yang panjang & melelahkan. Begitu banyak pengalaman yang kami dapat dan merupakan ‘suntikan’ semangat buat kami. Semoga saja apa yang kami lakukan senantiasa di mudahkan jalannya walaupun dengan segala kekurangan, terutama dalam hal yang agak sensitif (baca:keuangan) Hehehehe…..^^. Tapi itu tidak menyurutkan niat & langkah kami untuk membuat anak-anak yang tidak mampu supaya tetap bisa melihat dunia. Buat temen-temen yang ingin bergabung,kami persilahkan dengan senang hati.

Profil SeBUAI dapat dilihat disini,disini,dan disini

SeBUAI goes to Cikarang

Minggu,14 Maret 2010

Jam 10.00 Team SeBUAI berkumpul di UNISMA untuk konvoi berangkat ke Gedung Juang memenuhi undangan dari Bu Cucu, Istri Bupati Bekasi. Yah,seperti kebiasaan orang Indonesia,pasti ngaret. Akhirnya jam 11.00 kami berangkat. Rombongan terdiri dari Pa Harun,Adyanti,Arief,Nake,Wahid,Fai ditambah Bang Ane ,konvoi 6 motor. Tujuan pertama adalah Gedung Juang, Tambun. Walaupun panas,kami tetap menerjang jalanan bekasi yang macet & crowded.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lumayan panjang,kami sampai di Gedung Juang. Saya,yang bisa dibilang sudah tinggal 21 tahun di Bekasi,baru sekali ini menjejakan kaki di gedung yang merupakan salah 1 saksi perjuangan di masa dulu.

Bangunannya bisa dibilang cukup tidak terawat. Diatapnya menjadi sarang kelelawar yang mungkin jumlahnya mencapai ratusan. Karena dari luar gedung saja,suaranya terdengar cukup keras & bau pipis (ups) kelelawar itu menyengat sekali. Di sisi kanan & belakang gedung kini menjadi markas Pemadam Kebakaran. Di beberapa bangunan juga tampak kerusakan & tidak terawat. Padahal,gedung ini punya nilai sejarah yang berharga & alangkah baiknya kalau perawatannya pun diperhatikan (pe-er buat siapa ya??). Ketika sedang melihat-lihat, yang ditunggu pun datang. Bu Cucu, Istri Bupati Bekasi beserta Bu Tres.

Kesan pertama ketika bertemu Bu Cucu,beliau sosok yang ramah,apa adanya,membumi,& humble. Ini yang membuat kami langsung akrab di menit pertama bertemu. Disana juga ada temen-temen pengamen yang menamakan diri Komunitas Seniman Gedung Juang yang juga merupakan binaan Bang Ane & Pa Harun. Mereka akan mengadakan aksi bersih-bersih Gedung Juang pada tanggal 23 Maret 2010. Nantinya,akan menjadi pusat berkumpulnya para Seniman Jalanan ini. Ketika itu yang datang kesemuanya bisa dibilang angkatan dewasanya,jadi kami ngga ketemu sama anak-anak kecilnya. Menurut informasi dari koordinatornya,jumlah anak-anak kecil disini sekitar 25-30 orang. Keseluruhan dengan yang dewasanya sekitar 50-an orang.

Kami pun berkeliling ke halaman bagian belakang gedung. Hmm….saya takjub sekali melihat gedung peninggalan bersejarah ini. Suasana masa lampaunya benar-benar terasa. Tapi sayang,gedungnya tidak terawat.

Rencananya,temen-temen KSGJ (kelompok seniman gedung juang) akan mulai bersih-bersih dari bagian belakang gedung. Pa Harun pun beraksi, “yawda,nanti nih disini aja kita bikin taman bacaannya ya di ya?kita taro rak-rak disini biar anak-anak juga enak bacanya….”. Ide yang brilian dari kepala suku kami. Saya & teman-teman mengiyakan. Begitu juga dengan Bu Cucu. Bang Ane yang punya hajat ngga mau kalah “iya nanti sambil latihan seni,sambil baca buku kan asik ya di ya?”. Aku Cuma bisa sennyum. Harus berkata apalagi?memang gagasan yang brilian. Fotografer SeBUAI, Nake ,ngga ketinggalan mengambil beberapa angle yang menurut saya,lokasinya okeh punya buat di foto. Sambil sesekali narsis (ini ajaran Pa Harun),kami diskusi tentang project SeBUAI untuk temen-temen KSGJ.

Perjalanan kami lanjutkan ke Kalijaya,Cikarang Barat menuju perkampungan padat penduduk (alasan panas,kami semua ikut di mobil Bu Cucu). Disana,banyak anak-anak yang putus sekolah. Bahkan ada anak umur 16 tahun yang pernah menjadi korban woman trafficking sampai hamil. Duh,bener-bener masyarakat yang kompleks. Mereka senang kedatangan Bu Bupati & SeBUAI. Potret Bekasi yang sebenarnya (ingin jadi wonder woman to do more).

Hari makin siang. Kami pun melanjutkan perjalanan ke daerah pemukiman pemulung. Matahari sedang terik-teriknya. Bu Cucu sampai pakai payung. Disana kami hanya menjumpai segelintir orang. Tapi kami juga ketemu sama anak-anak kecil yang malu-malu ketika kami minta mereka pose untuk di foto. Tapi kalau Team SeBUAI mah jangan ditanya deh. Ngga diminta foto juga langsung action aja (Narsisme by Pa Harun).

Setelah lelah,letih,lapar berkeliling,Pa harun nyeletuk “ini udah jamnya makan siang nih bu cucu…”. Haaa??haduuuhh pengakuan jujur atau todongan ya??Akhirnya rombongan makan siang di Wulansari,Tambun. Dikarenakan jam makan siang yang terlambat hampir 1,5 jam & memang lelah,letih,lapar,ngga pake malu-malu deh kami menyantap hidangan. Dan ngga lupa,foto-foto. Selesai makan,kami kembali ke Gedung Juang untuk ambil motor yang memang di titipkan disana. Bu Cucu pun berpamitan. Kami menghaturkan banyak terima kasih kepada Bu Cucu & Bu Tres yang udah meluangkan waktunya meng-guide kami survey & menjamu kami makan siang. Nake,Pa Harun,Arief (bahkan hampir semua team SeBUAI kekenyangan & kepanasan).

Belum selesai cerita hari ini,Karena dari Gedung Juang,kami kembali ke meeting point di UNISMA untuk evaluasi. Dengan gaya guide professional, Fai mengajak kami duduk di rumput pinggir kali. Tapi pilihan Fai ngga salah,karena suasananya beneran enak. Kesempatan ini (lagi-lagi) ngga disia-siakan untuk bernarsis. Evaluasi pun dimulai. Karena 1 & lain hal,maka next target pembuatan taman bacaan ditujukan di Gedung Juang. Rencananya akan dilaksanakan tanggal 27 Maret 2010 (buat yang mau ikutan,monggo diantosan….). Kami juga membahas rencana Stand SeBUAI di acara car freeday tanggal 21 Maret 2010 yang akan dilanjutkan dengan kunjungan & distribusi buku untuk anak-anak di Hembo,Proyek (dateng ya….).

Karena hari mulai sore,kami pun mulai kelelahan. Apalagi Pa Harun yang terus-terusan meringis nahan sakit kakinya yang keseleo,acara hari ini pun ditutup.

Alhamdulilah,perjalanan yang menyenangkan,mengesankan,dan berharga sekali. Masih banyak yang harus kami perbuat. Dukung & doakan kami ya!